84Persentase jumlah wanita yang menjadikan seks sebagai sarana untuk meminta suami mereka turun tangan membantu pekerjaan rumah tangga.
Ya, foreplay kini berubah menjadi choreplay. Meski mengejutkan, menurut para seksolog, sedikit "suapan" dalam urusan ranjang seperti ini masih bisa dibenarkan. Soalnya, mayoritas perempuan masih ditempatkan di garis depan untuk menyelesaikan segala urusan domestik.
Berbagai studi menyebutkan bahwa wanita cenderung tertarik berintim-intim kalau semua urusannya di rumah tertangani dengan baik. Seharusnya fakta ini memotivasi para suami untuk ringan tangan membantu istrinya menyelesaikan pekerjaan rumah.
3,5Ukuran rata-rata penis dalam inci selagi tidak ereksi.
Meski penisnya tak bermasalah, pria seringkali begitu khawatir kalau-kalau penis mereka terlalu kecil dan kurang panjang. Padahal ukuran 3,5 inci (=8,89 cm) dalam kondisi tidak ereksi setara dengan penis sepanjang 5 inci (=12,7 cm) dalam keadaan ereksi.
Dengan memperhitungkan bahwa mayoritas ujung-ujung saraf yang memberi kontribusi pada organ-organ seksual wanita berada di permukaan vulva dan kedalaman sepanjang 5 cm pertama lubang vagina, tentu saja penis berukuran rata-rata sudah lebih dari cukup.
Berdasarkan riset pun wanita sebetulnya tak kelewat mempersoalkan ukuran penis suaminya. Bagi mayoritas wanita, penis bersih justru lebih penting dari penis yang besar dan panjang. Jadi, lupakan segala macam pil kuat dan pompa khusus yang diklaim bisa memperpanjang dan memperbesar ukuran penis Anda. Ritualitas mandi bersama sebelum berintim-intim justru amat didambakan para istri.
200 Jumlah kalori yang rata-rata dibakar saat berintim-intim selama 30 menit.
Jangan kelewat khawatir kalau Anda tak sempat ke gym namun selalu punya waktu untuk berintim-intim. Boleh-boleh saja Anda mengandalkan semua peralatan di gym untuk mengurangi berat badan dan mempertahankan kebugaran tubuh. Akan tetapi ada baiknya jadwalkan aktivitas berintim-intim ke dalam daftar rutinitas Anda. Mengapa? Tak lain karena aktivitas seksual termasuk "olahraga" meskipun tak cukup untuk membakar timbunan lemak di paha atau perut Anda.
20 Persentase jumlah koresponden yang menjalin hubungan seks dengan mitra kerja.
Berdasarkan sejumlah riset, tidak sedikit yang menganggap kantor sebagai tempat yang paling menantang untuk menjalin aktivitas seksual. Bahkan kini ada kecenderungan kasus-kasus perselingkuhan terjadi di antara sesama rekan kerja. Bisa dipahami karena mereka yang masih berstatus lajang kini lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor. Tak heran kalau peluang mereka untuk mendapatkan pasangan di luar kantor jadi semakin terbatas.
Kendati tak semua relasi asmara di tempat kerja perlu dihujat, ada beberapa tipe relasi tertentu yang patut diwaspadai. Kalau Anda sudah menikah, contohnya, berhati-hatilah jangan sampai terjebak dalam relasi persahabatan yang diwarnai dengan aroma saling menggoda. Bukan tidak ini akan mengarah pada perselingkuhan emosional yang berujung pada perselingkungan seksual.
Sebaliknya, kalau Anda masih berstatus lajang dan merasa tertarik pada seseorang di tempat kerja, pastikan ia berasal dari unit kerja lain serta bukan atasan atau bawahan langsung Anda.
2 Batasan waktu dalam hitungan menit untuk memastikan apakah seorang pria mengalami ejakulasi dini atau tidak.
Ejakulasi dini banyak dialami para pria namun Anda tidak bisa mencap pria yang mengalaminya sebagai sosok pemalas, egois dan kekanak-kanakan. Berdasarkan penelitian mutakhir, ejakulasi dini sangat mungkin diturunkan secara genetik. Mereka yang mewarisi gangguan ini bahkan sama sekali tak mampu memasukkan penisnya ke vagina lantaran sudah terlanjur ejakulasi selagi masih taraf pemanasan.
Nah, daripada sibuk berburu pil biru yang digembar-gemborkan bisa mengatasi gangguan ini meski sebetulnya tidak, mengapa tidak beralih pada terapi perilaku (behavioral) yang lebih aman karena sama sekali tidak memiliki efek samping? Tanpa mengandalkan obat-obatan, terapi ini lebih mentitikberatkan agar penderita fokus pada pikiran-pikirannya untuk menunda ejakulasi. Mereka diingatkan pula untuk tidak semata-mata terpaku pada hubungan seksual mengingat masih ada banyak cara untuk mengantarkan istri mencapai orgasme.
12 Persentase jumlah pasangan yang sudah menikah namun memutuskan tidur terpisah.
Yang mengejutkan, ternyata dalam banyak kasus, tidur terpisah lebih sehat, lho! Sejumlah pasangan memutuskan tidur sendiri dengan berbagai alasan, di antaranya kebiasaan ngorok atau mengalah karena anak tak punya kamar tidur sendiri.
Mengorok memang mengganggu tidur, padahal tidur nyenyak penting bagi kesehatan. Catatannya, meski tidur terpisah, tetap harus diupayakan waktu luang untuk membina keintiman dan beraktivitas seksual secara rutin.
Yang dikhawatirkan, tidak tidur seranjang akan membuat Anda cenderung melupakan nikmatnya bercinta dengan pasangan. Kondisi ini tentu saja amat potensial memunculkan masalah baru, yakni benih-benih perselingkuhan.
20 Tenggang waktu dalam hitungan menit yang rata-rata dibutuhkan pasangan untuk foreplay.
Foreplay memegang peran penting dalam menentukan kualitas hubungan intim. Selain membuat wanita merasa tidak dimanfaatkan atau semata-mata dijadikan alat pemuas nafsu suaminya, foreplay juga membuat hubungan lebih intim.
Wanita umumnya butuh waktu foreplay lebih lama dibandingkan pria sehingga ia bahagia dan terangsang hingga ia benar-benar siap secara seksual.
Waktu sekitar 10-20 menit untuk foreplay inilah yang akan menentukan relasi seksual bakal memuaskan atau tidak bagi kedua belah pihak.
Perlu diingat, kulit di sekujur tubuh menanti untuk dijadikan sarana eksplorasi seksual yang tiada batasnya, lho. Selain itu, otak juga merupakan organ seksual yang amat potensial. Hingga amat disarankan untuk berbagi pengalaman "liar" atau ngobrol seputar hal-hal yang bisa membangkitkan gairah seksual selama foreplay.
103 Angka yang menunjukkan rata-rata aktivitas seksual yang dilakukan setiap orang sepanjang tahun.
Tidak ada angka pasti yang bisa dijadikan rumus baku untuk menjawab kuantitas hubungan seksual. Secara umum, mengurangi frekuensi seks akan menurunkan gairah seksual, begitu juga sebaliknya.
Artinya, kalau Anda fokus untuk berintim-intim seminggu sekali, peluang menikmatinya justru akan lebih besar bila Anda menginginkannya lebih dari itu dan jika benar-benar serius memikirkannya.
Wanita yang setidaknya beraktivitas seminggu sekali ternyata kadar testosteronnya tetap terjaga. Kondisi inilah yang membuat mereka merasa sehat dan tetap memiliki gairah seksual serta tetap penuh semangat menjalaninya. Kalau malam ini Anda berniat mengajak suami berintim-intim, konsentrasikan pikiran Anda pada aktivitas tersebut dan Anda pun akan puas merasakan hasilnya.
48 Persentase jumlah wanita yang berpura-pura orgasme.
Kendati sebenarnya sangat mungkin ada lebih banyak wanita dan entah berapa kali mereka berpura-pura orgasme. Sikap pura-pura ini tentu saja merupakan cerminan dari adanya masalah-masalah di seputar relasi suami istri.
Bila Anda dan suami saling cinta dan menaruh peduli, mengapa harus berpura-pura? Kalau Anda memang tidak bisa mencapai orgasme, jujurlah saja pada diri sendiri dan suami. Kemudian simak apa yang kira-kira jadi penyebabnya. Anda memang sedang tidak in the mood? Atau, ada hal-hal lain yang memenuhi benak Anda? Apakah Anda tidak lagi mencintai pasangan? Anda sedang marah padanya? Jangan salah, tubuh pandai, lho "mengungkapkan" pikiran-pikiran tersembunyi yang tidak ingin Anda akui.
Mereka yang cenderung selalu berpura-pura ini mestinya waspada. Karena ibarat mengenakan sandal yang licin, berpura-pura akan memaksa Anda untuk terus berpura-pura. Kalau sudah begini, relasi seperti apa sih yang Anda bangun dengan suami? Anda sendiri, kan, yang rugi? Nah, daripada terus berpura-pura, mengapa tidak membicarakannya dengan suami. Katakan, sesekali tidak masalah Anda tak mencapai puncak kenikmatan, namun jangan lupa mengutarakan alasan mengapa kali itu Anda tak bisa orgasme. Jangan salah, setiap kali berpura-pura, setiap kali itu pula yang bersangkutan kehilangan kesempatan untuk menjalin komunikasi, menikmati kehidupan seksual sekaligus membina relasi yang hangat dengan pasangan.
Paskaria
KOMENTAR