Dalam budaya kita, pemakaian kode-kode oleh suami/istri untuk mengajak pasangannya berintim-intim, dapat dikatakan masih jarang atau belum biasa digunakan. Pasalnya, dalam masyarakat kita, umumnya pihak lelaki atau suami yang lebih agresif atau mendominasi. "Bila suami 'mau', biasanya langsung mengatakan keinginannya itu atau berterus terang pada sang istri, tanpa memakai kode-kode."
Beda dengan masyarakat Barat, "Pemakaian kode-kode untuk mengajak pasangan berhubungan intim memang umum digunakan oleh suami-istri di sana." Sebab, penggunaan kode-kode sebenarnya merupakan suatu hal penting dalam usaha membina hubungan suami-istri.
Sayangnya, di sini hal tersebut sering terabaikan lantaran kurangnya tingkat pemahaman kita. Padahal, manusia bukan malaikat yang tahu perasaan atau isi hati pasangannya. "Di sinilah kode-kode dibutuhkan, yaitu untuk membantu mengetahui apa yang diinginkan pasangan."
Di masyarakat Barat, kode-kode tak melulu digunakan untuk mengundang pasangan berintim-intim, melainkan juga untuk menolak, terutama dilakukan oleh para istri. Namun, penggunaan kode ini erat kaitannya dengan menunda kehamilan. "Di Eropa Barat ada suatu metode dikenal dengan metode menghindari masa subur. Jadi, masyarakat di sana cenderung ber-KB secara alamiah, dengan tidak pakai kondom atau alat kontrasepsi lainnya."
Nah, agar tak terjadi kehamilan, pada masa subur, wanita tak melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Sedangkan yang mengetahui masa subur itu sendiri, kan, si istri. Untuk itu, agar suami tahu si istri sedang dalam masa subur, maka istri harus mengirim pesan kepada suami bahwa saatnya tidak tepat untuk berhubungan. "Biasanya, sebagai kode atau simbol untuk menolak secara halus, di kamar tidur mereka, istri meletakkan rangkaian bunga atau menyusun bantal di tempat tidur dalam susunan berbeda, yang memang sudah diketahui sang suami. Cara ini tentunya lebih enak dibandingkan langsung mengatakan secara terus terang."
Sama dengan kode untuk "ajakan", kode-kode yang bermakna "penolakan" juga harus melalui persetujuan dari kedua belah pihak, yaitu antara suami-istri telah sepakat untuk menghindari berhubungan seks pada masa subur.
Rodin
KOMENTAR