Setiap minggunya, tak kurang dari tujuh les yang diambil oleh Sang Buah Hati. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah belum termasuk, lho! Tujuannya? Membekali anak dengan berbagai keahlian. Padahal dengan setumpuk kegiatan seperti itu, bukan tak mungkin anak akan jenuh. Bagaimanan sebaiknya?
Batasi Aktivitas
Meski Danny Wallace sukses dengan konsep "Yes, Man!"-nya, tapi jika anak terlalu sering mengiyakan setiap kesempatan, keluargalah yang akan menerima konsekuensinya.
Lebih baik pangkas kegiatan anak menjadi sekali seminggu saja. Untuk menentukan apa yang penting dan tidak, tanyakan ahlinya yaitu Sang Anak. Tulis apa saja kegiatan yang ia suka dan pastinya mereka akan memilih menghabiskan waktu lebih banyak bersama Anda.
Keluarga adalah Prioritas
Anak hanya bersama dengan orang tua dalam waktu yang singkat. Begitu mereka tumbuh dewasa, semua prioritas pun berubah.
Karenanya, orang tua harus sebaik mungkin memanfaatkan waktu sempit ini. Jalan-jalan, bersepeda, bermain game, apapun bisa Anda lakukan bersamanya. Yang penting, anak tahu jika Anda selalu ingin bersamanya.
Hari Bebas
Tujuan memberi sekian banyak aktivitas untuk anak adalah mencegah anak kebosanan, padahal kegiatan terjadwal juga membosankan. Untuk menghindarinya, lebih baik sediakan hari bebas, jam bebas atau apapun dalam kalender yang bisa diisi dengan aneka kegiatan.
Kegiatan yang tak terduga biasanya malah memacu anak untuk berkreasi, berimajinasi, dan membuka pikirannya lebih luas.
Percaya pada Diri
KOMENTAR