Yang terbaik, menurut Bang Noel, bicarakan dengan pasangan sampai tuntas. Bukankah ini masalah Anda berdua? Dalam pembicaraan itu, tanyakan, apa, sih, maunya? Lakukan introspeksi, apa sebetulnya yang menjadi bom waktu dalam perkawinan Anda. Benarkah kedekatan hati Anda berdua sudah begitu jauh hingga tak mungkin terjembatani lagi? Dengarkan pula keinginan maupun kekecewaannya yang selama ini mungkin terabaikan.
Jadi, kaji kembali perjalanan perkawinan Anda, apa yang salah dan bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut. "Menjalani perkawinan memang membutuhkan landasan yang kokoh," ujar Bang Noel. Selain, menuntut kemampuan asertif dari kedua belah pihak tanpa terlalu banyak mengenakan topeng maupun bumbu-bumbu yang sebetulnya tak diperlukan. "Belajarlah bersikap apa adanya tanpa harus menyakiti pasangan."
Itu sebabnya, tandas Bang Noel, komunikasi personal merupakan keharusan yang perlu dibiasakan sejak awal perkawinan. "Dengan saling ber-sharing , frekuensi dan intesitas komunikasi semakin tinggi, sehingga suami-istri akan semakin akrab dan lebih mengerti kebutuhan pasangan. Dengan begitu, relasi di antara mereka kian kokoh." Tentu saja, agar pembicaraan berlangsung sebagaimana yang diharapkan, kepala dan hati Anda harus dingin.
Anda pun harus pandai mencari momen yang tepat dan jangan sekali-kali menggunakan prinsip kalah-menang karena Anda akan terpancing untuk meledak-ledak dan ngotot hanya agar suami kalah dengan mengakui perselingkuhannya. Sementara dalam diri suami akan semakin subur ketidaksukaannya pada Anda yang sejak awal mungkin menjadi pemicu perselingkuhannya. Jika pembicaraan menemukan jalan buntu, saran Bang Noel, jangan ragu untuk mencari bantuan ahli yang bisa bersikap netral, bisa dipercaya kedua belah pihak, bijaksana, dan bisa menunjukkan jalan keluar terbaik dari kemelut rumah tangga Anda berdua.
KENALI PRIA YANG GAMPANG BERSELINGKUH
Rajin melirik wanita cantik bukan jaminan dia akan berselingkuh, lo. Dari serangkaian penelitian ditemukan hasil cukup ajek atau bersifat menetap, bahwa mereka yang aktif melakukan premarital sexual atau seks sebelum menikah cenderung lebih mudah tergoda untuk berselingkuh setelah menikah. "Tapi asumsi ini juga tak bisa diberlakukan begitu saja buat semua orang, karena segalanya terpulang pada niat baik masing-masing individu dan seberapa penting arti perkawinan buat mereka," kata Zainoel.
Yang jelas, tutur Bang Noel, pria dari semua tipe kepribadian berpeluang menjadi peselingkuh. Namun peluang tersebut akan semakin besar bila si pria cenderung haus pujian dan bersikap mencla-mencle alias inkonsisten, terlebih bila dibarengi nilai-nilai kehidupan yang longgar. "Gabungan ciri ini akan membuat mereka cenderung menjatuhkan pilihan pada hal-hal yang relatif mudah, mengutamakan aspek lahiriah dan memberi kesenangan." Mereka tak peduli dirinya dianggap tak wajar dan pilihannya keliru. Yang terpenting, mereka merasa "diorangkan".
Umumnya, mereka juga termasuk pria super egois yang mengalami hambatan perkembangan emosi. Tak heran bila mereka bersikap childish alias kekanak-kanakan, antara lain tak bisa mengendalikan dorongan keinginannya; harus saat itu juga terpenuhi tanpa mempedulikan status kepemilikan benda tesebut. Kepentingan orang lain sama sekali tak mereka pedulikan. Selain, menutup mata terhadap kekurangan diri dan tak berkeinginan memperbaikinya.
SI KECIL TUMBUH MENJADI PRIBADI YANG LIMBUNG
Anak usia balita bisa mengalami shock berat, lo, kalau tahu ayah atau ibunya berselingkuh. Soalnya, tatanan nilai-nilai kehidupan yang sedang mereka bangun, hancur berantakan. "Mereka bingung tak tahu siapa yang harus dijadikan panutan. Akibatnya, mereka tumbuh jadi pribadi limbung yang kehilangan pegangan dan tak tahu harus melangkah ke mana," tutur Zainoel. Namun begitu, masih mungkin dampaknya tak sedemikian buruk asalkan ada agent socialization atau tokoh sosialisasi lain di luar orang tua seperti tetangga atau kerabat maupun guru yang betul-betul care pada anak.
"Keterlibatan mereka sangat berperan dalam membantu anak menata kembali nilai-nilai kehidupannya yang berantakan. Bekal semacam ini dapat menjadi modal bagi anak kelak untuk mengambil hikmah dari ke'gila'an orang tuanya." Bukankah dengan melihat dan merasakan sendiri akibat dari kesalahan orang tua, anak justru akan belajar banyak agar pengalaman serupa tak terulang padanya? "Dengan demikian akan memperkuat nilai-nilai kehidupan mereka yang semula sangat lemah atau tak ada sama sekali." Sayangnya, diakui Bang Noel, tokoh atau model panutan tersebut, sekarang teramat sulit ditemukan di tengah masyarakat heterogen dan individualistis.
Dampak lain, perselingkuhan juga bisa mempercepat proses pendewasaan anak karena situasi ini kerap menutut anak mandiri lebih dini. Pasalnya, kepercayaan mereka pada orang tua sudah luntur atau bahkan tak ada lagi, hingga mereka tak lagi menganggap orang tua sebagai tempat bergantung yang diandalkan. Itu sebabnya, Bang Noel mengingatkan agar anak balita tak perlu diberi tahu skandal orang tuanya. "Tunggulah sampai mereka berumur belasan tahun ketika sudah bisa memahami apa yang terjadi."
Ini berarti, Anda harus bisa menyimpan rapat rahasia tersebut. Mau tak mau, Anda dituntut berjiwa matang agar mampu meng-handle emosi yang meledak-ledak dan membesarkan mereka dengan kasih sayang utuh, sekaligus menjaga dari dampak buruk aib yang menimpa keluarga. "Sekuat tenaga upayakan untuk menyelamatkan anak-anak yang tak bersalah. Pasrahkan masalah Anda pada Yang Di Atas. Ajak anak-anak mendoakan ayahnya, bukan sebaliknya, mengompori atau meracuni mereka untuk memusuhi ayahnya."
Julie/Th. Puspayanti
KOMENTAR