Segera Periksa
Acapkali kita merasa ada keluhan mengenai kesehatan tubuh, namun cenderung menunda memeriksakan diri. Padahal, sudah barang tentu penundaan tersebut justru dapat memperbesar risiko. "Tiga puluh persen dari kanker dapat terkontrol jika ditemukan dalam keadaan dini. Sementara pasien yang datang ke rumah sakit, tujuh puluh persennya adalah pada stadium lanjut," tukas Soehartati.
Ia menambahkan, apabila seseorang baru memeriksakan diri ketika usia atau penyakitnya sudah lanjut, niscaya biaya pengobatan akan semakin tinggi sementara angka keberhasilan menjadi rendah. "Jadi sebenarnya tiga puluh persen dari jumlah penderita kanker dapat lebih dikontrol apabila diperiksakan pada kondisi dini," tegas Soehartati.
Mengenai hal tersebut, Djakaria menambahkan bahwa pasien memang cenderung takut pada kemungkinan operasi. "Biasanya mereka lalu ditawarkan obat-obat tradisional dan tergiur. Padahal itu bukan pengobatan utama, hanya pelengkap agar tubuh lebih segar. Lalu ketika tidak ada efeknya, baru mereka ke dokter. Padahal jika pengobatan tertunda, misalnya hingga enam bulan kemudian, maka tumor akan berkembang dan akan sulit dioperasi, serta lebih mahal penanganannya," kata Djakaria.
Intinya, pengobatan dini akan sangat membantu penanganan kanker. "Karena banyak yang kami temui pasien kanker berobat sendiri terlebih dahulu. Setelah stadium lanjut, baru ke kami. Padahal jika dilakukan secara dini, biaya pengobatan menjadi sangat murah dan angka keberhasilan lebih tinggi," ujar Soehartati.
Lebih lanjut ia menambahkan, selain menjalani pengobatan, kontrol teratur, dan hidup dengan pola hidup sehat, cancer survivor seperti layaknya seorang anggota komunitas biasa, sebaiknya tetap beraktivitas rutin sesuai kondisi dan kemampuannya. "Ikut aktif dalam grup komunitas survivor agar dapat berbagi dan saling menguatkan. Itu juga membentuk pola pikir yang positif," pungkas Soehartati.
Kenali Gejalanya
Ketika beberapa gejala sudah dirasakan tubuh, segera memeriksakan diri merupakan jalan terbaik. "Memeriksakan diri tidak selalu berarti seratus persen pastilah kanker, namun bila ternyata didapati kanker, maka akan lebih baik bila ditangani dini. Karena jika didiamkan, keluhan akan memberat," ujar Djakaria. Yuk, hindari faktor risiko kanker dan kenali gejalanya.
Kanker Mulut Rahim
Biasa disebut dengan istilah kanker serviks, kanker jenis ini banyak ditemukan pada usia 35-49 tahun. Risiko terhadap kanker jenis ini dapat meningkat jika sering berganti pasangan, menikah muda (di bawah 20 tahun), melahirkan banyak anak, terpapar Infeksi Menular Seksual, juga kenaikan risiko 2,7 kali pada perokok aktif.
Gejala klinis:
Pendarahan atau flek setelah hubungan seksual, pendarahan tidak teratur di luar siklus menstruasi, pendarahan setelah menopause, serta keluar cairan atau keputihan yang berlebihan dan berbau.
Kanker Payudara
Beberapa risiko yang dapat memicu kanker payudara adalah adanya riwayat kanker pada keluarga dekat, menstruasi dini dan/atau menopause terlambat, kehamilan pertama setelah tiga puluh tahun, tidak menikah dan tidak menyusui, juga terpapar radiasi, mengonsumsi alkohol, dan menyantap banyak makan makanan berlemak. Untuk mengenalinya, lakukan "Sadari" (Periksa Payudara Sendiri) secara teratur.
Gejala klinis:
Terdapat benjolan pada payudara atau ketiak, sebagian besar benjolan dengan panjang 1 cm dapat teraba oleh pasien. Tanda juga dapat dilihat dari permukaan kulit yang seperti kulit jeruk, kemerahan, kulit/puting tertarik ke dalam, dan keluarnya cairan abnormal dari payudara.
KOMENTAR