Dengan demikian, nilai gizinya tetap bisa terpenuhi, ya, Bu. Kecuali itu, makanan jenis ini pun mengandung zat penajam rasa yang bisa merusak selera makan anak. "Nah, justru inilah yang perlu diwaspadai dan dikontrol oleh orang tua," tambah sarjana Gizi Makanan dan Sumber Daya Keluarga dari Institut Pertanian Bogor, ini. Zat penajam rasa inilah yang kemudian akan membuat anak kecanduan pada jenis makanan ini sehingga ia enggan beralih pada makanan lain. Kalau sudah begini, yang repot, kan, orang tua juga.
MENIRU ORANG TUA
Yang jelas, Bu-Pak, pada usia 2 tahun ke atas anak memang cenderung memilih jenis makanan yang sudah dikenalnya dan tak jarang ia menolak jenis makanan lain yang baru dilihatnya. "Karena itu orang tua harus memberi contoh baik dan benar serta didukung dengan pengetahuan gizi yang cukup," jelas Victor. Terkadang perlakuan akan konsumsi anak disamakan dengan orang tua. "Anak bisa melihat bapaknya makan mi plus bumbu instannya, sehingga anak bertanya, 'Kenapa saya, kok, dilarang?'" Atau bisa saja secara tak sadar di rumah memang menjadikan mi sebagai makanan yang cukup sering dikonsumsi.
Kalau sudah begini, tentu enggak fair bila orang tua malah menyalahkan anak. Ingat, lo, Bu-Pak, pola makan anak sangat ditentukan oleh kebiasaan orang tua. Anak, kan, belum tahu bahwa makanan ini bergizi atau tidak, makanan ini bahaya atau tidak. "Nah, tugas Ibu-Bapak yang harus mengenalkan makanan padat gizi pada anak dengan menu yang beragam dan bervariasi." Jadi, sekarang jangan ngomel-ngomel lagi, ya, Bu-Pak, kalau anak maunya cuma makan mi. Coba tanya, jangan-jangan memang Ibu-Bapak yang mengenalkan makanan tersebut padanya. Ayo?!
UKURAN MI SEBAGAI PENGGANTI NASI
Kita tahu, mi ada dua jenis, yaitu mi basah dan mi kering. Mi dapat disajikan dalam berbagai rasa; mi goreng, mi ayam, mi rebus, mi bakso, dan lainnya. Nah, bila ingin memberi mi pada anak sebagai subtitusi nasi dengan nilai yang sama, ada ukuran yang bisa dijadikan patokan. Bila nasi dengan berat 100 gram, ukuran rumah tangganya (Urt) 3/4 gelas, maka subtitusinya: * mi basah dengan berat 100 gram, Urt 1,5 gelas * mi kering dengan berat 50 gram, Urt 1 gelas * bihun dengan berat 50 gram, Urt 0,5 gelas
POSITIF NEGATIF MI
Menurut Harli, dampak positif-negatif makanan mi penting diketahui orang tua. Catatan berikut bisa dijadikan pengetahun tambahan buat orang tua di rumah.
* Lebih Bervariasi. Positifnya, makanan anak lebih bervariasi. Anak memiliki pilihan sehingga ia tak mengalami ketergantungan pada salah satu jenis makanan tertentu. Hal ini akan membantu suplai aneka zat gizi yang diperlukan dalam proses tumbuh-kembang anak. Negatifnya, jika anak mengalami ketergantungan pada mi semata dan tak mengkonsumsi makanan lainnya, seperti nasi, jagung dan lainnya, anak dapat menderita kekurangan zat gizi jika makanan yang dikonsumsinya tak bervariasi.
* Makanan Sumber Tenaga. Kandungan gizi utama pada mi adalah karbohidrat karena bahan dasar untuk membuat mi adalah terigu. Jadi, mi merupakan salah satu makanan sumber tenaga seperti halnya nasi, jagung, sagu atau kentang. Begitu juga untuk kwetiau, bihun, dan misoa yang terbuat dari tepung beras, ataupun soun yang terbuat dari tepung kanji. Asal konsumsinya tak berlebihan, tetap positif bagi kesehatan anak, kok.
* Faktor Higienis. Dari aspek gizi, baik mi basah atau kering sama saja. Tapi, dari aspek higienis (kebersihan) dan keamanan makanan, maka mi basah tak tahan lama dan harus segera dimasak. Mi basah juga sangat rawan terkontaminasi kotoran pada saat diolah dan dijual di pasar, karena mi basah pada umumnya produk rumah tangga. Sedangkan mi kering dapat bertahan lebih lama.
* Siap Saji. Semua produk mi merupakan salah satu produk yang mengutamakan kepraktisan penyajian. Dengan hanya menuangkan air panas dan merendamnya beberapa menit sudah bisa dikonsumsi. Yang jelas, teliti lebih dulu tanggal kadaluarsa dan kadar bahan yang terkandung dalam kemasannya.
* Air Rebusan Mi. Air rebusan mi tak perlu dibuang karena zat gizi yang terkandung dalam olahan mi larut di dalamnya. Kalau dibuang, justru zat gizinya jadi berkurang.
* Tak Merusak Pencernaan. Pada dasarnya mi tak merusak pencernaan anak. Yang perlu diwaspadai adalah bumbunya karena dalam bumbu banyak mengandung unsur yang dapat merangsang dan membuat iritasi saluran pencernaan anak. Jika terpaksa, gunakan bumbu mi seperlunya. Jangan dicampur semuanya.
Riesnawiati/Artha Ariadina
KOMENTAR