Sedangkan penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, dan amuba. Bisa jadi juga akibat salah mengonsumsi makanan. Protein susu sapi merupakan bahan makanan terbanyak penyebab diare. Makanan lain penyebab timbulnya alergi ialah ikan, telur, dan bahan pewarna atau pengawet.
Cara Mengatasi:
Ketika diare, jaga jangan sampai terjadi dehidrasi. Usahakan si kecil tetap minum (ASI, susu formula, atau cairan lain). Pada anak yang sudah lebih besar, berikan larutan oralit. Biasanya balita perlu sekitar 3 bungkus oralit yang masing-masing dicampur ke dalam 200 cc air. Jangan berikan sekaligus, tapi sedikit demi sedikit sampai habis. Hindari memberi makanan yang merangsang timbulnya sakit perut. Untuk sementara, beri makanan lembek agar mudah dicerna.
MAG
Biasanya dokter lebih memilih istilah dispepsia untuk gejala-gejala seperti perut kembung dan agak perih yang terjadi pada anak-anak. Namun orang awam sering mengasosiasikan gejala tersebut sebagai mag. Padahal, mag pada anak-anak tidak sama dengan yang terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya, mag pada orang dewasa biasanya bisa sampai mengakibatkan luka lambung. Sedangkan pada anak jarang terjadi, paling hanya iritasi lambung.
Penyebab iritasi umumnya karena anak mengonsumsi makanan yang sebenarnya belum dapat diterima lambung, semisal makanan pedas. Tidak semua anak tahan dengan makanan pedas. Bahkan selain bikin perut perih, makanan pedas bisa berakibat lebih parah, yakni muntah-muntah dan BAB berdarah.
Cara Mengatasi:
Sebaiknya bila ada gejala-gejala dispepsia, anak harus diperiksa dan diobati lebih lanjut. Untuk sementara, hindari makanan yang asam berminyak, pedas, dan juga minuman seperti soft drink. Jika perutnya sakit, berikan makanan lunak.
Faras
KOMENTAR