Tabloidnova.com - Di awal pekan, Australia baru saja dihebohkan dengan berita penembakan warga sipil oleh seseorang yang membawa senjata api tiba-tiba datang menyerbu ke sebuah restoran di kawasan pusat kota Sydney.
Dan pada Jumat (19/12) lalu Australia kembali dirundung berita duka. Di negara bagian Queensland, delapan orang anak tewas ditikam di sebuah rumah di kawasan Cairns, tepi kota Manoora, Australia Utara.
Selain delapan orang anak-anak, berkisar dari bayi usia 18 bulan hingga remaja 15 tahun, yang ditemukan tewas. Di dalam rumah itu juga, terdapat seorang wanita yang menderita luka tusuk cukup parah, seperti yang dilaporkan petugas polisi setempat.
Seorang detektif polisi, Inspektur Bruno Ascinar, mengatakan, wanita berusia 34 tahun yang saat ini dalam kondisi kritis itu adalah ibu dari ketujuh anak yang tewas di dalam rumah itu. Sementara satu anak lainnya merupakan kerabat mereka.
Saat ini, wanita yang terluka itu sudah dirawat di rumah sakit terdekat. Sementara itu, Bruno yang bertugas sebagai anggota polisi di negara bagian Queensland juga mengatakan, timnya dipanggil untuk menuju sebuah rumah di Cairns pada Jumat (19/12) pagi setelah menerima laporan dari seorang wanita dengan luka serius.
Ketika polisi tiba di rumah itu, betapa kagetnya lantaran mereka menemukan mayat sejumlah anak-anak di dalam ruangan. Kepada media massa setempat, Bruno menolak mengatakan bagaimana anak-anak itu meninggal dunia. Namun demikian, tim forensik masih mengumpulkan sejumlah bukti dari dalam rumah.
"Peristiwa yang telah terjadi hari ini sangat tragis. Masyarakat Australia tentu akan sangat peduli melihat kejadian ini," kata Bruno. "Situasi di sini masih kami kendalikan agar tidak terlalu banyak menarik perhatian dari luar lingkungan rumah, yang mungkin dapat menggangu proses penyelidikan," imbuh Bruno.
Namun hingga saat ini, kata Bruno, polisi belum mengidentifikasi tersangka, akan tetapi sudah berbicara dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah orang. "Semua orang yang diduga memiliki keterlibatan dengan kasus ini akan kami selidiki lebih lanjut pada 2-3 hari ke depan. Tentu saja orang-orang ini akan menjadi sangat menarik untuk diketahui," papar Bruno.
Sedangkan Kepala Inspektur Russell Miller mengatakan, petugas memercayai, insiden yang terjadi secara tragis di Cairns merupakan kasus tersendiri, sehingga bukanlah sebuah ancaman bagi masyarakat Australia secara umum.
Seseorang bernama Lisa Thaiday, yang mengaku sepupu wanita yang terluka, mengatakan, salah satu putri sepupunya yang berusia 20 tahun, pada Jumat pagi itu datang ke rumah ibunya dan menemukan fakta bahwa saudara-saudaranya telah tewas di dalam rumah.
"Aku akan menemuinya sekarang, dia sedang sangat butuh dukungan," kata Lisa sambil terisak dan melanjutkan, "Kami keluarga besar. Aku tak percaya dan tak habis pikir, mengapa ini bisa terjadi. Aku tak membayangkan bayi-bayi malang itu telah tewas mengenaskan..."
Sejak Jumat, kata Bruno, rumah di Cairns itu sudah dikepung ratusan warga setempat yang ingin menyaksikan peristiwa tragis ini, begitu juga dengan polisi. Tampak sejumlah warga yang berjenis kelamin perempuan ikut menitikkan air mata dan berpelukan saat tahu apa yang terjadi di dalam rumah itu. "Peristiwa ini tentu saja menjadi sangat menyedihkan bagi semua orang. Kami sebagai petugas pun ikut bersedih melihat peristiwa ini. Kami juga manusia...."tutur Bruno.
Tragedi di Australia ini seolah bertubi-tubi. Masyarakat Australia yang belum pulih dari perasaan duka pasca-peristiwa pengepungan mematikan yang terjadi di sebuah kafe di Sydney pada awal pekan, kini harus kembali menerima berita duka lain yang tak kalah menyedihkan.
"Kabar dari Cairns sangat memilukan," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam sebuah pernyataan persnya, selang beberapa jam setelah berita penikaman delapan anak di Cairns menyebar cepat se-Australia.
"Semua orangtua tentu akan merasa sedih dan terluka mendengar dan melihat apa yang telah terjadi. Ini merupakan kejahatan yang tak terkatakan. Ini adalah cobaan untuk negara kita," kata Tony lagi dengan nada prihatin.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
SUMBER: Huffington Post
KOMENTAR