Banyak orangtua yang memilih meninggalkan anak di rumah atau dititipkan pada keluarga. Namun tidak jarang orangtua terpaksa atau dengan senang hati mengajak anak ikut ke kantor sebagai alternatif. Terutama pada masa liburan sekolah atau saat baby sitter mudik. Nah, baikkah mengajak anak ke kantor? Adakah dampak tertentu mengajak anak ke kantor dari sisi anak itu sendiri, orangtua, maupun rekan kerja? Berikut penjelasan psikolog Tara de Thouars, BA, M.Psi. dari Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta.
Dari Sisi Anak
Setiap anak, berdasarkan usianya, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi oleh orangtua. Banyak orangtua yang khawatir anak tidak mendapatkan kebutuhan yang seharusnya, seperti kasih sayang, saat ditinggal bekerja. Namun, banyak juga orangtua yang khawatir anak tidak mendapatkan kebutuhan yang sewajarnya bila ikut orangtua ke kantor. Misalnya kebutuhan bermain dengan teman-teman, istirahat yang cukup dan nyaman, dan sebagainya.
Rentang usia anak yang masih sangat sulit ditinggal orangtua bekerja adalah pada usia 1-5 tahun. Pada usia ini, anak memerlukan perhatian yang sangat ekstra dari orangtua untuk tumbuh kembang secara fisik maupun psikologis. Anak juga sedang aktif-aktifnya mengeksplor dunia di sekelilingnya dan banyak belajar mengenai lingkungan di sekitarnya, sehingga sangat disayangkan apabila sebagian besar waktunya tidak berada di samping orangtuanya. Pada rentang usia ini pula, anak belum memasuki sekolah dasar sehingga masih banyak memiliki waktu luang yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk perkembangan optimal anak.
Usia 0-18 bulan merupakan usia di mana anak membutuhkan kedekatan secara fisik dan psikologis dengan orangtua. Di usia ini anak masih memerlukan kepuasan secara oral (menyusui) dari ibunya. Semakin berkualitas kedekatan anak dan ibu pada masa ini, maka semakin baik perkembangan anak. Sayangnya, terkadang kondisi di kantor belum tentu memungkinkan orangtua untuk menyusui anak dengan nyaman, baik dari kondisi tempat, waktu yang terbatas, maupun kegiatan menyusui yang banyak teralih karena kegiatan di kantor.
Usia 18 bulan-3 tahun merupakan usia di mana anak sudah mulai ingin mencoba melakukan banyak hal secara mandiri, seperti berjalan, berbicara, bermain, dan lain-lain. Peran orangtua di masa ini adalah memberikan fasilitas yang tepat untuk anak belajar. Sekaligus memerhatikan/mengawasi kemajuan dan kesulitan anak ketika berusaha untuk menguasai kegiatan dan lingkungan di sekitarnya. Tanpa fasilitas yang tepat di kantor, anak akan mengalami kesulitan atau terbatasi untuk menguasai kegiatan-kegiatan yang berguna untuk tumbuh kembangnya.
Usia 3-5 tahun merupakan usia di mana anak mulai memberikan tujuan atas tingkah lakunya dan banyak mengeksplorasi lingkungannya secara lebih mendalam dan berarti. Seperti belajar menulis, berbicara dengan kalimat yang tepat, bermain dengan imajinasi.
Pada masa ini, interaksi dengan lingkungan sosial (keluarga, teman) dan fasilitas yang memadahi untuk anak belajar dan mencapai tujuan dari kegiatannya menjadi sangat penting. Anak pun banyak melakukan observasi dan menirukan lingkungan sekitarnya. Pertemuan yang terbatas dengan orang-orang di sekitarnya dan fasilitas untuk belajar dan bermain yang terbatas dapat menghambat perkembangan ini.
Sebenarnya tidak ada usia anak yang dikatakan sudah sesuai atau tidak sesuai untuk diajak ke kantor, selama semua berada pada pengawasan orangtua, tidak mengganggu pekerjaan, dan berada pada lingkungan kerja yang kondusif. Akan tetapi, semakin dewasa anak, semakin ia dapat lebih mengatur perilakunya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kantor.
Namun demikian, di samping kekhawatiran mengajak anak ke kantor, terdapat pula kelebihan-kelebihan yang didapatkan oleh anak jika ikut ke kantor bersama orangtua. Pertama, anak akan selalu merasa dekat secara fisik dan psikologis dengan orangtua. Apabila diperlakukan dengan tepat di kantor, anak tidak akan kehilangan kasih sayang dan ikatan dengan orangtua.
Kedua, anak mengenal lebih dekat dan mengobservasi perilaku orang tuanya di kantor. Ketiga, anak selalu berada pada pengawasan banyak orang (orangtua dan rekan kerja). Keempat, anak belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang usianya jauh berada di atasnya.
KOMENTAR