Sebuah tantangan berat harus dijalani oleh 700 umat Islam yang tinggal di kota Kiruna, Swedia. Kota ini berjarak 145 kilometer dari lingkar kutub dan dikelilingi gunung-gunung bersalju meski di musim panas.
Tahun ini, pada tanggal 28 Mei - hingga 16 Juli matahari akan bersinar selama 24 jam di kota Kiruna. Lantas, bila matahari tenggelam sebagai penanda buka puasa tak kunjung datang, bagaimana mereka berpuasa?
"Saya mulai santap sahur pada pukul 03.30 dini hari. Saat itu, matahari sudah bersinar terang. Saat akan tidur, saya pasang dua tirai di jendela, tetapi tetap saja cahaya matahari masuk," kata Ghassan Alankar, pencari suaka asal Suriah.
Baca: Kisah Muslim Berpuasa di Negara dengan Matahari Bersinar 24 Jam
Uniknya, bila bulan puasa di Kiruna jatuh pada bulan Desember, kondisi sebaliknya terjadi. Dalam dua pekan, matahari bahkan tidak pernah terbit sehingga pada saat itu umat Muslim "terpaksa" membuat aturan sendiri saat berpuasa.
Seorang pria Somalia, Abdulnasser Mohammed, mengatakan, pada musim dingin, dia berpuasa hanya sekitar lima jam sehari.
Abdulnasser yang kini menjadi Ketua Asosiasi Umat Islam Kiruna mengatakan, pada musim panas, dia mengikuti jadwal puasa Turki karena negeri itu adalah negeri Muslim paling dekat dengan Swedia. Namun, dia menegaskan setiap umat Muslim bebas untuk memilih cara menjalankan ibadah puasa.
Untuk di musim panas saja, setidaknya ada empat aturan puasa saat matahari bersinar 24 jam di Kiruna. Ini karena memang belum ada fatwa khusus untuk kasus ini. Penduduk muslim Kiruna ada yang berpatokan pada jam buka puasa di Stockholm, Pakistan, Turki, dan ada pula yang tetap menjalankan sesuai waktu Kiruna.
Ervan Hardoko/Kompas.com, Sumber: Al Jazeera
KOMENTAR