Sering, kan, orang tua, khususnya ibu, mandi bersama anak? Sebaiknya jangan dibiasakan, deh, karena bisa memancing si kecil berrperilaku "genit" dan melakukan "masturbasi".
Menurut Dra. Dewi Mariana Thaib, umumnya mandi bersama anak dilakukan lebih karena pertimbangan praktis saja. Misal, ibu yang harus bergegas ke kantor bisa lekas selesai bersiap diri sekaligus memandikan anak tanpa terlalu banyak buang waktu. Hingga, usai mandi, ia bisa langsung berdandan sementara anak cukup diserahkan ke pengasuh. Atau, boleh jadi si ibu enggan kotor atau basah lagi ketika harus memandikan anaknya secara terpisah.
Sebagian lagi memang sudah terbiasa mandi bareng. Dengan alasan demi kebersamaan keluarga, misal, hingga bila tak mandi bersama-sama, anak bakal mogok mandi. "Nah, ketimbang si kecil tak mau mandi, orang tua pun mengalah dengan meneruskan kebiasaan mandi bersama ini," ujar psikolog dari Klinik Medika Bayuadji, Jakarta, ini.
Ada pula yang menerapkan mandi bersama lantaran khawatir anaknya kelak bingung dan menyimpan banyak tanya mengenai tubuhnya tanpa mendapat jawaban yang benar. Nah, mandi bersama dianggap lebih pas untuk memberikan pendidikan seks pada anak ketimbang harus menerangkannya pakai gambar-gambar. Apalagi, tak mudah mendapatkan gambar-gambar sederhana yang mudah dipahami anak, terutama yang berkaitan dengan organ kelamin.
PERHATIKAN USIA
Tentu sah-sah saja kita mandi bersama si kecil, apa pun alasan dan tujuannya. Namun, Dewi mengingatkan agar kita juga memperhatikan usia anak. "Jika usianya masih 1-2 tahun, mungkin relatif aman karena ia belum lancar berbicara dan sosialisasinya pun belum meluas. Hingga, tipis kemungkinan ia akan menyebarluaskan kepada orang-orang luar tentang apa yang dilihatnya saat mandi bersama."
Namun bila usianya menjelang 3 tahun, "biasanya anak sudah mulai lancar berbicara dan ia pun mulai banyak bergaul, hingga bisa saja ia menyebarluaskan 'pengetahuan'nya itu kepada teman-teman di lingkungan sosialisasinya." Terlebih, apa yang dilihatnya selama mandi bersama merupakan sesuatu yang istimewa atau setidaknya berbeda dengan apa yang umumnya dilihat anak-anak. Disamping, ia pun ingin mendapat tanggapan dari teman-temannya hingga ia akan merasa bangga menjadi sosok yang lebih tahu dibanding teman-teman sebayanya.
Jadi, mulai usia 2 tahun sebaiknya acara mandi bersama tak diteruskan, ya, Bu-Pak. Bahkan, sekalipun kita tak keberatan si kecil ngomongin bagian-bagian tubuh kita kepada teman-temannya. Soalnya, seiring kemampuan berbicara si kecil yang mulai lancar, rasa ingin tahunya pun makin berkembang, hingga ia jadi makin banyak bertanya, termasuk hal-hal yang menyangkut seksualitas. Nah, sudah siapkah menjawab pertanyaan-pertanyaannya?
Ingat, lo, setiap pertanyaan anak harus dijawab, apa pun pertanyaannya. Jawabannya juga harus benar, bukan membingungkan atau malah menyesatkan. Dalam arti, kita tak boleh menutupi kenyataan yang dilihat anak. Tentu menjawabnya dengan bahasa yang mudah dimengerti anak sesuai tingkatan usianya. Misal, si Upik bertanya, "Bunda, kenapa, sih, tempat pipisku enggak sama seperti punya Ayah?", kita harus menjawabnya dengan benar, seperti, "Karena Ayah laki-laki dan kamu perempuan seperti Bunda."
Itulah mengapa, tekan Dewi, bila kita belum siap memberikan jawaban yang benar dan memadai, "hindari mandi bersama anak." Jikapun terpaksa, sebaiknya kita mandi dalam keadaan tetap berpakaian. Dengan begitu, tipis kemungkinan si kecil akan bertanya macam-macam. Paling yang ditanyakan, "Kok, Bunda mandinya pakai baju, sih?"
Cara lain, bangunlah lebih awal lalu segera mandi. "Paling lama cuma 10-15 menit, kan?" Bila si kecil sudah bangun saat kita ingin mandi, toh, kita bisa minta bantuan untuk suami untuk menjaganya. Usai mandi, barulah kita mandikan si kecil.
"MASTURBASI" DAN "GENIT"
KOMENTAR