Mitos: Mi instan mengandung sedikit serat, tapi kadar karbohidratnya tinggi sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
Fakta: Kandungan mi instan sungguh beragam, tak hanya karbohidrat. Tapi juga kadar protein yang tinggi disertai vitamin-vitamin.
Pada dasarnya tak ada satu jenis makanan di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh. Kecuali ASI untuk bayi di bawah 6 bulan. Oleh karenanya, setiap makanan yang dikonsumsi manusia harus dilengkapi kandungan lain. Minimal 37 jenis dalam satu makanan, agar zat gizi di dalamnya saling melengkapi kebutuhan manusia.
Mi instan, selain mengandung protein, lemak, juga diperkaya vitamin A, C, B1, B6, B12, niasin, folat, pantotenat dan mineral besi. Mi instan pun telah dilengkapi sayuran, misalnya wortel. Namun, jumlahnya memang tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, mi harus dilengkapi makanan lain.
Dalam setiap kemasan mi instan, selalu tergambar saran penyajian. Itulah yang harusnya dilakukan jika ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi.
Tambahkan telur, sayur, atau daging, sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh terpenuhi. Variasikan juga cara penyajiannya, agar tak lekas bosan.
Mitos: Mi instan menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.
Fakta: Dalam proses pembuatannya mi instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mi instan adalah deep frying yang bisa menekan rendah kadar air (sekitar 5%). Metode lain adalah air hot drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan, asalkan kemasannya terlindung secara sempurna.
Kadar air yang sangat minim ini, tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup apalagi berkembang biak. Malah, mi instan tidak beraroma tengik serta tidak menggumpal basah. Langkah terakhir untuk memastikan mi instan layak konsumsi adalah perhatikan dengan seksama tanggal kadaluarsanya.
Mitos: Mi instan mengandung lilin. Oleh karena itu, ketika dimasak airnya menguning.
Fakta: Salah. Mi instan tidak menggunakan lilin.
Lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Lilin sebenarnya ada pada makanan alami seperti apel atau kubis. Kubis jika dicuci dengan air, tidak langsung basah. Atau apel yang jika digosok akan mengilap. Itulah lilin, yang memang diciptakan alam.
Sementara mi instan, yang merupakan produk mi kering, sama sekali tidak membutuhkan lilin. Air menguning ketika memasak mi instan, sebenarnya didapat dari proses deep frying yang berkadar minyak tinggi.
Proses deep frying dilakukan agar kadar air bisa ditekan sampai titik terendah, sehingga mi instan lebih awet. Kadar minyak ini pasti tersisa pada mi dan menyebabkan mi instan mengilap, dan air rebusan jadi menguning dan berminyak.
Dengan minyak ini, zat-zat tidak berguna yang terdapat dalam mi dipisahkan, sehingga yang tersisa adalah zat-zat yang memang diperlukan oleh tubuh.
Afra Mayriani
KOMENTAR