Seperti dikutip beberapa media, Presiden SBY dikabarkan tengah menjalani diet untuk mengurangi berat badannya. Staf Khusus Presiden Bidang Informasi, Heru Lelono mengatakan, Presiden secara rutin dan disiplin mengatur pola makan dan gizi yang sesuai dengan usianya.
"Sekarang, Pak SBY duduk, mikir, otaknya yang bekerja. Asupan makannya berbeda. Makanya, saat itu Pak SBY pernah kelihatan gemuk. Nah, sekarang dibilang lebih baik. Menurut saya, hari-hari ini kondisi Pak SBY adalah yang terbaik. Sekitar 4-5 bulan terakhir, beliau dalam kondisi terbaik," kata Heru kepada para wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/5/2011). Presiden disebut mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan lebih banyak mengonsumsi tahu, ikan, dan sayur-sayuran, seperti bayam, ketimun, dan asparagus.
Menurut Heru, diet versi presiden yang juga dijalaninya memungkinkan untuk makan beberapa kali sehari, misalnya pada pukul 07.00, pukul 10.30, pukul 12.30 dan pukul 17.00. Menu makanan yang diberikan harus diatur, seperti ikan, putih telur, serta tahu dan tempe dengan mengurangi konsumsi minyak goreng. "Makannya banyak, tapi diatur," ujar Heru. Sejumlah media massa bahkan memberitakan bahwa presiden bisa makan tujuh kali dalam sehari.
Hasilnya? Dalam beberapa minggu, Presiden SBY mengaku berat badannya turun sekitar sepuluh kilogram. Meski cukup sukses, ia akan terus menurunkan berat badannya, "Tiga sampai lima kilogram lagilah," kata Presiden kepada wartawan tentang target penurunan berat badannya.
Jumlah, Jadwal, Jenis
Menurut Dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK., spesialis gizi dari MRCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta, diet yang sehat adalah mengonsumsi makanan yang sehat, dengan jumlah, jadwal, dan jenis yang diatur. "Makan tujuh kali sehari boleh, tapi jumlahnya harus disesuaikan dengan diet sehat. Kenapa tujuh kali, barangkali ada problem di lambung. Jadi diisi, tapi sering," katanya.
Samuel melanjutkan, diet sehat sebetulnya sederhana, dan tanpa harus ikut beraneka jenis diet yang belakangan marak. "Yang harus diingat adalah 3 J, yaitu Jumlah, Jadwal, dan Jenis. Jumlah makanan yang dikonsumsi sebaiknya jangan berlebihan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jika aktivitas fisiknya tinggi dan olahraga teratur, bolehlah jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak. Akan tetapi, kalau aktivitasnya kurang, tidak banyak kegiatan, maka jumlah makanan yang dikonsumsi pun harus dibatasi. Timbangan harus seimbang antara makan dan aktivitas. Makan berlebihan berbahaya, karena bisa memicu kelebihan lemak, yang berakibat kegemukan," jelas Samuel.
J berikutnya adalah jadwal makan. Harus teratur, paling tidak sehari 3 kali bagi mereka yang sehat. Makan besarnya dimakan pagi, makan siang, dan makan malam. Kecuali mereka yang punya penyakit, misalnya bagi yang punya sakit mag. "Penderita mag harus lebih sering makan, tetapi jumlah makanan yang diasup tetap harus diperhitungkan. Jumlahnya sama, tetapi dipecah ke berapa kali makan. Jadi, terserah mau makan berapa kali, yang penting total jumlah makanan yang dikonsumsi dalam sehari tidak berlebihan," lanjut Samuel.
Kebutuhan makan setiap orang pasti berbeda-beda, disesuaikan dengan berat badan, tinggi badan, usia, aktivitas, dan sebagainya. "Itu ada hitung-hitungannya. Untuk perempuan Indonesia, maka rata-rata jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 1500-1800 kalori, sementara pria Indonesia butuh rata-rata 2000-2500 kalori," lanjutnya.
Jadwal Tepat
Selain jumlah, jadwal makan pun harus tepat. Sebaiknya hindari kebiasaan telat makan. Pasalnya, telat makan akan membuat kita kelaparan. Akibatnya, makan berikutnya pun jadi lebih banyak. Sementara jenis makanan yang sehat untuk dikonsumsi adalah makanan lengkap yang disebut gizi seimbang. Di dalamnya ada sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, serta minum air putih. Komposisinya, untuk orang Indonesia, jumlah karbohidratnya antara 50-60 persen, lemak 20-30, dan protein 10-15 persen.
Karbohidrat, yang merupakan sumber tenaga, ada dua jenis, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana atau karbohidrat simpleks. Jenis-jenis makanan sumber karbohidrat misalnya nasi, roti, kentang, bihun, mi, dan sebagainya. "Sebaiknya pilih karbohidrat kompleks, yaitu karbohidrat yang ada kandungan seratnya. Contohnya, kalau nasi ya nasi merah, roti pilih roti gandum, dan kalau makan kentang sebaiknya makan dengan kulitnya. Ini semua kandungan seratnya tinggi, sehingga penyerapan gulanya pun pelan-pelan," jelas Samuel. Sementara sumber karbohidrat simpleks misalnya nasi putih dan roti putih.
Sumber protein ada dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani misalnya ikan atau ayam (tapi tidak dengan kulitnya, karena kulit ayam tinggi kolesterol). Hindari juga makan daging, karena sulit menghindari kolesterolnya. Sementara sumber protein nabati misalnya tahu dan tempe. "Yang tetap harus diingat adalah jumlahnya jangan berlebihan," saran Samuel. Yoghurt juga bagus sebagai sumber protein dan kalsium yang rendah lemak.
Selain protein, lemak juga sebaiknya pilih lemak baik, misalnya ikan yang mengandung asam lemak Omega 3, kedelai, kacang, atau jagung yang mengandung asam lemak Omega 6, atau sumber asam lemak Omega 9 yang ada di dalam kacang-kacangan, olive oil, canola oil, atau alpukat. Lemak jahat harus dihindari, misalnya gorengan, kuning telur, cumi, udang, kerang, kepiting, jeroan, otak, hati, yang semuanya mengandung kolesterol tinggi. Hindari meggunakan minyak goreng berulang kali, juga santan yang tinggi kolesterol.
Belum Terbukti
Sumber gizi lain adalah vitamin dan mineral yang didapat dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah dan sayuran bagus karena mengandung serat yang penting untuk mengganggu penyerapan zat-zat yang tidak berguna atau berbahaya, seperti lemak, gula, atau zat-zat beracun lain. "Penyerapan zat-zat yang tidak baik ini diganggu dengan jalan diikat oleh serat, kemudian dibuang melalui kotoran," lanjutnya.
Lalu, berapa banyak sebaiknya kita mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dalam sehari? Paling tidak, dalam sehari lima porsi buah, yang terdiri atas lima macam buah dan lima warna buah. Malah kalau bisa 10 macam buah. Sayuran juga begitu. Sehari minimal 3-5 porsi sayur, yang terdiri atas 3-5 macam dan warna sayur. Jangan lupa sehari minum air putih delapan gelas atau sekitar 2 liter.
Samuel juga tidak menganjurkan diet populer yang belakangan banyak sekali jenisnya. Menurutnya, belum ada riset yang membuktikan diet-diet populer itu berhasil. "Belum terbukti secara ilmiah. Yang sudah terbukti adalah 3 J tadi, Jumlah, Jadwal, dan Jenis," katanya. Diet sehat ini tidak mengenal usia dan harus dilakukan sejak masih anak-anak. "Tentu harus dibedakan diet untuk anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua. Harus disesuaikan dengan berat badan, tinggi badan, usia, dan aktivitasnya," jelas Samuel.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR