Sang Sutradara, Ibe Karyanto berharap pertunjukan ini mampu mengubah imej anak bangsa perihal pentingnya perbedaan. "Saat ini, bahkan orang dewasa pun sering lupa pentingnya perbedaan. Orang-orang menggunakan kekerasan untuk mengatasi perselisihan kecil. Kami mengubah hal tersebut, terutama pada anak-anak," ujar Ibe, sutradara sekaligus pencetus Sanggar Anak Akar, di TIM, Selasa (5/11).
Acara yang berlangsung selama satu jam setengah ini mampu menghibur para penonton. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun tampak tertawa geli saat menyaksikan pentas 'Swarga di Khatulistiwa' yang diproduseri oleh Susilo Adinegoro.
Dalam pertunjukan kali ini, Sanggar Anak Akar melibatkan orang-orang ternama seperti Elly D. Luthan sebagai koreografer, Andri 'Virgo' Setiawan dan Danang sebagai music director, dan masih banyak lagi.
Swarga di Khatulistiwa merupakan bagian dari rangkaian acara karnaval yang rencananya akan dibuka pada 23 Nopember oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Rangkaian dilanjutkan dengan berbagi acara kreatif di TIM yang menyajikan dolanan anak, wahana dongeng, pasar kuliner serta panggung anak.
Kegiatan ini rencananya akan berlangsung selama dua hari yaitu 23-24 November dan ditutup dengan Jakarta Kisd Art Carnival, berupa parade 20 komunitas anak di Indonesia.
Sanggar Anak Akar bukan semata-mata bergerak pada kesenian. Mereka adalah sekumpulan anak jalanan dan sebuah perkampugan miskin yang awalnya dipertemukan dalam open house (rumah singgah). Awalnya sanggar ini dikelola oleh organisasi non pemerintah tahun 1989. Proses interaksi ini mengantarkan mereka untuk membentuk sanggar anak akar pada tahun 1994.
Icha
KOMENTAR