1. Skinny Jeans dan Masalah Pencernaan
Pakaian ketat cenderung bersifat mendorong ke dalam. Pada skinny jeans, bagian yang terdorong adalah perut. Ini bisa menjadi masalah bagi kesehatan Anda. "Terutama pada orang yang terlalu banyak makan," kata Jamie Kaufman, MD, spesialis refluks dan penulis Dropping Acid: The Reflux Diet Cookbook dan Cure. Tekanan pada perut, yang dikenal sebagai tekanan intragastric atau tekanan intra-abdomen, bisa memicu refluks asam (acid reflux), yaitu mendorong asam lambung ke tempat yang lebih rendah yaitu kerongkongan, di mana kerongkongan dan perut bertemu sehingga menyebabkan mulas.
Acid reflux sangat umum terjadi, tidak hanya pada orang dewasa dan tua, tapi juga orang muda. Menurut Dr Kaufman, 37 persen dari kelompok usia 20 - 30 tahun pernah mengalami ini. Bahkan seseorang yang tidak rentan terhadap penyakit ini bisa mengalaminya jika ia terus mengenakan skinny jeans selama dua minggu Kaufman menyarankan agar Anda makan dalam porsi kecil ketika Anda mengenakan skinny jeans untuk mengurangi risiko refluks.
2. Pakaian Dalam Ketat dan Nyeri Saraf
Pakaian kompresi (dirancang untuk menutupi lemak dan perut yang menggembung), seperti korset atau bustier, dan pantyhose tidak hanya membuat tubuh terlihat lebih cantik dan seksi, tapi juga memiliki sisi negatif. "Pakaian ketat, terutama yang fokus di daerah perut bagian bawah dan paha atas dapat menyebabkan kondisi yang disebut meralgia paresthetica, yaitu iritasi saraf depan dan luar paha," kata Orly Avitzur, MD, penasihat ahli saraf dan medis untuk Consumer Reports. Gejala yang paling umum dirasakan adalah nyeri seperti terbakar, kesemutan di daerah paha, dan hipersensitivitas terhadap sentuhan.
3. Dasi dan Kemeja Ketat Bikin Sirkulasi Buruk
Tidak hanya wanita, pria juga bisa mendapat masalah dari berpakaian, khususnya ketika memakai kemeja atau dasi ketat. Dasi yang ketat dapat menyebabkan masalah sirkulasi di leher. Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2011, Stroke Research and Treatment, pada 40 laki-laki sehat yang mengenakan dasi ketat ditemukan perubahan sederhana dalam reaktivitas serebrovaskular, yang berkaitan dengan kemampuan pelebaran arteri dalam otak (penanda potensial untuk stroke).
Penulis penelitian berteori, kemungkinan perubahan tidak cukup mempengaruhi risiko stroke pada orang dewasa sehat tetapi berpotensi mempengaruhi risiko pada orang dewasa dengan faktor risiko stroke .
4. Kain dan Reaksi Alergi
Kata Neeta Ogden, MD, ahli alergi anak mengatakan, beberapa jenis kain dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi. Seperti halnya kain wol menyebabkan reaksi alergi yang disebut contanct dermatitis. "Tandanya, ruam gatal yang kadang terdapat benjolan di atasnya dan tampak kronis," ujar Ogden. Orang-orang yang memiliki kulit sensitif atau riwayat eksim berada pada risiko yang lebih tinggi dari iritasi kain-kain ini.
5. Bahan Sintetis dan Iritasi-Infeksi
Pakaian dye (pewarna celup) adalah penyebab umum dari ruam kulit alergi. "Terutama warna biru dan oranye dalam pakaian dan barang-barang lainnya," terang Ogden. Jika Anda menemukan reaksi negatif dari pewarna, Ogden merekomendasikan agar Anda mencuci pakaian baru sebelum dipakai pertama kali. Bahan sintetis seperti nilon dan Lycra juga dapat menyebabkan masalah bila digunakan sebagai pakaian dalam. Tidak seperti kapas, kain-kain ini tidak menyerap kelembaban dan panas sehingga memungkinkan jamur berkembang biak.
Sifat elastisitas pada kaus kaki, pakaian dalam, dan bra juga dapat menyebabkan ruam pada beberapa orang karena berbahan dasar karet.
Ester Sondang
KOMENTAR