Sederet alternatif pengobatan ditawarkan untuk mengatasi gangguan seksual. Salah satunya adalah tumbuhan obat.
"Dok, saya sedih dan merasa bersalah. Sekian tahun berumah tangga, kok, istri saya enggak pernah orgasme," keluh seorang suami yang mengalami gangguan ejakulasi dini. Sementara suami lain mengeluhkan alat kejantanannya yang ternyata tak kelewat jantan.
Apa pun jenis gangguan seksual yang dialami pria atau wanita, papar Prof. Dr. dr. Wimpie I. Pangkahila, Sp. And., FAACS, dalam sebuah seminar yang diadakan majalah Intisari beberapa waktu lalu, dapat mengakibatkan disharmoni kehidupan seksual. Artinya, bukan cuma menimbulkan kekecewaan pada si pria, tapi juga bisa mengakibatkan gangguan fungsi seksual pada istrinya. Begitu juga sebaliknya.
HATI-HATI DENGAN OBAT
Padahal, tutur Wimpie,mereka yang mengalami gangguan ini ternyata cukup tinggi. Dari sekitar 4.135 wanita menikah yang datang berkonsultasi padanya, sekitar 25-50 persen mengalami disfungsi seksual. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55,7 persen mengaku tidak pernah mengalami orgasme dan 12,7 persen jarang merasakannya karena berbagai gangguan.
Gangguan-gangguan fungsi seksual tersebut, lanjut Wimpie, pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik adalah semua penyebab berupa gangguan fisik atau penyakit yang berpengaruh terhadap fungsi seksual. Sedangkan faktor psikis adalah semua penyebab yang secara kejiwaan dapat mengganggu reaksi seksual terhadap pasangannya hingga fungsi seksual mereka terganggu.
Faktor fisik sendiri dapat dikelompokkan menjadi faktor hormon, saraf, pembuluh darah, dan otot. Faktor hormon, ujar Wimpie mencontohkan, adalah rendahnya kadar hormon tiroid dan meningkatnya kadar hormon prolaktin yang merangsang sekresi ASI, yang membuat wanita menyusui umumnya kehilangan gairah seksual. Sedangkan yang termasuk faktor saraf di antaranya gangguan bagian otak yang mengontrol ereksi. Sementara faktor otot, semisal berkurangnya sel-sel otot polos pada penis.
KOMENTAR