Namun, sepertinya langkah tersebut belum benar-benar diterapkan di tengah masyarakat. Buktinya, angka kasus DBD di sejumlah kota besar di Indonesia masih tergolong tinggi. Sepanjang tahun 2009, di DKI Jakarta tercatat 18.366 kasus DBD dengan angka kematian 37 jiwa. Kemudian berturut-turut Semarang 16.500 kasus, Bandung 5.292 kasus, Surabaya 1.552 kasus, dan Yogyakarta 100 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dien Ernawati, M Kes dalam acara Gerakan Nasional Cegah Demam Berdarah, Senin, (1/2) menilai tingginya jumlah kasus DBD berkaitan dengan perilaku masyarakat yang masih belum menerapkan PSN 3M di rumah masing-masing. "Perubahan perilaku sangat dibutuhkan," imbau Dien.
Dien melanjutkan, pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan 3M PLUS terus-menerus dan serentak dilakukan. Mulailah dengan rutin menguras tempat berkembang biaknya jentik, menutup wadah air, mengubur kaleng dan bekas, menggunakan obat anti nyamuk, serta menggunakan kelambu.
Sementara itu, Pakar Entomologi Kesehatan IPB Dr. drh. Upik Kusumawati Hadi,MS mengingatkan, pemberantasan sarang nyamuk aides aegypti selaku vector virus DBD perlu dilakukan minimal satu minggu sekali. Di mana saja tempat-tempat yang rawan dijadikan tempat berkembangbiaknya aides aegypti? Upik menyebut ada hampir seratus tempat. Mulai dari dispenser, wadah dan tempat penampungan air (gentong, ember, botol bekas), sampai wadah air minum hewan peliharaan.
Kalau selama ini kita mengetahui air bersihlah yang justru jadi incaran aides aegypti, kini tidak lagi. "Dari penelitian, ditemukan aides aegypti bisa berkembang biak dengan baik di air-air yang sudah terpolusi. Misalnya di air yang mengandung campuran kaporit-deterjen-tanah, atau feses unggas-tanah-deterjen," jelas Upik sembari mengingatkan pentingnya setiap individu menjalankan pola hidup bersih.
Larvasidasi juga merupakan pencegahan yang bisa Anda lakukan, yakni dengan menggunakan cairan khusus pembasmi aides aegypti, khususnya di wadah-wadah air yang sulit dijangkau. Sedangkan, untuk pencegahan lewat penyemprotan obat nyamuk, Pakar Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Dr. Tri Yunis Miko punya tips khusus. "Aedis Aegypti itu kan siklus hidupnya kalau pagi sekitar jam 8-10, dan sore jam 3-5. Penyemprotan bisa dilakukan pada sekitar waktu tersebut. Atau pada prinsipnya lakukan penyemprotan sebelum tidur."
Nah, sederhana kan? Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah perilaku sehat dan ciptakan lingkungan bersih-sehat mulai dari diri Anda sendiri. Anda pun bisa membantu program pemerintah mencegah DBD dengan menjadi juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) bagi diri sendiri dan lingkungan di sekitar Anda.
Astri
KOMENTAR