Manusia memiliki sepasang ginjal yang berfungsi membersihkan racun serta mengeluarkan kotoran dari darah. Fungsi lainnya adalah untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh, serta mengeluarkan hormon yang membantu produksi sel darah merah.Melihat fungsinya yang sangat vital, maka pemeliharaan organ yang termasuk pada sistem saluran kemih manusia ini sangatlah penting. Sebab ketika fungsi ginjal mengalami penurunan, ginjal akan kesulitan menyaring racun dan cairan sehingga sampah dan cairan berlebih tetap terakumulasi dalam tubuh.
Tiga Liter Sehari
Sebuah studi menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi sedikit air memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita batu ginjal. Pasalnya di dalam ginjal, sampah metabolisme dan cairan berlebih diproses menjadi urine yang mengalir melalui kandung kemih. Ketika ginjal menyaring darah dan mengeluarkan sisa metabolisme, air kemudian mengeliminasi sisa metabolisme tersebut.
Maka dapat disimpulkan, kunci dari memelihara kesehatan ginjal adalah pada pola hidrasi. "Hidrasi yang baik itu sangat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit ginjal seperti batu ginjal dan infeksi ginjal," ujar Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, Staf Bagian Ginjal dan Hipertensi Departemen Penyakit Dalam FKUI dan RSCM Jakarta, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diadakan di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (6/3) lalu.
Oleh sebab itu, penting untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan demi memelihara kesehatan ginjal. Parlindungan menambahkan, orang dewasa dalam kondisi sehat harus mengonsumsi dua hingga tiga liter air setiap hari. "Agar aman dan mencegah penyakit ginjal, maka urine kita per hari sebaiknya sebanyak dua liter. Untuk mendapatkannya kita harus mengasup air sebanyak dua hingga tiga liter pada orang sehat," tukasnya.
Mengapa jumlah tersebut hanya disarankan pada orang dewasa yang sehat? Pasalnya, kebutuhan seseorang akan air berbeda-beda tergantung kondisinya. Sebut saja pasien penyakit ginjal kronis stadium tinggi, ia justru jangan terlalu banyak minum karena akan menyebabkan pembengkakan. Pentingnya mengonsumsi air dengan jumlah yang tepat pun diamini oleh Dr.dr.Saptawati Bardosono, MSc, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI. "Anggapan harus mengonsumsi air putih sebanyak-banyaknya itu persepsi yang salah. Mengonsumsi air putih lebih dari yang diperlukan malah akan membebani ginjal. Ginjal harus terus bekerja menyaring air tadi," tukasnya.
Bukan Sembarang Air
Air dalam tubuh mengalami proses penyerapan, penyaluran, dan pembaharuan. Pembaharuan air sendiri bergantung pada jumlah asupan air yang diserap oleh tubuh. "Semakin banyak air yang diminum, semakin cepat kadar air tubuh diperbaharui. Penelitian yang dilakukan Francois Peronnet menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi dua liter air per hari, maka air akan berada di tubuh sampai sekitar lima puluh hari," urai Parlindungan. Air akan keluar melalui urine, keringat, uap pernafasan, dan tinja setelah sepuluh hari dikonsumsi. Sedangkan tetes terakhir air yang diminum baru akan keluar lima puluh hari kemudian.
Melihat durasi panjang air berada di dalam tubuh, penting untuk memastikan air yang kita konsumsi sudah berkualitas baik. Secara umum, menurut Parlindungan, syarat air putih yang layak minum adalah harus jernih, tidak berasa, tidak berbau, kandungan kuman rendah, serta kandungan mineral seperti kalsium dan magnesium rendah.
Pentingnya memerhatikan faktor-faktor tersebut dalam memilih air minum ternyata harus diperhatikan, contohnya ketika kita memilih sumber air minum untuk dikonsumsi sehari-hari. "Jadi sebenarnya mau air sumur pompa atau air yang dimasak juga tidak masalah asalkan memenuhi syarat tersebut," tambahnya.
Lain halnya untuk jenis minuman yang memiliki rasa tertentu seperti jus buah. Parlindungan memaparkan beberapa hasil studi yang meneliti kandungan-kandungan dalam minuman tersebut.Misalnya saja pengonsumsian 240 ml teh dan kopi per hari yang ternyata dapat menurunkan risiko pembentukan batu, serta jus jeruk yang ternyata cocok untuk pencegahan kalsium oksalat, asam urat, dan batu sistin.
KOMENTAR