Mungkin Anda bertanya, kenapa harus repot-repot menyiapkan anak melewati pubertas. Pertama, agar anak terhindar dari kebingungan, kedua agar ia tetap percaya diri meski terjadi perubahan besar ini. Sehingga ketika waktunya tiba, anak sudah dibekali pengetahuan dan paham dengan perubahan yang terjadi.
Tujuh langkah berikut bisa dijadikan panduan untuk menyiapkan anak dan pubertas yang ia alami.
Bicara Perlahan
Ketika membicarakan pubertas pada anak, lakukan secara bertahap sesuai dengan perubahan yang terjadi. Jelaskan bahwa pubertas terjadi pada semua orang pada jangka waktu yang berbeda. Jadi tidak usah malu, jika ia belum pubertas, sementara teman-temannya sudah, ataupun sebaliknya. Lakukan dialog dengan pikiran terbuka, tanpa menghakimi, dan santai. Menggunakan pengalaman pribadi? Tentu boleh, dong!
Gunakan Buku
Buku mengenai pubertas yang disertai gambar bisa digunakan untuk menjelaskan mengenai pubertas pada anak, lho. Selain akan lebih mudah dipahami, anak juga tak akan kaget begitu ia, misalnya, mengalami menstruasi untuk pertama kali. Toh, Anda sudah menjelaskannya, kan?
Anak tidak nyaman membacanya bersama Anda? Mungkin ia malu? Tidak apa-apa. Simpan buku tersebut di tempatnya dan sisipkan pesan bahwa anak boleh bertanya jika ada yang tak ia mengerti.
Ajari
Ketika "hari besarnya" tiba, ajari Si Upik memakai pembalut dengan benar. Sekaligus beritahu bahwa ia sekarang sudah beranjak dewasa dan kelak sudah bisa menjadi ibu sehingga ia harus bisa menjaga diri. Pun dengan anak laki-laki, ayah harus mengajarinya cara bercukur yang benar. Hei, ini bisa menambah keintiman antar keluarga, lho. Jadi, manfaatkan momen ini baik-baik.
Perubahan Emosi
Selain aspek fisik, amati juga aspek mental seperti emosi. Beritahu anak bahwa pada fase pubertas, biasanya mood berubah dengan drastis. Satu menit senang, satu menit kemudian bisa tiba-tiba kesal. Apa yang harus dilakukan orangtua? Jadilah pihak yang paling bersabar agar anak tahu orangtua mengerti betul apa yang ia alami.
Astrid Isnawati / dari berbagai sumber
KOMENTAR