DIA TIDAK SEMPURNA, BEGITU JUGA SAYA
Bila kita mampu menyadari hal ini, kita masih punya banyak peluang untuk hidup berdampingan secara nyaman dengan si pemberang. Andrew Matthews, dalam bukunya Making Friends, memberikan beberapa kiat agar kita bisa melakukannya.
Yang pertama, kita perlu memiliki kemampuan untuk menerima si pemberang sebagaimana adanya. Ini berarti kita tidak menuntutnya untuk menjadikan sama seperti kita. Makin mampu kita menerimanya, makin menyenangkan hubungan kita dengan si pemberang.
Kedua, cobalah untuk memahami latar belakang perilakunya yang pemberang ini. Seringkali orang-orang ini adalah orang yang didasar hatinya merindukan perhatian orang lain pada dirinya. Dan sayangnya, ia hanya mengenal satu cara untuk mencuri (dan bukan mencari) perhatian dari lingkungan, yaitu dengan berlaku berang dan marah-marah!
Makin kenal kita akan apa yang melatarbelakangi perilaku si pemberang, akan makin besar pula toleransi kita padanya. Didin, misalnya. Ternyata ia adalah bungsu 8 bersaudara yang di rumah selalu harus menerima kenyataan, sebagai anak terkecil. Ia malah harus mengalah pada kemauan kakak-kakak maupun orang tuanya.
Besarnya keinginan dan kebutuhan untuk "diakui" di dalam ling kungan terdekatnya, menyebabkan ia tidak memperoleh penyaluran atas keinginannya untuk mengekspresikan di rumah. Ia punya semacam ketakutan bila ia lakukan keinginannya itu pada orang tua dan saudara kandungnya, ia akan tidak mendapat temat istimewa di hati mereka. Jadilah ia si penurut yang manis dan menuruti saja keinginan lingkungan. Akibatnya, di luar rumah ia melampiaskan semua yang tak diperolehnya di rmah dan jadilah ia si pemberang yang salalu ingin dilihat "hebat"' oleh lingkungannya.
Ketiga, biasakanlah untuk tidak berprasangka maupun memberi penilaian terlalu dini terhadap perilaku yang ditampilkan di pemberang. Terkadang, ia memang berada di pihak yang dirugikan. Hanya saja, cara ia mengekspresikan perasaan yang ditimbulkan oleh perilaku orang lain yang tak layak pada dirinya itu, kental diwarnai emosi yang meledak-ledak.sehingga tetap saja lingkungan melihatnya tidak benar atau tidak pantas.
Pacar Yossi misalnya, sangatlah wajar bila ia kesal saat antreannya di bioskop di sela orang lain. Hanya saja, reaksinya yang tak dikemasnya dalam cara yan lebih bisa diterima ole lingkungan, menyebabkan ia kurang dimengerti oleh orang lain.
Lihat dan cobalah pahami dia tanpa lebih dahulu memvonisnya hanya dengan prasangka kita saja. Kalau hal ini mampu kita lakukan, tetap menghargai si pemberang sebagai individu yang utuh.
Berikutnya, iasakanlah untuk memfokuskan diri dan perhatian pada sisi positif dari orang yang berinteraksi dengan kita, termasuk si pemberang ni. Cara kita memandang permasalahan. Akan sangat mempengaruhi penilaian diri terhadap masalah tersebut. Bila yang mengedepan (atau menjadi fokus perhatian) adalah sisi buruk seseorang, dengan sendirinya ia tak akan terlihat buruk sekali di mata kita. Tetapi, bila kita mencoba untuk paling tidak, adil mempertimbangnkan buan hanya sisi buruk, tetapi juga sisi positifnya, niscaya kita dapat menemukan sisi-sisi yang menyenangkan dalam berteman ataupun berkencan dengan si pemberang.
SATU-SATUNYA CARA
Bila kita telaah kiat di atas, pasti Anda sepakat, kunci utama untuk dapat menikmati dan tetap merasa nyaman bergaul dengan si pemberang adalah dengan menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bersikap toleran dan fleksibel menanggapi situasi saat kita sedang berada bersama si pemberang, akan membuat kita tidak saja merasa nyaman, tetapi bahkan juga bahagia.
Dan ketika kita mengembangkan toleransi terhadapnya, sebenarnya kita bukan sedang berlaku sok hebat atau lebih daripadanya, melainkan untuk kepentingan kita sendiri. Yaitu, kepentingan untuk menjadi lebih bahagia hidup di dunia ini.
Bukankah bila kita bicara soal hidup, sebenarnya kita sedang bicara tentang apa dan bagaimana kita di tengah orang lain? Terlalu banyak menuntut agar mereka begini dan begitu terhadap kita, mengakibatkan kita mengajukan terlalu banyak syarat dan ini tak bisa tidak, lalu berarti kita justru membatasi diri dari hidup ini sendiri!
Nikmatilah perbedaan Anda dengan orang yang bergaul bersama Anda. Bila Anda mampu mengedepankan dan menghormati sisi positif orang lain, Anda akan segera memperoleh respek dan juga kasih sayangnya pada Anda.
Sementara, Anda sendiri tak perlu menjadikan diri sama ruwetnya dengan dia. Karena untuk menjadikan diri kita baik bagi si pemberang maupun orang lain, Anda tidak perlu menjadi seseorang yang susah dipahami.
Dok. NOVA
KOMENTAR