Berikut tips tentang kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah konstipasi.
1. Kurang Olah Raga
Kurang berolah raga tak hanya menyebabkan kenaikan timbangan berat badan namun juga gangguan kesehatan lainnya termasuk pencernaan. Dr. G. Richard Locke III, seorang gastroenterologis dari Mayo Clinic menegaskan, malas berolah raga dapat menyebabkan seseorang menderita konstipasi.
Richard menyebutkan, hal terbaik yang diupayakan untuk memancing pencernaan lebih aktif adalah berolah raga dan mengonsumsi makanan alami. Tak perlu olah raga yang berat, katanya, cukup dengan mengegrakkan badan setiap hari dengan penuh semangat juga dapat memperbaiki kesehatan pencernaan.
2. Asupan Kurang Serat
Serat adalah salah satu bahan dalam sumber makanan nabati yang sulit diserap tubuh. Dan, ternyata ini baik untuk memperbaiki pencernaan. Serat mendorong sisa makanan yang dicerna dan menghasilkan feses atau kotoran sehingga mudah dikeluarkan. Ketika Anda kurang serat, kotoran akan menjadi kecil, kering dan keras.
Jika Anda tak ingin menderita konstipasi, cobalah mengonsumsi serat dari sayur, buah, kacang-kacangan dan gandum utuh yang dimakan beserta bulk (ampas), sehingga Anda pun mudah buang air besar. Salah satu cara sederhana yang disarankan, konsumsi 2 cangkir buah dan 2,5 cangkir sayur setiap hari. Juga, selalu pilih roti maupun sereal gandum utuh, serta masukkan menu kacang atau biji-bijian sebagai makanan selingan sekali hingga dua kali sehari.
Menambahkan serat secara bertahap juga dapat mengurangi gas perut dan mencegah kembung. Pastikan Anda juga mengonsumsi suplemen serat ketika sulit untuk memenuhi konsumsi serat.
3. Kurang Minum
Ketika Anda dehidrasi, tubuh kekurangan cairan dan membuat kotoran menjadi keras. Di cuaca panas, Anda lebih mudah dehidrasi sehingga semakin berisiko konstipasi.
"Sayangnya, kebanyakan orang kurang memperhatikan gejala dehidrasi," ungkap Dr. Faten Aberra, asisten profesor di Fakultas Kedokteran di University of Pennsylvania Health System.
Jangan pikirkan, Anda harus selalu meminum 6 gelas air sehari untuk mencegah konstipasi. Menurut Aberra, kuncinya adalah usahakan minum ketika Anda merasa haus. Selain itu, ketika urin tak berwarna jernih atau kuning bening, artinya Anda mengalami dehidrasi. Tak harus air putih atau air mineral, mengonsumsi jus juga termasuk rehidrasi. Selama Anda juga masih memperhatikan intake kalori. Dan, hindari konsumsi alkohol dan kafein yang justru akan membuat kehilangan cairan karena banyak buang air kecil.
4. Junk Food
Ketika mengonsumsi junk food, artinya Anda mengonsumsi banyak gula dan lemak namun minus serat dan nutrisi. Sayangnya, kombinasi ini membuat pencernaan terganggu. Lemak cenderung memperlambat kerja usus karena berusaha keras dalam menyerap kalori dari lemak.
Sebenarnya, jalan keluarnya tak harus mencoret "menu favorit" untuk selamanya. Siasati dengan substitusi makanan sehat. Misal, ketimbang memesan pizza, buat sendiri roti panggang dengan keju rendah lemak dan topping penuh sayuran. Gantikan burger ala resto dengan ubi bakar dan burger daging asap dengan roti burger dari gandum utuh. Anda pun masih dapat menikmati junk food sehat kesukaan.
5. Suplemen Pasaran
Tahukah Anda, suplemen pasaran juga berdampak pada kesehatan pencernaan? Suplemen zat besi dan kalsium adalah dua dari sekian suplemen penyebabnya.
Ketimbang mengonsumsi aneka suplemen yang justru berdampak tak baik, cobalah makan lebih seimbang. Makan makanan sehat dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Bagaimanapun, ini lebih baik daripada menderita konstipasi karena konsumsi suplemen. Coba tambahkan dalam menu harian, makanan yang memicu aktivitas pencernaan seperti jus buah prune atau makanan tinggi serat lainnya.
6. Terlalu Banyak Menggunakan Obat Pencahar
"Terlalu banyak menggunakan obat pencahar dapat menyebabkan ketergantungan," ungkap Dr. Ira Hanan, staf pengajar Fakultas Kedokteran dari University of Chicago Medical Center. Menggunakan obat pencahar hampir setiap hari, menyebabkan usus besar kehilangan kemampuan peristaltik. Begitu pula menggunakan obat pencahar injeksi. Jadi, hindari obat-obatan pencahar yang justru berisiko menyebabkan konstipasi sulit diobati.
Pikirkan benar-benar apakah Anda membutuhkan obat pencahar. Kebanyakan orang hanya ingin pencernaannya normal dan bisa BAB setiap hari. Jika diet dan olah raga tak membantu, sebaiknya bicarakan dengan dokter untuk diberikan suplemen serat seperti Citrucel, FiberAll ataupun Metamucil. Suplemen berdasarkan resep dokter lebih aman digunakan ketimbang mencoba sendiri aneka suplemen serat di pasaran. Namun jika tak cukup membantu, obat pencahar mengandung polyethylene glycol bisa menjadi pilihan karena lebih aman dan dapat digunakan secara lebih teratur.
7. Menahan BAB
Beberapa orang merasa tak nyaman menggunakan toilet kantor maupun WC umum untuk BAB. Akibatnya, mereka lebih suka menahan ketimbang mengikuti panggilan alam.
Menurut Dr. Ellen Stein, asisten profesor di Johns Hopkins Hospital, Baltimore, mengabaikan panggilan BAB memicu pembiasaan buruk pada kesehatan pencernaan. "Menahan atau menunda BAB memiliki efek negatif. Secara alami, sinyal ini dapat menghilang ketika diabaikan," ungkapnya.
Sebaiknya, temukan toilet dan ciptakan rasa nyaman untuk memenuhi panggilan BAB begitu Anda merasakan. Ini adalah sinyal dari pergerakan usus dan pencernaan. Misal, Anda dapat memilih WC yang memiliki cukup privasi ketimbang WC yang ramai pengguna.
Laili / dari berbagai sumber
KOMENTAR