Persiapan Natal idealnya dilakukan jauh-jauh hari. Namun jika waktunya tidak cukup, Anda bisa mengikuti cara yang diberikan Yosephine P. Tyas, S.Kom, MM, RFA. Menurut Senior Associate Advisor Akbar's Financial Check Up ini, Anda harus menetapkan anggaran Natal
agar dapat mengetahui berapa besar uang yang diperlukan untuk menetapkan biaya maksimal tiap kebutuhan dan biaya Natal secara keseluruhan.
Uangnya tentu saja berasal dari penghasilan yang disisihkan setiap bulan atau beberapa minggu sebelum perayaan ini. Jika Anda mampu menabung, misalnya Rp 300 ribu setiap bulan, patuhilah komitmen yang dibuat. Seperti yang dikatakan Yosephine, "Jika tidak memiliki pemasukan bulanan, ada baiknya Anda menyisihkan dana tiap bulan untuk dana Natal. Jika sebaliknya, Anda bisa menggunakan bonus akhir tahun atau THR untuk menutupi keperluan Natal."
Pengajar di IARFC Indonesia ini juga memperingatkan jangan sampai hanya karena tidak membuat anggaran, Anda malah menghabiskan dana dengan menggunakan kartu kredit atau berutang yang hanya menimbulkan masalah di kemudian hari. Jadi, meski tidak sempat menyiapkan dana Natal sejak jauh-jauh hari, Anda tetap wajib membuat anggaran Natal jangka pendek. Dengan catatan Anda juga harus meminimalkan beberapa kebutuhan.
Bagaimana caranya?
1 Tradisi Kado Natal
Jika tradisi ini menjadi reward bagi anak, Anda bisa menegosiasikan langsung jenis hadiahnya dan batasan harganya dengan mereka. Selanjutnya, buatlah keputusan apakah hadiah hanya diperuntukan anak yang masih kecil atau hadiah sistem undian.
Jika opsi kedua yang diambil, mau tidak mau, anak-anak ikut berkontribusi memberi kado Natal pada anggota keluarga lain. Sehingga tradisi tukar kado tak hanya dibebankan pada orangtua.
2 Buat Sendiri
Meski dana dan persiapannya minim, dengan sentuhan kreativitas dijamin Natal tetap meriah. Berikut beberapa ide yang bisa dicoba:
- Membuat makanan dan kue dari resep yang dimuat di tabloid atau internet, bahkan buku resep lama.
- Memakai ulang dekorasi Natal yang lama. Atau, ajak anak-anak membuat hiasan Natal dari bahan daur ulang.
- Ganti pohon cemara dengan menghias salah satu pohon hidup yang ada di rumah. Tapi, jika memang dananya tersedia, sebaiknya Anda membeli pohon Natal artifisial yang masih bisa dipakai untuk tahun depan.
- Buat sendiri hadiah Natal, begitu juga dengan kartu Natal dan kertas kado.
3 Berburu Diskon
Menjelang hari raya Natal dan akhir tahun, biasanya banyak supermarket yang menawarkan diskon besar-besaran. Selain efektif mengurangi pengeluaran, diskon juga kerap membuat orang "kalap mata" atau over buying (membeli secara berlebihan). Hindari dan ingat selalu untuk menggunakan dana yang terbatas dengan bijaksana.
4 Tidak Perlu? Coret!
Jika memang tidak diperlukan, untuk apa dibeli? Langsung coret dari daftar belanja Natal daripada menimbulkan pemborosan. Misalnya, pita mewah untuk dekorasi, peralatan makan baru, atau taplak meja nuansa Natal. Pangkas biaya listrik dengan memusatkan pencahayaan pada pohon Natalnya saja.
5 Kembali ke Makna
Ketika anak marah karena orangtua tidak mampu membeli hadiah Natal yang diharapkannya, Yosephine menyarankan agar orangtua memberi pengertian pada anak tentang makna Natal yang sesungguhnya. "Hari Natal merupakan saat kita mengucapkan syukur atas kasih Tuhan yang tercurah dalam hidup kita. Pada hari Natal jugalah kita diingatkan untuk mencurahkan kasih Tuhan kepada sesama kita," terang Yosephine.
Ester Sondang
KOMENTAR