Terlebih lagi, wilayah perjalanan ibadah haji berdekatan dengan African meningitis belt yang memiliki prevalensi tertinggi meningitis di dunia. "Padatnya arus manusia saat beribadah juga bisa menyebabkan penularan penyakit infeksi sangat tinggi," tambah Samsuridjal.
Pemerintah Saudi Arabia juga mewajibkan calon jemaah haji menyertakan ICV (International Certificate of Vaccination) yang berisi keterangan lengkap mengenai pemberian vaksin meningitis. Tujuannya, tentu saja untuk mencegah penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis .
Jika Anda tidak memiliki ICV, maka visa pun dipastikan tidak bisa didapatkan. Mengapa? Sebab meningitis atau radang selaput otak yang bisa mengakibatkan cacat dan kematian pada penderitanya serta memburuk dengan cepat sekali. Sejak gejala awal timbul, penyakit ini dapat membawa kematian dalam waktu 24 - 48 jam.
Sayangnya, saat ini masih ada individu yang tidak melakukan vaksin namun berupaya mendapatkan ICV. Padahal menurut dr. H. Andi Muhadir MPH., Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Mantra, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, saat ini vaksin meningitis untuk naik haji diberikan secara gratis. Cara mendapatkannya juga dipermudah.
Selain mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Anda bisa datang ke rumah sakit yang sudah ditunjuk langsung oleh pemerintah. "Di antaranya RS Persahabatan, RSCM, RS RP Soeroso, RS Fatmawati, sehingga aksesnya tidak terlalu jauh," ujar Andi. Sementara untuk umroh dan keperluan lainnya, vaksin meningitis juga bisa diperoleh di tempat yang sama namun berbayar.
Saat ini vaksin yang digunakan adalah vaksin konjugat ACYW135 yang sudah disertifikasi halal oleh MUI dan disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Dapat dipakai oleh anak usia muda sampai orang lanjut usia, respons imun yang lebih baik yaitu lebih tinggi dan lebih lama, dan mengurangi kuman komensal di tenggorokan yang tidak menimbulkan penyakit tapi membawa kuman," urai Samsuridjal.
Menurut Dr. dr. Julitasari Sundoro dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Sosial, keamanan vaksin ini setara dengan vaksin lain yang sejenis. "Efeknya nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, pening, mual, demam, menggigil namun umumnya tidak berat dan berlangsung 1 - 2 hari," kata Julitasari.
Astrid Isnawati
KOMENTAR