Hubungan seks adalah bentuk keintiman paling indah antara suami-istri. Nah, agar indahnya tak sirna, selain butuh kesiapan mental, lingkungan fisik pun harus mendukung. Kamar yang bau dan sumpek cuma bikin gairah turun.
"Ah, buat apa, sih, kamar pakai dibagus-bagusin segala. Yang penting, kan, bisa dikunci, enggak keganggu sama anak-anak. Suamiku tetap suka, kok, berintim-intim di kamar kayak begini," bilang Ny. Era (34) setengah ngotot kala disinggung betapa erat kaitan kamar yang nyaman dengan gairah seksual yang tetap menyala-nyala.
Tak sedikit, lo, yang berpendapat sama dengan Ny. Era. Pasalnya, kebanyakan orang menganggap, ruang yang dibatasi empat tembok itu cuma tempat istirahat. Memang nggak salah, sih, anggapan itu. Tapi buat suami-istri, kamar, kan, bukan sekadar tempat istirahat, melainkan juga ruang pribadi tempat menjalin hubungan intim.
Jadi, salah besar, ya, Bu-Pak, bila menganggap situasi kamar tak penting diperhatikan. Apalagi jika sudah menikah bertahun-tahun, "jangan sampai kebosanan seksual muncul karena berada di lingkungan fisik sekitar yang rutin," ujar doktor psikologi Sukiat. Terlebih hubungan seks tak melulu urusan mencapai orgasme, "tapi juga melibatkan emosi dan merangsang seluruh indra." Coba, deh, bayangkan. Apa jadinya kala gairah tengah meletup-letup, tiba-tiba kita melihat di sekeliling ternyata kamar yang berantakan, pengap, dan bau?
Jangan lupa, ingat pengajar di Fakultas Psikologi UI ini, "hubungan seks bersifat rekreasi, lebih menekankan hubungan serasi antara fisik dan sense of erotis kita." Apalagi buat wanita, "orgasme sebenarnya urusan kedua. Yang terpenting, suasana awal. Misal, foreplay, perabaan, sentuhan, ciuman, dan rayuan."
Seperti halnya posisi dan cara bercinta yang butuh variasi agar tak bikin jenuh, kamar sebagai tempat bercinta pun butuh pembaruan agar libido tetap menggelora, ya, Bu-Pak. Sukiat menjamin, hubungan seks akan berlangsung sukses jika suasana lingkungan fisiknya mendukung.
KAMAR BERSIH
Jadi, jangan lupa mengecek suasana kamar sebelum berintim-intim, ya, Bu-Pak, apakah mendukung atau tidak. Selain soal penataan yang rapi dan nyaman, "perlu memperbarui suasana kamar secara reguler." Misal, mengubah total seluruh isi kamar, termasuk mengganti warna dinding. "Tujuannya, memberikan suasana lain hingga kehidupan seks suami-istri tak monoton."
Bukan berarti memperbarui suasana kamar identik dengan pengeluaran uang dalam jumlah banyak, lo. Dengan mengubah tata letak perabot saja juga sudah cukup, kok, bila keuangan kita memang tak memungkinkan untuk mengubah total. Kita pun bisa melakukannya dengan memberikan sentuhan-sentuhan sensual semisal menambahkan bunga segar atau lilin. Boleh juga ditaruh potpourry, bunga dan rempah-rempah kering yang keharumannya bernuansa sensual. Pendeknya, banyak cara membuat suasana kamar jadi romantis dan intim untuk bermesraan. Tak selalu butuh biaya mahal, kok.
Tentunya, kebersihan kamar juga harus diperhatikan. "Nggak enak, kan, bercinta di tempat kotor dan bau apek?" Jadi, lantai kamar harus sering disapu dan dipel. Pintu dan jendela pun harus kerap dibersihkan. Begitu pula seluruh perabot di kamar. Terlebih sprei dan sarung bantal harus diganti secara rutin, minimal seminggu sekali. "Selain kuman tak sempat bersarang, sprei dan sarung bantal yang baru diganti juga memberi kesan fresh." Sesekali boleh juga disemprot dengan parfum istri yang aromanya disenangi suami. Jangan lupa, gairah seksual juga bisa dirangsang lewat indra penciuman, lo.
Hal lain, privasi. "Bila kita merasa privasi kita terjamin, hubungan seks bisa berlangsung lebih intens, lebih santai, dan lebih lama." Buat rumah kecil dimana kamar cuma satu atau bagi pasangan yang masih punya anak batita, kadang memang tak mudah cari privasi tapi bukan berarti tak bisa punya privasi. "Toh, hubungan intim tetap bisa dilakukan ketika anak sedang tidur pulas. Enggak apa-apa, kok." Atau bila anak-anak sudah mulai sekolah, kita bisa gunakan waktu pagi setelah mereka berangkat sekolah.
TANGGALKAN DASTER LUSUH
Nah, jika suasana kamar sudah oke, kini perhatikan penampilan. Tanggalkan krim malam dan daster ataupun sarung tua meski nyaman dikenakan. Pasangan bisa malas mencumbu jika penampilan kita tak yahud di ranjang. "Bayangkan, sudah pakai daster lusuh, tiap malam maskeran dengan krim yang berbau aneh. Lama-lama suami, kan, jadi hilang gairahnya." Menurut Sukiat, istri perlu memiliki 1-2 pakaian tidur yang seksi dan istimewa karena bisa menampilkan sensualitas. Sebaliknya, suami pun harus menyiapkan pakaian tidur yang bersih dan wangi. "Istri-istri juga suka, lo, bila sesekali suami menggunakan parfum atau after shave lotion yang beraroma maskulin dan sensual."
Selanjutnya, perlu diciptakan ritual bercinta. Di antaranya, lewat musik. Putarlah musik lembut dengan suara terdengar lamat-lamat. Irama musik yang lembut bisa membangkitkan gairah, lo. "Ajak pasangan berdansa atau bergerak mengikuti musik sambil saling membuka pakaian dan berjalan ke tempat tidur." Di beberapa toko musik terkemuka tersedia berbagai kaset dan CD kumpulan lagu-lagu compilation cinta yang bisa menumbuhkan suasana romantis. Tak ada salahnya, kan, melengkapi koleksi musik kita dengan lagu-lagu seperti itu.
Tapi kalau pesawat TV, Sukiat sama sekali tak menganjurkan dibawa ke kamar. Soalnya, TV bisa mengganggu konsentrasi. "Nanti saat istrinya sudah ingin dicumbu, sang suami malah masih asyik nonton bola. Kan, jadi runyam." Juga pantang dibawa ke kamar ialah persoalan. "Hidup memang penuh problem, entah besar atau kecil. Tapi sedapat mungkin saat di kamar hadapi semua persoalan dengan santai hingga hubungan intim tak terabaikan," anjur Sukiat.
Jadi, jangan anggap remeh kamar, ya, Bu-Pak. Apalagi dalam ilmu psikologi, gairah untuk melakukan hubungan intim selalu dikaitkan dengan suasana yang novelty, selalu diperbarui. Selain itu, hubungan intim yang menyenangkan adalah total sexual intercourse atau hubungan seks yang total. Jadi, sehebat apa pun kita bercinta dan sesiap apa pun organ-organ seks menerima rangsangan, tapi bila lingkungan fisik tak mendukung, ya, percuma saja karena lama-lama rangsangan seks itu jadi pudar dan tak nikmat lagi.
Santi Hartono/nakita
KAMAR YANG BERGAIRAH
Untuk mendapatkan suasana kamar yang membuat kita makin bergairah, ikuti tips berikut dari Anita Pasaman, arsitek sekaligus interior disainer yang kerap menata ulang kamarnya.
* Taruh hanya perabot yang sangat penting seperti tempat tidur dan dua meja kecil di sisi kiri-kanannya (bed sited). Pilih lemari pakaian bentuk sederhana dan tak menyita tempat. Jangan sampai kamar tidur penuh perabot dan barang-barang yang rak perlu hingga menghasilkan kesan sempit. Perabot pun harus diatur tata letaknya agar serasi.
* Jangan taruh meja kerja di kamar. Nanti pikiran "lari"nya ke pekerjaan terus lantaran melihat kertas-kertas di meja yang harus diselesaikan atau bon-bon yang harus dibereskan. Akhirnya, pikiran jadi enggak rileks hingga hubungan intim pun jadi enggak enak.
* Perhatikan warna. Kendati pemilihan warna bergantung selera, namun untuk mendapatkan kesan hangat dan intim, dianjurkan pilih warna netral seperti krem, merah muda, dan abu-abu muda untuk warna dinding. Bukan berarti tak boleh memilih warna-warna terang semisal merah, oranye, atau kuning, lo. Namun sebaiknya warna-warna tersebut digunakan sebagai aksen saja, bukan warna yang mendominasi seluruh kamar.
* Perhatikan pula lighting-nya. Sebaiknya pencahayaan diperoleh dari boloa lampu warna kekuningan atau kebiruan dengan wat rendah. Sinar redupnya bisa memberi efek sensual namun tetap cozy, hangat.
* Jaga sirkulasi udara tetap mengalir baik dengan membuat jendela cukup besar. Dengan begitu, sinar matahari pagi dan siang bisa masuk secara maksimal, hingga mengurangi kepengapan di waktu malam.
* Guna menghindari rutinitas, ubah warna dinding dan tata letak perabot secara berkala. Misal, seminggu sekali. Untuk memberi kejutan mesra dan suasana lain, bisa digunakan pernik-pernik interior seperti bunga atau lilin. Lilin yang dinyalakan bisa menimbulkan suasana romantis, lo. Apalagi sekarang banyak dijual lilin-lilin yang bila dinyalakan, memberikan asap berbau wangi. Kita juga bisa memberi kejutan manis kepada pasangan dengan sesekali menaruh rangkaian bunga segar di kamar.
MERAH DAN COKELAT BIKIN IMPOTEN
Liu Chi Jen, pakar fengshui yang mengelola situs www.lieu.fengshui.com pun berpendapat, lingkungan fisik harus mendukung. "Hindari warna merah dan cokelat karena bisa bikin impoten," katanya. Hijau dan putih paling bagus. Apalagi jika spreinya putih karena putih melambangkan rejeki. "Putih juga melambangkan kesuburan, hingga bila pasangan ingin punya anak, pasti cepat datangnya."
Soal tempat tidur, hindari yang dari metal, besi, atau plastik. Soalnya, ketiga unsur ini mengalirkan hawa panas pada pasangan yang tengah memadu cinta, hingga puncak kenikmatan seks kurang puas dicapai. Dianjurkan memilih tempat tidur dari kayu karena lebih adem sifatnya.
Tempat tidur berkaki tinggi ternyata juga enggak bagus. "Pilih yang ukurannya cukupan saja semisal 20 cm." Sedangkan kasurnya yang pas dari bahan alami seperti kapas. "Jangan pakai kasur dari air karena tak bagus bercinta di atas air."
Lilin dan bunga boleh ditaruh di kamar, sementara lukisan harus diperhatikan gambarnya. "Gambar-gambar binatang kurang cocok. Lebih baik pilih foto diri atau gambar pemandangan." Memajang patung-patung juga kurang baik, "tapi kalau orang Cina, paling bagus memasang patung Dewi Kwan Im karena mendatangnya kesuburan dan kehangatan."
DI DAPUR ATAU KEBUN?
Siapa bilang berintim-intim harus selalu di kamar? Enggak juga, kok. Malah, tak sedikit pasangan yang bercinta di kamar mandi, diruang tamu, atau bahkan dapur dan kebun, karena ingin mencari sensasi baru. Menurut Sukiat, boleh-boleh saja, kok. "Jangan terjebak dengan tempat-tempat rutin, yang itu-itu juga, karena dorongan seks sifatnya bisa spontan."
Jadi, bisa saja suami terangsang melihat istrinya tengah memasak di dapur, hingga aktivitas seks pun dilakukan di dapur. Bahkan, ada, lo, pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun, tiba-tiba memilih bercinta di mobil yang diparkir di tempat remang-remang. Kadang, ada pula yang sengaja memilih ke hotel karena ingin suasana baru atau mungkin ingin mengenang saat-saat bulan madu. "Makanya, setiap pergi ke hotel, apalagi di luar kota, suami-istri pasti melakukan hubungan intim. Tak lain karena ada suasana baru yang menimbulkan dorongan untuk berbuat intim."
Namun Sukiat mengingatkan agar faktor safety juga diperhatikan. Misal, kala ingin bercinta di dapur atau ruang tamu, pastikan tak ada anggota keluarga yang mungkin saja tiba-tiba memergoki. "Enggak enak, kan, lagi bercinta di dapur tiba-tiba pembantu atau anak masuk. Apalagi jika masih punya anak balita; mereka belum mengerti sepenuhnya apa arti privasi." Jadi, perhatikan benar, ya, Bu-Pak, apakah tempat yang dipilih jauh dari penglihatan si kecil.
Kendati sah-sah saja bercinta di berbagai tempat dan bisa jadi bumbu penyedap sexual relationship suami-istri, namun menurut Sukiat, memperhatikan suasana kamar tetap yang paling penting. Pasalnya, tak mungkin, kan, kita berintim-intim di dapur atau di kebun terus. Selalu pergi ke hotel juga boros. Lagi pula, di tempat-tempat seperti dapur, kebun, atau garasi, sifatnya quickie -seks kilat dalam waktu singkat, buru-buru, dan tembak langsung- hingga jarang mau dilakukan. "Orang lebih menginginkan hubungan intim yang pelan-pelan dan rileks."
Jadi, sekalipun berintim-intim di tempat-tempat selain kamar memang penting untuk variasi dan memuaskan rasa ingin tahu yang berhubungan dengan sensasi, namun pada akhirnya, hubungan intim haruslah tetap lebih banyak dilakukan di kamar. Itulah mengapa, suasana kamar jadi perhatian utama. "Kalau di kamar, hubungannya bisa lebih intens, komplet, dan santai." Selain itu, jika kenikmatan mudah didapat di tempat tidur, maka keintiman antar suami-istri akan berlanjut di luar kamar tidur.
KOMENTAR