Mustahil memang ada perkawinan yang bebas dari masalah. Namun selalu ada cara untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut agar perkawinan tak jadi kancah perang. Salah satunya adalah kesediaan/keberanian suami istri untuk senantiasa mengadakan introspeksi diri sekaligus mengevaluasi kondisi perkawinannya. Nah, berikut sejumlah aspek yang mesti Anda kedepankan saat mengadakan evaluasi secara berkala.
* Tujuan Perkawinan
Apa pun alasannya, saat memasuki gerbang perkawinan setiap orang pastilah memiliki tujuan. Apa pula harapan Anda maupun suami saat memutuskan menikah? Sepenuh hati karena Anda mencintainya? Atau semata-mata karena memang kondisi menuntut demikian. Entah MBA alias married by accident ataukah takut dikejar umur? Apa pula pemahaman Anda tentang keluarga? Sebagai totalitas kebersamaan atau sekadar tempat berkumpul bersama? Haruskah ada anak? Jika ya, berapa jumlah anak yang Anda berdua dambakan? Jika suami istri bekerja, bagaimana kesepakatan mengalokasikan waktu antara karier dan keluarga?
* Komunikasi
Bagaimana kesepakatan Anda berdua dalam mengatasi kesalahpahaman? Bukankah latar belakang kehidupan Anda dan suami benar-benar berbeda? Perbedaan suku, kebiasaan, pendidikan dan pola asuh pastilah amat berpeluang memunculkan kesalahpahaman. Bersediakah masing-masing untuk saling menyesuaikan diri? Bagaimana masing-masing pihak berusaha menanggapi dan meredam kemarahan suami/istrinya? Bagaimana pula Anda berdua mengupayakan agar jalur komunikasi tetap terbuka?
* Kehadiran Sahabat
Di sudut mana mereka dianggap cocok untuk ditempatkan dalam skema kehidupan keluarga Anda? Masih sempatkah Anda sesekali menghabiskan waktu bersama mereka? Masihkah sahabat dianggap istimewa dan diterima dengan tangan terbuka setiap kali mereka berkunjung? Tegakah Anda menjauhkan diri dari teman semasa lajang hanya karena pasangan kebetulan tak menyukainya?
* Uang
Bagaimana pandangan Anda berdua mengenai uang? Siapa yang memiliki wewenang memutuskan untuk pos pengeluaran apa saja uang yang Anda peroleh berdua akan dibelanjakan? Cukup adilkah Anda berdua dalam membuat kesepakatan membayar berbagai tagihan/kebutuhan keluarga? Seberapa banyak dan dalam bentuk apa saja penghasilan Anda berdua akan disisihkan sebagai investasi? Apakah masing-masing pihak memiliki keleluasaan untuk pegang uang sendiri? Apa yang langsung terlintas dalam benak Anda bila suami/istri mendapat tawaran kerja dengan gaji/fasilitas menggiurkan namun mengharuskan Anda terpisah jauh dari keluarga?
* Ipar dan Keluarga Besar
Apa peran mereka dalam kebahagiaan perkawinan Anda? Seberapa jauh mereka diperkenankan "masuk" dalam wilayah keluarga inti? Sejauh mana ketergantungan suami/istri pada keluarga besarnya? Bagaimana kesepakatan yang bakal ditempuh bila suatu saat muncul kesalahpahaman dengan mereka?
* Seks
Sebagai pasangan suami istri, cukup puaskah Anda dengan kehidupan seksual selama ini? Jika dirasa kurang, bagaimana Anda mencoba mengatasi kesenjangan tersebut? Semisal mengalami kejenuhan, haruskah diakhiri dengan ketertarikan pada wanita/pria idaman lain? Bagaimana dengan perencanaan keluarga, dalam hal ini jumlah anak dan jarak masing-masing kelahiran?
* Anak
Bagaimana pandangan Anda seputar pola asuh anak? Bagaimana pula kiat-kiat Anda menerapkan hukuman/sanksi dan konsekuensi pada mereka? Siapa yang akan lebih terlibat dalam perawatan dan pengasuhan anak sehari-hari? Bagaimana jika ada anak yang mengalami hambatan/gangguan fisik ataupun mental? Siapkah Anda menghadapinya bersama?
* Agama
Mampukah Anda saling menaruh hormat pada agama pasangan yang mungkin berbeda? Kalau ada perbedaan agama seperti ini, keputusan terbaik seperti apa yang diambil untuk anak? Bagaimana Anda berdua menumbuhuburkan kehidupan beragama secara konkret dalam keluarga?
Yanti
KOMENTAR