Itu dapat terjadi karena di atas usia 2 tahun adalah masa critical, yaitu masa di mana anak tiba-tiba banyak sekali bicaranya. Alhasil, ia yang tadinya mengalami kelambatan bicara, setelah usia 2,5 tahun bisa dengan cepat mengalami pematangan bahasa karena ia memulainya setelah lebih dewasa. Pengucapannya lebih baik, pemahamannya lebih besar, dan perbendaharaan katanya lebih banyak.
Pada kasus semacam ini, "Perkembangannya pun biasanya sangat menakjubkan," kata Mayke yang lalu menuturkan pengalamannya menangani seorang anak usia 2 tahun belum bisa bicara. "Hanya dalam beberapa bulan, perkembangan bicaranya pesat sekali. Artikulasinya langsung baik, susunan kalimatnya juga benar, karena pemahamannya sebenarnya sudah baik, sehingga ketika ia praktekkan menjadi lancar."
Pada kasus lain, cerita Mayke, ada seorang anak lelaki (2,5 tahun) yang belum bisa bicara lantaran orang tuanya bekerja dan sibuk. Suatu ketika, si anak diajak berlibur oleh orang tuanya, sehingga ia bisa berada bersama orang tuanya cukup lama. Tiba-tiba perbendaharaan katanya meningkat dan perkembangannya pun sangat pesat. "Jadi, kedekatan dengan orang tuanya ikut memacu si anak," ujar Mayke.
LINGKUNGAN PENDIAM
Tapi jika sampai usia 2,5 tahun bahasa komprehensif (pemahaman) maupun ekspresifnya (verbal) belum memadai atau lebih dari 50 persen kata-katanya tak dapat dimengerti, sebaiknya anak segera dibawa ke psikiater atau neurolog dan psikolog.
Jika tak segera dibenahi, bisa jadi suatu ketika anak dapat bicara tapi perbendaharaan katanya sangat sedikit. Akibatnya, "Dia akan tertinggal dalam memahami bacaan, menganalisa tulisan, dan mengungkapkan pikirannya. Jadi,akan terlihat dampaknya saat ia sekolah," tutur Mayke.
Mengenai penyebab keterlambatan bicara, menurut Mayke dan Pranindyo, bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena pusat bicaranya yang terdapat di otak belum matang atau ada gangguan perkembangan otak yang disebut disphasia. Bisa pula karena susunan alat-alat bicaranya (seperti susunan gigi-geligi dan bentuk lidah atau anak lidah) yang tak sesuai, sistem pendengaran terganggu, atau karena keterbelakangan mental.
Jika ternyata menurut dokter penyebabnya bukan masalah organis, maka bisa dipastikan keterlambatan perkembangan itu dikarenakan kurangnya stimulasi dari orang tua. Misalnya sejak bayi tak pernah diajak bicara karena orang tuanya sibuk bekerja sehingga si bayi hanya ditinggal di boksnya dengan pengasuh yang mengerjakan hal-hal lain.
Bisa pula terjadi karena ibunya pendiam. Beda dengan anak dari keluarga yang "cerewet", biasanya perkembangan bicara si anak juga cepat lantaran orang tua banyak mengajaknya bicara, menyanyi, sering memperdengarkan musik atau lagu, dan lainnya.
Nah, pada kasus anak yang kedua orang tuanya bekerja atau pendiam, ia tak akan mengalami gangguan keterlambatan bicara bila mendapatkan pengasuh yang suka bicara. Tapi jika pengasuhnya ternyata pendiam juga, ya, jangan harapkan ia akan bisa cepat bicara.
Untuk mengatasinya, anak dapat dimasukkan ke play group bila memang dananya ada dan fasilitasnya memungkinkan. Jadi, anak bisa bergaul dengan sesamanya sehingga terpacu untuk lebih sering berkomunikasi. "Tapi jika ibu punya waktu dan dapat menanganinya sendiri, tentu akan lebih baik," ujar Mayke.
LATIH TIAP HARI
KOMENTAR