Sepeninggal polisi lalu lintas yang baik hati itu, mulai terdengar cerita-cerita manis pengabdian mendiang kepada anak-anak difabel yang dirawat di Panti Asuhan. Yayasan Sayap Ibu.
Semasa hidup, mendiang rupanya sudah mengabdikan diri menghibur dan menemani anak-anak di sana selama lebih dari 5 tahunan. Atas keikhlasan dan pengabdian tersebut, Yayasan Sayap Ibu dan Satgas Perlindungan Anak yang diketuai M Ihsan, memberikan "Kak Seto Award" terhadap mendiang.
"Kak Seto award ini kita pilih namanya karena saya dan banyak masyarakat mengenal Kak seto yang tetap konsisten di jalur perlindungan anak sejak dulu. Ini untuk mengingatkan orang agar mengapresiasi konsistensi dalam upaya perlindungan anak," ujar M Ihsan kepada para wartawan.
Kak Seto yang juga hadir saat penyerahan award, berharap agar keteladanan yang sudah diperlihatkan oleh Ipda Anumerta Kus Hendratna dalam mencintai anak-anak juga dapat dilakukan orang lain dan dengan berbagai profesi lain.
"Ternyata, mencintai anak-anak tidak harus oleh Guru Taman Kanak-Kanak saja tapi seorang anggota kepolisian yang selama ini difigurkan berwajah angker dan galak, ternyata juga bisa dekat dengan anak-anak," ujar Kak Seto menuturkan kesannya terhadap Ipda Anumerta Kus Hendratna.
Keteladanan Kus Hendratna disinggung Kak Seto, bahkan 12 jam sebelum Kus meninggal dunia, pak polisi yang baik hati itu bahkan sempat mendongeng dan bercerita kepada anak-anak. Hal ini membuat Satgas PA juga yayasan Sayap Ibu, berjuang untuk memberikan penghargaan kepada mendiang juga beasiswa kepada anak-anak mendiang.
"Saya mewakili keluarga dan Bapak Kapolri, mengucapkan terima kasih atas apresiasi Kak Seto dan Bapak Muhammad Ihsan yang memberi apresiasi luar biasa kepada almarhum," ungkap Assisten SDM Kapolri, Irjen Pol Drs. Prasetyo, SH, MM, M.Hum.
Masih menurut Prasetyo, Polri sudah sepantasnya merasa kehilangan, karena bukan saja institusi namun juga anak-anak yayasan Sayap Ibu.
"Di samping sehari-hari setiap hari melaksanakan tugas di kepolisian, almarhum juga aktif membina di yayasan. Kita sekalian kehilangan sosok almarhum yg luar biasa. Bahkan Wakapolri menyatakan, almarhum adalah Pahlawan Kusuma Bangsa yang telah gugur dlm pengabdian di malam detik-detik jelang peringatan Proklamasi. Beliau gugur dlm mengabdikan diri pada nusa bangsa dan ibu pertiwi," ungkap Prasetyo bangga serta berharap Ipda Anumerta Kus Hendratna bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan sejawat juga masyarakat.
Selain utusan Satgas PA dan POLRI, Renowati, ketua II Yayasan Sayap Ibu menuturkan kehilangannya akan sosok Kus Hendratna.
"Sejak tahun 2008, dia bersama kami (Yayasan Sayap Ibu). Dia sangat peduli dengan anak-anak," ujar Reno sembari menahan kesedihan yang mendalam.
Reno menuturkan, sejak Yayasan Sayap Ibu pertama kali mendapatkan tanah hibah dari Pemda Tangsel di jalan Raya Graha Bintaro, Pondok Kacang Barat, Bintaro, Tangerang, panti anak-anak difabel itu sempat dimusuhi warga setempat karena dianggap sebagai aktivitas kristenisasi.
Namun kegigihan Kus Hendratna membuat yayasan akhirnya diterima. "Bapak Kus sangat aktif memperkenalkan pada warga. Memfasilitasi kami agar diterima. Ini yang membuat Pak Kus dekat di hati kami. Anak-anak dan perawat. Dia sangat disukai di sini," kenang Reno.
Pada pukul 14.00 WIB, Yayasan Sayap Ibu juga perwakilan POLRI menjadi saksi diberikannya award atas pengabdian Kus Hendratna yang juga telah menjadi pahlawan bagi anak-anak difabel di bawah asuhan Yayasan Sayap Ibu.
Laili
KOMENTAR