Saat ini begitu banyak film untuk anak-anak dengan pengemasan inovatif seperti 3D hingga 4D. Layar besar, special effect, dan tata suara yang canggih tentu lebih mengasyikkan dibandingkan menonton televisi di rumah. Jadi, kapan ya orang tua bisa membawa Si Kecil nonton bareng di bioskop?
Saat yang Tepat
Bicara mengenai usia, anak berumur 4 tahun ke atas sudah bisa diajak ke bioskop. Meski ada juga orang tua yang mulai memperkenalkan anaknya berumur 3 tahun ke bioskop, tetapi rasanya kurang pas. Pasalnya, usia 3 tahun ke bawah masih senang mondar-mandir, tidak betah diam dalam satu tempat, dan sulit diberi pengertian.
Jangan juga memaksakan diri mengajak bayi ke bioskop. Bukan saja tangisannya mengganggu orang di sekitarnya, namun AC yang dingin (bisa membuat bayi sakit, lho), ruangan yang gelap dan sound yang menggelegar pastinya membuat bayi Anda merasa tidak nyaman juga.
Persiapan Matang
Kesiapan anak-anak untuk dapat menonton di bioskop tidak terlepas dari umur mereka. Semakin kecil pastinya Anda masih akan direpotkan dengan ketidaktenangan mereka di dalam bioskop. Apakah itu bolak-balik pergi ke toilet, atau acapkali menanyakan setiap jalan ceritanya, atau justru bercerita sendiri dan membuat suara-suara yang mungkin saja mengganggu penonton lain.
Untuk itu, sebelum masuk bioskop, ajak Si Kecil pergi ke toilet dan ambillah bangku yang paling pinggir untuk berjaga-jaga jika Si Kecil harus bolak-balik keluar masuk teater.
Jangan lupa membeli makanan dan minuman ringan, untuk mengganjal perut anak hingga film selesai ditayangkan. Jika Anda takut minuman yang dibeli tumpah, lebih baik bawa wadah tersendiri yang bisa ditutup dan dibuka. Atau, Anda saja yang memegang minuman dan makanan, jadi anak tinggal meminta ketika ia ingin ngemil.
Bagaimana agar Si Upik tidak gaduh di bioskop? Sebelum berangkat dan sesaat sebelum memasuki studio, ingatkan ia untuk bersikap baik, sopan dan tidak berisik. Anak-anak biasanya cepat tanggap dan mengerti dengan aturan ini, kok.
Pilih Sendiri?
Agar anak menikmati menonton film, biarkan ia memilih film yang ingin ia tonton. Jika Anda memaksanya mengikuti pilihan Anda, anak akan bosan dan bertingkah kurang menyenangkan saat menonton. Bisa juga, lho, Si Kecil marah. Anda tentu tak ingin, kan, anak berulah di tempat ramai?
Satu-satunya batasan yang merupakan hak orang tua adalah menentukan apakah film yang dipilih anak masuk dalam kategori layak tonton untuk anak-anak (lihat boks Pahami Parental Guide). Selain itu, Anda juga perlu tahu isinya. Misalnya film yang menampilkan anjing seperti Marley and Me, namun ternyata film tersebut bukanlah film untuk anak-anak seperti halnya Bolt. Atau, film animasi berbentuk 3D seperti Avatar yang jelas bukan untuk anak-anak di bawah umur, tetapi ajaklah menonton film animasi seperti Tangled atau Gnomeo and Juliet, misalnya.
Gampang kok, cari tahu saja di majalah dan situs yang membahas sinopsis film.
"Kok Mereka Ciuman?"
Nah, meski banyak film anak tak "hanya" berupa kartun atau superhero, biasanya ada juga bumbu-bumbu percintaan malah suka terselip adegan kekerasan. Ketika menonton bersama dan adegan semacam ini muncul, beri tahu ia mengenai nilai-nilainya, apa yang tidak baik atau baik untuk dilakukan.
Bila ada adegan percintaan, berciuman biasanya, beritahukan kepada Si Kecil bahwa itu tidak boleh dilakukan oleh anak kecil, dan sebaiknya ia menutup mata dengan tangan ataupun bantal jika menemukan adegan seperti itu. Jadi, jika ia bertanya "Kenapa mereka ciuman?" jelaskan arti kissing, mengapa Superman memiliki pacar, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, pada rutinitas menonton bersama di rumah, Anda bisa menjelaskan perihal adegan-adegan semacam ini. Sehingga Si Kecil pun tak terlalu kaget ketika melihatnya di bioskop. Pembicaraan mengenai seks pada level dasar ini selain dapat meningkatkan kedekatan hubungan dengan buah hati, juga mengajarkan anak mengenai pendidikan seks padanya secara perlahan.
Yang jelas, siapkan diri Anda sebaik mungkin, karena anak-anak biasanya memiliki pertanyaan yang mengejutkan di setiap kesempatannya.
Memetik Pesan
Sehabis menonton, tak ada salahnya memancing kekritisan anak dengan bertanya anak apa yang ia dapatkan dari film tadi atau jelaskan intisari yang perlu dipetik dari film tersebut. Misalnya jangan pernah takut bermimpi dan meraihnya. Jadi, sambil menonton, anak juga belajar dari apa yang ditontonnya, Andapun belajar untuk lebih lagi memahami tumbuh kembang buah hati Anda.
Selamat menonton di bioskop bersama buah hati tersayang!
Afra Mayriani / bersambung
KOMENTAR