3. PENYAKIT AKIBAT KEBANYAKAN MAKAN
Memasuki hari-hari akhir tahun, tak saja jenis menu yang berubah, porsi makan pun sering melebihi takaran harian. Sering makan di luar, mengubah porsi makan selain jenis menu yang rata-rata tinggi lemak, boros gula dan garam. Jenis menu semacam itu yang merongrong stabilitas faali orang dengan kolesterol dan lemak darah yang sudah tinggi, selain juga bagi pengidap asam urat tinggi, kencing manis, penyakit jantung, dan pernah stroke.
Menu restoran dan menu pesta harus jadi musuh orang dengan lemak dan kolesterol darah tinggi. Efeknya memang tidak sesegera seperti efek buruk gula pada pengidap kencing manis, namun kenaikan lemak dan kolesterol darah, jika tidak diturunkan, menambah tebal karat lemak pembuluh jantung dan otak, sehingga risiko terserang jantung dan stroke pun lebih besar.
Sama hal pengidap kencing manis, pada yang asam urat darahnya tinggi (uric acid), sepotong jeroan, atau ampela, atau ati, sudah langsung mencetuskan serangan encok urat (pirai atau gout). Biasanya muncul serangan nyeri serasa berduri di jempol kaki sepulang pesta.
Agar efek menu hari-hari memasuki akhir tahun tidak merongrong kestabilan penyakit yang sudah lama diidap, ada baiknya menakar ulang dosis obat yang selama ini rutin diminum. Bagi yang kolesterol dan lemak darahnya tinggi, perlu menambah dosis obat antikolesterol-lemaknya. Begitu pula kencing manis, pengidap asam urat tinggi, dan darah tinggi.
Pengidap darah tinggi yang rentan garam (salt sensitive), tekanan darahnya akan mudah terpicu oleh kelebihan garam dalam menu. Kita tahu, semua jenis menu pesta dan restoran cenderung lebih banyak garamnya dibanding menu rumah. Maka dari itu, mintalah nasihat dokter, berapa takaran obat sebaiknya ditambah, agar penyakit lama tidak dirongrong oleh menu akhir tahun. Serangan jantung atau stroke sering terjadi di hari-hari memasuki akhir tahun.
Hal-hal lain yang menambah risiko bagi pengidap jantung koroner dan stroke, selain menu, juga jadwal aktivitas harian yang berubah. Kurang waktu jeda, kurang tidur, aktivitas fisik melebihi biasanya, merupakan faktor-faktor pemberat. Maka, waspadalah dengan obat antikoroner, obat jantung, dan obat pengencer darah (golongan aspirin), selain obat antikolesterol-lemak, dan kalau perlu obat antiserap lemak. Dengan obat baru ini, lemak makanan tidak diserap oleh darah, namun dibuang lewat tinja.
Bagi yang punya risiko kena stroke (darah tinggi, lemak darah tinggi, kencing manis, ada turunan darah tinggi, perokok), waspadai kadar lemak dan kolesterol darah, tekanan darah, dan faktor stres. Seperti pada serangan koroner, faktor stres berperan besar. Stres menguncupkan pembuluh darah koroner seketika, kendati pembuluhnya belum tersumbat total oleh karat lemak.
Hal lain, bagi yang berisiko terserang jantung koroner, irama hidup harian yang berubah juga bisa menjadi pencetus. Hidup kita berirama (biological rhytm). Irama biologis harian disebut irama sirkadian. Serangan jantung acap terjadi pada jam-jam tertentu (biasanya dinihari), selain pada kondisi-kondisi di mana stres sering tercetus. Perubahan sirkadian oleh tidak samanya aktivitas dan jadwal makan, jadwal jeda, jadwal tidur, dan jadwal kegiatan seks pada hari-hari memasuki akhir tahun, bisa saja merupakan faktor pemicu serangan koroner lainnya.
Oleh: dr. Hendrawan Nadesul (Dok. NOVA)
KOMENTAR