Bukan berarti mereka yang kurus lebih cepat terangsang, lo. Mereka yang berbadan subur pun memiliki banyak saraf sensoris yang muncul ke permukaan. Selain itu, pria dan wanita juga belum tentu sama titik-titik rangsangannya. Jadi, bila suami mudah terangsang di tempat tertentu, tak berarti istrinya bisa terbangkitkan pula libidonya di tempat yang sama tadi. Begitu pun sebaliknya. Hanya di bagian-bagian tertentu saja ada kesamaan, umumnya daerah sekitar payudara, kelamin, dan anus.
Namun, tak semua daerah yang memiliki daya tarik seksual juga merupakan simpul saraf sensorik. Malah, bisa jadi daerah tersebut kelewat sensitif. Hingga, kala disentuh/dipijat, bukannya pasangan terangsang, malah mematikan gairahnya sekaligus merasa kegelian. Sebagai contoh, daerah pusar. Jadi, hati-hati, ya, Bu-Pak, untuk daerah yang satu ini.
Akan halnya daerah punggung yang menurut Ferryal kerap dilupakan banyak pasangan, justru punya banyak simpul sensorik yang langsung berhubungan ke saraf pusat di otak. Terutama daerah sepanjang tulang punggung, dari leher hingga bokong.
TERGANTUNG KEBUTUHAN
Tentunya, memberi sentuhan pada pasangan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, tergantung kebutuhan dan waktu yang disediakan pasangan. "Kalau memang punya waktu luang agak banyak atau tengah dalam kondisi santai, tak ada salahnya saling memberikan sentuhan sebagai bagian dari foreplay yang bisa berlanjut dengan hubungan intim," kata Ferryal.
Namun tak berarti tiap kali memberikan sentuhan harus diakhiri dengan aktivitas berintim-intim, lo. Kalau hanya sekadar saling berpegangan tangan sepanjang perjalanan, kan, enggak harus begitu tiba di rumah langsung masuk kamar untuk berintim-intim? Artinya, kita bisa menunda hingga beberapa jam untuk berintim-intim bila kondisi memang sudah memungkinkan. Tentunya tanpa ada paksaan dari salah satu pihak atau salah satu pihak merasa terpaksa melakukannya. Termasuk pula dalam memberi dan menerima sentuhan, tak boleh ada yang merasa terpaksa.
Selain sebagai foreplay, sentuhan pun amat disarankan ada saat afterplay. Hanya saja kalau foreplay lebih merupakan bentuk eksplorasi, sementara selagi afterplay lebih merupakan ungkapan perhatian yang tak membutuhkan teknik-teknik kelewat njlimet karena sebatas membantu pasangan agar relaks.
Pijat dan Massage
Sentuhan berupa pijatan hendaknya dibedakan dengan massage atau masase. Masase, jelas Ferryal, lebih mengarah pada elusan/rabaan karena hanya bertujuan membantu relaksasi otot-otot. Sementara pijatan biasanya disertai tekanan lebih keras dan mendalam karena mengarah ke terapi/pengobatan, semisal memperbaiki penjepitan saraf, keseleo, dan lainnya. Namun pijatan dan masase punya alur yang sama, yaitu bisa dengan mengikuti persarafan, bisa pula pembuluh darah.
Yang berkaitan dengan pembuluh darah, dianjurkan gerakannya searah dengan aliran darah. Kalau tidak, bisa menimbulkan keluhan baru, minimal mengganggu sirkulasi darah. Sedangkan yang berdasarkan titik-titik saraf, gerakannya bisa dimulai dari mana saja dan ke arah mana pun. Jikapun mau terarah, tak jadi soal, malah lebih efisien, baik dalam hal waktu maupun tenaga si pemijat. Bukankah dengan terarah, kita jadi tahu bagian mana yang sudah dipijat dan belum? Hingga, tak terjadi pemijatan ulang pada bagian yang sudah dipijat, sementara yang belum dipijat juga takkan terlewatkan.
Tak ada pula aturan yang mengharuskan pijatan dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jikapun dianjurkan awalnya dari anggota gerak duluan, lebih pada teknik pendekatan ke pasangan.
Pemijatan bisa dilakukan dengan tapak tangan, punggung tangan, ataupun buku-buku jari. Pemijatan di tempat-tempat lunak atau lemaknya lebih tebal, lebih cocok kalau menggunakan buku-buku jari dengan tekanan agak dalam. Sedangkan daerah-daerah berlemak tipis atau kurus, gunakan permukaan lembut seperti tapak tangan. Akan halnya punggung tangan digunakan untuk memijat bagian-bagian yang kadar lemaknya sedang-sedang saja. Soal tebal-tipisnya lemak, masing-masing hendaknya "berhitung" karena ketebalan lemak tiap orang berbeda, tergantung struktur tubuh dan penimbunan lemaknya.
Untuk memudahkan pergerakan dan mempercepat relaksasi otot-otot, dianjurkan menggunakan minyak saat pemijatan. Akan lebih baik bila minyaknya menebarkan aroma alam karena bisa meningkatkan gairah seksual. Jikapun tak suka minyak, bisa dipilih lotion dengan aroma netral.
Th. Puspayanti
KOMENTAR