Taboidnova.com - Kerinduan masyarakat Indonesia untuk bisa kembali menyaksikan film karya anak bangsa yang berkualitas tampaknya akan terjawab lewat film "ToBa Dreams: Sebuah Janji Cinta".
Film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama, karya mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara di era pemerintahan Soeharto, TB Silalahi, ini dibesut oleh sutradara bertangan dingin, Benny Setiawan, yang menceritakan dengan gamblang mengenai berbagai problematik yang kerap terjadi di masyarakat kita.
Kendati film ini oleh sang penulis novelnya bukanlah merupakan biografi dirinya, namun dalam pernyataannya di hadapan media TB Silalahi mengatakan, "Karakter dan jiwa saya yang asli anak Batak Toba ini memang ada dan tergambar di film ini, seperti juga karakter istri saya yang orang Jawa."
Dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Tanah Air, seperti Mathias Muchus, Vio G Bastian, Marsha Timothy, Jajang C Noer, Ramon Y Tungka, ToBa Dreams yang akan diputar di bioskop Indonesia mulai 30 April mendatang, tampaknya akan mampu mengggugah perasaan para penonton untuk menangkap pesan-pesan moral yang sarat disampaikan melalui film ini.
Toba Dreams diawali dengan adegan Mathias Muchus yang berperan dengan sangat apik sebagai Sersan Tebe, yang baru saja resmi pensiun dari kesatuannya di TNI Angkatan Darat. Sebagai pensiunan tentara, Tebe yang memiliki tiga anak dan tinggal di rumah dinas alias asrama tentara ini merasa tak akan sanggup lagi meneruskan hidup di Jakarta dengan tingkat ekonomi yang rendah.
Akhirnya, Tebe mengajak serta istrinya yang perempuan Jawa, Kristin (Tri Yudiman), beserta ketiga anaknya, Ronggur (Vio G Bastian) yang pemberontak, Sumurung (Haykal Kamil) yang pendiam, dan Taruli (Vinessa Inez) yang penurut. Konflik antara Tebe dan si sulung Ronggur mulai terjadi di sini, lantaran Ronggur sebenarnya tak pernah ingin tinggal di kampung halaman ayahnya di sebuah desa dekat Danau Toba, Balige, Sumatera Utara.
Namun mau tak mau keadaan kian mendesak, Tebe tak bisa lagi tinggal di rumah dinasnya dan keluarga ini pun harus segera menuju kampung halaman, di mana di sana masih tinggal ibunya, yang diperankan dengan sangat baik oleh Jajang C Noer.
Mengejar Impian Semu di Jakarta
Sebagai tentara, Tebe kerap menjadikan anggota keluarganya layaknya pasukan di kesatuannya. Semua yang dikatakannya haruslah dituruti istri dan anak-anaknya. Namun Tebe lupa, anak-anak zaman sekarang tak bisa lagi diatur-atur seperti kemauannya.
Konflik semakin memanas ketika Tebe meminta anak-anaknya melakukan apa yang diinginkannya. Si sulung Ronggur dimintanya masuk sekolah pendeta untuk meneruskan tradisi keluarga, lalu Sumurung diminta masuk akademi militer, sedangkan si bungsu Taruli diminta masuk SMA Soposurung yang terkenal sangat ketat dalam menerapkan disiplin tinggi.
Di sisi lain, Ronggur merasa ayahnya tak pernah benar-benar mencintainya seperti kepada kedua adiknya. Ronggur yang telah memiliki kekasih di Jakarta ini menolak permintaan ayahnya untuk jadi pendeta dan memilih pergi ke Jakarta diam-diam, dengan harapan bisa kembali bertemu kekasihnya dan mengejar impiannya yang belum nyata di Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Ronggur bertemu sahabatnya, Tommy (Ramon Y Tungka), yang menjadi sopir taksi setelah rumah mewah ayahnya disita negara, lantaran sang ayah terbukti melakukan korupsi. Ronggur pun menginap di rumah milik nenek Tommy bersama sahabatnya itu dan kedua adik Tommy.
Demi menyambung hidup, Ronggur diajak menjadi sopir taksi oleh Tommy dan kembali bertemu dengan sang kekasih yang sangat dicintainya, Andini (Marsha Timothy). Kendati Andini sempat dijodohkan oleh orangtuanya, namun cinta mereka sangatlah kuat untuk mempersatukan keduanya kembali.
Sayang, kejujuran Ronggur di Jakarta dimanfaatkan oleh gembong narkoba besar di ibukota. Ronggur yang sempat menolak masuk sindikat narkoba yang ditawarkan, namun akhirnya ia luluh ketika keadaan semakin mendesaknya untuk menjadi seseorang yang sukses dan kaya raya.
Setelah suskes sebagai anggota mafia narkoba dan mampu membeli rumah, mobil, serta segala materi yang kerap diidamkan banyak orang, Ronggur pun membawa kekasihnya 'kawin lari' ke kampung halaman ayahnya di Balige. Keduanya kemudian dinikahkan secara adat Batak dan di sebuah gereja di desa.
Konflik antara ayah dan anak dalam film ini ibarat api dalam sekam. Tiap kali bertemu, Tebe dan Ronggur tak pernah akur, bahkan hingga Ronggur dan Andini telah memberinya seorang cucu bernama Coki. Kisah demi kisah pun bergulir, menggambarkan berbagai problema keluarga, dari soal rumitnya mengurai kasus narkoba, korupsi, hingga persoalan cinta juga toleransi beragama.
Pesan moral yang sarat di film ini dapat membuat penonton menjadi berpikir, dengan uang semua urusan bisa menjadi sangat mudah diselesaikan. Namun keutuhan keluarga dan cinta tetap di atas segalanya. "Semoga film ini bisa menghibur sekaligus meninggalkan kesan mendalam di hati penonton," tutur sang suradara, Benny Setiawan.
Intan Y. Septiani/Taboidnova.com
KOMENTAR