Kadang ia merasa terluka bila suaminya tidak menghiraukan buah hati mereka. Memang ada macam-macam alasan wanita untuk lebih mencintai anak-anak. Dari yang masuk akal sampai yang terlalu jauh dari jangkauan. Santi, misalnya, orang tuanya bercerai sejak ia kecil. Karena itulah ia merasa tak perlu berbaik-baik pada sang suami. "Dulu ibuku menyerahkan seluruh cintanya pada ayah. Hasilnya, Ayah pergi dengan perempuan lain," kisahnya.
Berbekal pengalaman itulah ia kini lebih suka mendahulukan kepentingan anak ketimbang suami. "Merekalah yang akan mendampingi saya kelak jika saya tua. "Tentu jalan pikiran seperti ini amatlah keliru. Tak ada yang tahu apakah perkawinan kita akan berusia panjang. Tetapi setelah memutuskan menikah, bukankah menjadi tugas suami atau istri tetap mempertahankannya?
Tak bisa dipungkiri, negara maju serta budaya di tempat wanita itu tinggal, juga turut mempengaruhi sikap wanita. Di Amerika, negara yang banyak kaum feminisnya, lain lagi pendapatnya. Menurut mereka, tidaklah keliru mementingkan cinta kepada suami, pekerjaan, hobi, atau hal lain, bila memang kita menginginkan begitu.
Namun, toh, tidak semua kaum feminis menerapkan teori mereka sendiri. Karena kehadiran anak bagaimanapun selalu mampu menggapai sisi keibuan wanita. Menjadi ibu seringkali memberi kejutan menyenangkan pada wanita. Peran ibu memang sesuatu yang ekslusif, kata ahli.
BUATLAH SEIMBANG
Kehadiran anak memang luar biasa. Tiba-tiba saja bisa mengubah wanita yang egois sekalipun, mau membagi cintanya. Tetapi harap diingat pula, tujuan perkawinan bukan hanya menghadirkan keturunan. Tujuan perkawinan lebih kepada membentuk keluarga bahagia. Dan ini bisa tercapai kalau seluruh pihak saling mendukung.
Menentukan prioritas mana yang penting saat itu tentu lebih baik ketimbang jauh-jauh hari sudah memutuskan akan lebih mencintai anak atau suami. Kalau anak Anda sakit, tentu, Anda harus mementingkan anak ketimbang suami, betapapun inginnya ia mendapat elusan Anda. Sebaliknya, bila suami tengah mendapat tekanan di kantor, tak ada salahnya tentu mengabaikan si kecil sejenak.
Ada baiknya, ajak suami Anda ikut mengasuh dan merawat si kecil. Percayalah sentuhan si kecil pada suami akan mampu menghangatkan hati suami Anda. Kalau Anda berdua bisa meluangkan waktu sebanyak mungkin, dengan bertiga Anda sekeluarga akan merasakan kehangatan kehadiran anak. Namun jangan lupa diantara waktu kebersamaan itu, harus pula ada waktu sedikit, saat Anda hanya berduaan saja dengan suami. Meski tak mudah, berusahalah membuat pembagian waktu ini seimbang. Cintai anak kita sedalam-dalamnya, tetapi pada saat yang sama tak membuat suami merasa kita tinggalkan.
Yang jelas, seperti kata pepatah, cinta adalah sesuatau yang gaib. Cinta adalah sesuatu yang tak pernah habis. Yang paling baik adalah membuat suami mengerti, kita mencintai anak lebih dari yang lain karena memang seharusnya begitu. Dunia di luar adalah dunia yang kejam dan berbahaya bagi seorang anak. Bagi kita, orang dewasa, dunia itu masih bisa kita atasi dengan kemampuan kita sebagai seorang dewasa. Jadi, bersikaplah dewasa.
Hasto
KOMENTAR