Sesaat setelah kabar meletusnya Gunung Sinabung terdengar. Masyarakat Relawan Indonesia langsung menerjunkan relawan lokal dan tim relawan dari Jakarta untuk membantu warga sekitar.
Berdasarkan laporan dari Bayu Gawtama, Direktur Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT), para pengungsi masih berada di tenda pengungsian. "Salah satu tempat pengungsian adalah penampungan Jambur Sempakata, ini merupakan tempat paling banyak pengungsinya, awalnya pengungsi berjumlah 2730 jadi 2766 jiwa," Ungkapnya.
Bayu Gawtama beserta tim melakukan observasi dan pendataan di titik-titik pengungsian. Ada beberapa titik pengungsian yang berhasil didata di antaranya Teras Brastagi (8550 jw). Sempakata (2750 jw). Klasis GKBP Kabanjahe (1600 jw). Komplek GBKP (hampir 1800rb), dan Desa Sipayung (hampir 750).
Selain melakukan pendataan, tim relawan juga mendistribusikan masker pada warga. Pembagian masker dirasa perlu karena udara yang dihirup warga tercampur dengan debu vulkanik yang terbawa angin.
Bayu juga mengatakan bahwa saat ini bantuan yang sangat dibutuhkan para pengungsi adalah makanan dan perlengkapan bayi, lauk pauk, popok bayi sekali pakai, pembalut wanita dan selimut. " Selimut sangat urgent karena cuaca di sekitar Gunug Sinabung sangat dingin. Selain itu tim relawan juga akan melakukan aksi Trauma Healing tentunya sangat diharapkan sekali," katanya.
Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung saat ini berangsur menurun, namun demikian bukan berarti situasi dapat segera stabil, kemungkinan timbulnya letusan susulan bisa terjadi sewaktu-waktu. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, hingga saat ini sebagian besar warga masih bertahan dipengungsian.
Tim Masyarakat Relawan Indonesia bersama relawan lokal masih berada di Kaban Jahe Tanah Karo, tim terus berjibaku melakukan serangkaian aktifitas bagi warga lereng Sinabung yang menjadi korban letusan. Robith, salah satu personil Masyarakat Relawan Indonesia menginformasikan bahwa saat ini pengungsi masih tetap bertahan di pengungsian terutama pada malam hari.
Sedangkan di siang hari masyarakat menjalankan aktifitas sebagaimana biasa, bercocok tanam ke sawah dan ladang mereka. Sehingga untuk melakukan pendataan jumlah pengungsi harus dilakukan pada malam hari.
Hari ini, Rabu (18/9) tim relawan ACT kembali melakukan assesment dan pendataan jumlah riil pengungsi, pendataan dilakukan secara berkala di titik-titik pengungsian mengingat jumlah mengungsi yang sangat fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini untuk mengetahui secara pasti jumlah pengungsi jenis kebutuhan yang diharapkan. " Sehingga apa yang dibutuhkan oleh pengungsi sesuai dengan apa yang disalurkan" tutur Robith.
Edwin
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR