Bagi Anda yang memiliki pasangan atau suami yang umurnya jauh lebih muda, simak tips berikut sehingga kehidupan cinta Anda pun menjadi semakin mengalir dengan tenang.
Adaptasi Kebiasaannya
Di setiap hubungan, pasti ada saja kebiasan-kebiasaan yang membuat Anda atau pasangan kesal. Ya, namanya juga menyatukan dua pribadi berbeda. Bagi Anda yang memiliki kebiasaan berbeda dengan pasangan, misalnya Si Dia senang keluar menonton konser musik, sementara Anda lebih nyaman menonton DVD di rumah, tak perlu jengkel.
Kompromikan saja jadwal bertemu dengan hobi masing-masing. Misalnya minggu ini, Anda mengikuti kegiatannya, lalu minggu selanjutnya adalah giliran dia. Rasanya tak ada salahnya sesekali mencoba terjun bersama hobi Si Dia. Coba dulu sekali, jika tak nyaman, baru berikan pengertian pada pasangan.
Lain halnya jika kebiasaan pasangan tergolong merugikan. Jangan mau dibutakan oleh cinta tapi selalu melihat dari sisi objektif. Sekarang coba pikirkan, yakinkah Anda akan sanggup dan kuat menerima kebiasaan menjengkelkan Si Dia seumur hidup Anda? Jika iya, maka lanjutkan hubungan Anda. Namun bila sebaliknya, lebih baik pikirkan lagi kelanjutan hubungan ini. Jangan sampai hubungan yang Anda jalani dengan keseriusan berbuntut hanya membuang-buang waktu berharga Anda.
Cinta sejati dalam hidup adalah ketika seorang dapat menerima dan hidup dalam kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing pihaknya, bukan hidup dalam kebaikan-kebaikannya saja. Nah, bagaimana dengan Anda sendiri?
Komitmen, Dong!
Komitmen perlu dibina sejak awal memulai hubungan, artinya Anda berdua sama-sama sadar dalam kedewasaan untuk saling membuka diri, mengerti akan perbedaan umur, dan jangan lupa untuk tidak saling memaksakan kehendak.
Jebakan Finansial
Dalam umur Anda yang telah matang, mungkin Anda sudah mendapatkan jabatan dan kehidupan di atas rata-rata. Jangan lupa, bila pasangan Anda jauh lebih muda, bisa saja Si Dia belum mencapai taraf seperti Anda.
Biasanya inilah yang sering membuat munculnya pertengkaran hebat. Entah pasangan menjadi minder atau Anda yang menjadi super dominan.
Stop! Jangan melihat kemampuan finansial saja. Coba lihat, apakah pasangan termasuk orang yang bertanggung jawab terhadap Anda dan keluarga, dan lihatlah meski kekuatan finansial yang masih di bawah Anda, apakah ia berjuang agar hidupnya lebih baik? Jika iya, itulah pria sejati. Karena, usaha dan kemauan keras adalah wujud nyata dari nilai tanggung jawab yang didasari oleh kedewasaan. Ingat, materi bukan satu-satunya tolak ukur keberhasilan pasangan.
Dewasa itu Pilihan, Tua itu Pasti
Perbedaan umur, di mana Anda lebih tua dari pasangan Anda, belum tentu membuat Anda yang paling dewasa dalam hubungan. Tidak sedikit, lho, wanita di umurnya yang matang, justru menyimpan pribadi yang masih kekanak-kanakan.
So, pastikan Si Dia bisa mengayomi dan dapat mengubah hal-hal negatif dalam diri Anda berangsur menjadi hal yang positif. Ingat, nilai sebenarnya dari hubungan adalah meleburnya perbedaan karakter kedua belah pihak dan dapat saling memengaruhi hal-hal positif sehingga mencapai kehidupan yang lebih baik bagi keduanya.
Menghadapi Keluarganya
Yang biasanya menjadi kendala dalam merajut cinta dengan pria berusia lebih muda adalah restu orang tua dan keluarga besar. Namun, jangan keburu khawatir dan pesimis, toh yang menjalani adalah Anda berdua.
Bila keluarga pasangan terlalu mengecam, sebaiknya persiapkan diri. Tunjukkan nilai-nilai kesopanan dan tata krama sesuai tradisi budaya bangsa pada orang tua. Plus, bersabar dan perkuat mental karena segala sesuatu yang berakhir baik memerlukan proses.
Mengenal Sahabatnya
Dihadapkan dengan sahabat-sahabatnya yang lebih muda? Awalnya, mungkin Anda akan sulit berbaur dengan baik. Alhasil, pertemuan bersama sahabatnya hanya bersifat basa-basi agar Si Dia merasa dihargai.
Solusinya, bicarakan secara santai dengan pasangan. Tanyakan karakter masing-masing sahabatnya, sehingga Anda tahu "celah"-nya. Ingat, Anda tak perlu berteman akrab atau masuk ke lingkungan mereka, cukup saling mengenal sehingga obrolan di kemudian hari tak berkesan basa-basi. Jadi, tak ada beban, kan? Selamat mencoba!
Afra Mayriani
KOMENTAR