- Jangan membandingkan anak Anda dengan anak lain.
- Kembangkan bakat anak di bidang lain agar ia tidak merasa rendah diri.
- Masukkan anak ke sekolah yang tidak semata-mata mementingkan hafalan. Dan, pilahlah materi hafalan dan materi yang cukup dipahami konsep besarnya.
Alternatif Penanganan
Agar kesulitan menghafal ini tidak berkelanjutan hingga anak dewasa, ada baiknya orangtua mengantisipasinya sejak awal. Caranya, coba perhatikan hal-hal di bawah ini.
- Harus membuat sesuatu yang dihafal (bahan hafalan) dekat dengan kehidupan anak. Misal, penjelasannya harus konkrit (bisa dilihat, diraba) agar anak bisa lebih cepat mengenali pola recognition-nya (objek, kata, kalimat, dan lain-lain). Hal ini lebih mudah dilakukan anak agar anak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan sampai pada kebutuhan yang sangat kecil.
- Melatih atensi dan konsentrasi anak dengan cara mendampingi anak ketika sedang belajar (terutama soal menghafal) dan memberikan ruang yang kondusif sehingga ia lebih fokus. Usahakan agar waktunya tidak terbagi dengan kegiatan yang lain. Jadi, saat anak sedang belajar, jangan menyuruhnya melakukan hal lain atau membiarkan ia berada di tempat yang salah (seperti belajar di depan televisi). Ini dilakukan semata-mata untuk menghindari konflik yang menyebabkan konsentrasi terpecah.
- Mind mapping merupakan salah satu cara mengajarkan anak untuk menghafal yang tepat. Apalagi jika anak tidak terbiasa belajar dengan cara sistematis. Mind mapping paling sederhana adalah mengaitkan objek hafalan dengan contoh yang dapat diaplikasikan dalam keseharian. Anda bisa menggunakan pengklasifikasian benda atau kata dengan diagram, garis, atau yang lainnya. Yang penting, gunakan konsep "kategorisasi" agar pola pikirnya jadi lebih runtut dan memudahkan dia mengaitkan sesuatu dengan yang lain.
- Jika masalahnya developmental delay atau keterlambatan perkembangan, gunakan pola "mengulang" sampai anak betul-betul hafal.
- Kenali gaya atau kebiasaan belajar anak. Apakah anak merupakan tipe auditory (pendengar), visual, atau taktil kinestetik dengan cara meraba atau memegang (biasanya dilakukan pada anak disleksia), atau yang lain. Apapun gayanya, itu dapat membantu anak menghafal lebih cepat.
Ester Sondang
KOMENTAR