Ibu Rieny yang baik,
Saya Sulung (S) dari 3 bersaudara. Orangtua bercerai sejak masih kecil. Beserta adik-adik, kami ikut ibu yang membiayai hidup kami. Sekarang saya bekerja dan sebagian penghasilan dipakai membantu ibu dan adik-adik yang masih sekolah.
Saya baru menikah 6 bulan yang lalu dengan A, setelah berpacaran lebih dari 2 tahun. Walau keluarga kami tak setuju, kami tetap menikah. Seminggu nikah, ada W, wanita lain, datang marah-marah karena merasa dikecewakan oleh A.
Kami ribut, tapi cepat selesai. Masalah muncul lagi ketika Ayahnya memberi tahu ke Ibu saya bahwa A punya wanita lain yaitu R yang sering datang jika istrinya sedang tidak ada di rumah. Kami ribut lagi.
Saya tinggal berpisah dengan A, saya di kota J dan A di kota C. Seminggu sekali saya datang ke rumahnya, bukan dia yang datang untuk menjenguk saya. A berprinsip, seorang istri harus mengabdi ke suami.
Saya minta pendapat A untuk mengundurkan diri dari perusahaan agar fokus ke rumah tangga. Jawaban A menggantung status saya.
Selama menikah, setiap malam Sabtu, saya pulang ke A dan Senin pagi berangkat lagi. Pernah, saya pulang, dia malah ke luar kota bersama R. Ketika mengadu ke orangtuanya, Ayahnya berkata "Kalian bodoh. Percuma dilanjutkan juga, bakalan hancur. Memangnya kamu tahan dengan kebrengsekan A?"
Saya hanya diam. Bisa Ibu bayangkan, saya malah dipulangkan ke orangtua saya. Lalu, A tidak menghubungi kecuali jika ingin berhubungan intim. Seminggu setelahnya, A minta saya datang ke satu hotel, untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
A mentransfer Rp 100 ribu untuk ongkos dan check in di hotel, padahal sebelumnya tak pernah transfer. Demi keutuhan rumah tangga, saya pulang dari J ke C. Saya berpikir positif, Bu. Mungkin dia ada itikad baik untuk mempertahankan rumah tangga.
Ternyata pikiran saya salah, ya? Saya dilecehkan, Bu. Saya dipulangkan ketika tak dibutuhkan, diminta datang ketika ingin berhubungan intim, dan diperlakukan seperti pelacur.
Besoknya, saya bilang ke A untuk memproses perceraian di pengadilan agama, tapi ditolaknya. A lebih memilih lewat amil.
KOMENTAR