Lebih dari separuh anak-anak balita berjalan jinjit, akan berhenti melakukannya sendiri sekitar usia 5 tahun. Dan berdasarkan studi terbaru, kebanyakan anak yang berjalan jinjit tidak akan memiliki masalah perkembangan maupun neuropsikiatrik.
"Berjalan adalah suatu tonggak penting dan tidak tipikal, kendati sering menjadi perhatian orang tua dan dokter," ungkap Lee Beers, MD, dokter spesialis anak yang berpraktek di Children's National Medical Center di Washington, DC., dalam jurnal Pediatrics. Studi ini mendukung pernyataan, anak berjalan jinjit juga dapat berkembang dengan baik ke depan.
Memang, berjalan jinjit dapat menyertai gangguan seperti cerebral palsy dan distrofi otot, tetapi juga siklus alami anak-anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Dalam kasus tersebut, dikatakan penyebab jalan jinjit adalah idiopatik. Demikian yang ditulis Pahr Engstrom, MD, dari Karolinska Institutet di Stockholm. Menurut Engstrom, jalan jinjit ini dapat berhubungan dengan saraf atau otot, atau campuran keduanya, atau faktor lain yang tidak diketahui.
Studi Membuktikan
Orang tua dari 1.400 anak-anak berjalan jinjit telah berpartisipasi dalam studi yang dilakukan di Blekinge County di tenggara Swedia. Pada pemeriksaan rutin, orang tua diminta menjawab pertanyaan mengenai anak mereka yang berusia 5,5 tahun berjalan jinjit. Dan, inilah yang para peneliti menemukan:
Hampir 5% dari semua balita berjalan jinjit di beberapa waktu. Namun, pada usia 5,5 tahun, kurang dari setengah tak lagi berjalan jinjit dan sedikit sekali masih berjalan jinjit.Anak berjalan jinjit biasanya mulai melakukan hal itu ketika mereka pertama kali berjalan secara independen, beberapa bisa bertahan selama tahun pertama. Mereka melakukannya selama satu sampai dua tahun sebelum akhirnya dapat berjalan normal.Anak-anak yang masih berjalan jinjit pada usia 5,5 tahun hanya melakukannya dalam sekitar 25% waktunya sehari.Anak-anak dengan gangguan kognitif atau neuropsikiatri didiagnosis seperti autisma, cenderung berjalan jinjit. Namun dalam penelitian, 41% anak-anak golongan tersebut berjalan jinjit saat ini maupun di masa lalu.
Hampir 5% dari semua balita berjalan jinjit di beberapa waktu. Namun, pada usia 5,5 tahun, kurang dari setengah tak lagi berjalan jinjit dan sedikit sekali masih berjalan jinjit.
Anak berjalan jinjit biasanya mulai melakukan hal itu ketika mereka pertama kali berjalan secara independen, beberapa bisa bertahan selama tahun pertama. Mereka melakukannya selama satu sampai dua tahun sebelum akhirnya dapat berjalan normal.
Anak-anak yang masih berjalan jinjit pada usia 5,5 tahun hanya melakukannya dalam sekitar 25% waktunya sehari.
Anak-anak dengan gangguan kognitif atau neuropsikiatri didiagnosis seperti autisma, cenderung berjalan jinjit. Namun dalam penelitian, 41% anak-anak golongan tersebut berjalan jinjit saat ini maupun di masa lalu.
Yang Orangtua Harus Tahu
Bagi orang tua, penting memahami bahwa berjalan jinjit tidak selalu menunjukkan masalah pada kebanyakan anak, demikian ungkap Jonathan Strober, MD, seorang ahli saraf pediatrik di Rumah Sakit Anak UCSF Benioff di San Francisco.
Kendati demikian, katanya, banyak orang tua menjadi khawatir saat anak mereka mulai berjalan jinjit. Salah satu responden mengaku demikian. Setelah diobservasi, ternyata putrinya baik-baik saja.
KOMENTAR