Seringkali kita memberikan kepada pasangan apa yang kita butuhkan dan bukan apa yang dibutuhkan oleh pasangan. Kita "lupa" bahwa setiap individu berbeda, termasuk pasangan kita.
Konon, pria dan wanita itu berbeda, sehingga kebutuhan emosionalnya juga berbeda. Namun tak semua pria dan wanita memahami bahwa mereka memiliki kebutuhan berbeda. Sehingga sering terjadi, mereka mendapatkan dari pasangannya apa yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Begitupun sebaliknya, mereka memberikan kepada pasangannya apa yang sebenarnya tak dibutuhkan oleh si pasangan. Hal itu terjadi karena mereka berasumsi bahwa apa yang mereka dambakan/kehendaki, maka itu juga yang dibutuhkan oleh pasangannya. Sehingga, yang mereka berikan adalah apa yang mereka butuhkan sendiri, bukan kebutuhan pasangannya.
Itulah mengapa, kata John Gray, Ph.D., penulis buku Men Are From Mars, Women Are from Venus, seringkali orang mengatakan bahwa mereka sudah banyak memberi namun pasangannya tak membalasnya secara setimpal. "Ya, mereka memang memberi, tapi tidak seperti yang diinginkan pasangannya. Untuk menerima lebih banyak, kita harus belajar bagaimana memberi, bukan dengan apa yang kita butuhkan, tapi apa yang pasangan kita butuhkan," tulisnya. Jika kita dapat memenuhi kebutuhan pasangan kita, maka pasangan kita pun secara spontan akan memenuhi kebutuhan kita.
John Gray yang selama lebih dari 20 tahun aktif menyelenggarakan berbagai seminar tentang menjalin hubungan antara pria-wanita/suami-istri ini, sangat meyakini bahwa pria dan wanita memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Bila kita tak memahami perbedaan-perbedaan tersebut, maka akan selalu terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan. Kita pun tak akan bisa memahami mengapa usaha kita untuk saling memberi dukungan menjadi gagal.
KEBUTUHAN WANITA
Pada wanita, terang penulis buku Mars and Venus Together Forever dan Mars and Venus in The Bedroom ini, kebutuhan yang mendasar ialah ingin diperhatikan, dimengerti, dan dihormati. "Setiap hari wanita ingin diyakinkan secara verbal bahwa ia dicintai." Artinya, ungkapan seperti, "Saya mencintaimu," secara terus menerus ingin selalu didengarnya.
Wanita juga ingin berbeda dari wanita lain dalam kehidupan suaminya. Ia ingin menjadi wanita satu-satunya, pertama, dan spesial bagi suaminya. Sehingga, ketika hal itu tak didapatkannya, ia mulai merasa tak berharga. Tapi coba kalau ia merasa dirinyalah yang terpenting dalam kehidupan suaminya, maka dengan mudahnya ia akan memberikan kepercayaan kepada sang suami.
Selain itu, wanita ingin merasa didengarkan dan dipahami dengan penuh empati kala ia mengungkapkan perasaannya. Semakin terpenuhi kebutuhannya untuk didengarkan dan dimengerti, ia pun akan memberikan pengertian yang dibutuhkan pasangannya.
Begitu juga bila pria mau mempertimbangkan pikiran-pikiran si wanita, maka ia akan memberikan penghargaan yang layak diterima oleh suaminya. Sebab, ia merasa dihormati pada saat pria menanggapinya dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan serta kebutuhannya.
KEBUTUHAN PRIA
Lain halnya dengan pria yang sangat membutuhkan penghargaan sebagai imbalan atas usaha dan perbuatannya. "Tanpa adanya cukup penghargaan, lelaki merasa gagal untuk mencapai tujuannya," ujar John Gray. Karena pria akan menjadi sangat terluka bila wanita tak mempercayai, menghargai atau menerima motivasi, kemampuan, pikiran, keputusan serta sikapnya.
Dalam kondisi pria tak merasa berharga, bisa jadi ia akan menyerah atau justru melakukan tindakan berlawanan dan dengan keras kepala mengulanginya lagi sampai ia dihargai. Tapi kalau ia merasa dihargai oleh pasangannya, semangatnya akan bangkit. Bahkan, sekalipun ia tak dapat memecahkan masalah di kantornya, namun bila sesampainya di rumah disambut oleh istri dengan kebahagiaan dan ungkapan terima kasih, stresnya langsung berkurang.
KOMENTAR