UTARAKAN RASA KETERSINGGUNGAN ANDA
Banyak istri tidak tahu kapan harus memafkan suami atau justru harus memarahinya. Hanya karena meninginkan kehidupan rumah tangga yang aman tenteram, mereka memendam marah terhadap pasangannya. Padahal tindakan ini amat tidak tepat. Bukan tidak mungkin suatu waktu amarah yang telah di pendam lama dan bertumpuk-tumpuk itu meluap dan berakibat fatal.
Anda memang harus bisa memaafkan kesalahan suami Anda. Tetapi bukan berarti Anda cukup berdiam diri tanpa menuntut penjelasan, mengapa ia melakukan tindakan yang menyebalkan hati kita itu. Siapa tahu, ia tak pernah merasa tindakan yang Anda benci itu sebagai kesalahan. Tak heran kalau kemudian suami Anda akan sering-sering mengulangi perbuatannya itu.
Jadi tindakan yang paling tepat adalah mengutarakan ketersinggungan Anda dengan segera. Tak perlu dengan amarah bertubi-tubi atau dengan tindakan merengut. Jangan pula ganti menyakit pasangan anda. Kalau ia tidak merasa telah berbuat salah, ia akan bingung karena tiba-tiba disakiti.
Ingatlah, mengutarakan ketersingungan dengan cara menyakiti pasangan tidak akan menyelesaikan masalah. Tabahkan pula makin ia tidak mengerti maksud Anda, untuk membuatnya paham, Anda akan makin menyakitinya. Makin lama rasa sakit itu akan pula bertumpuk pada diri pasangan Anda. Akibatnya hubungan Anda menjadi pecah. Tentunya Anda tak ingin berpisah dengan hanya karena komunikasi yang terhambat, kan?
Mulailah proses pemberian maaf dengan saling menceritakan apa yang Anda alami atau rasakan. Jangan takut ia akan tersinggung atau mencap Anda sebagai orang yang cepat tersinggung. Toh, semuanya tergantung cara Anda berbicara kepadanya. Kalau Anda langsung memaki-maki, ya bukan tidak mungkin ia pun balas memarahi Anda. Utarakan ketersingunggan Anda dengan tegas tetapi tidak dengan nada marah. Jangan terkejut, kalau tiba-tiba suami Anda malah bengong karena tak menyangka telah menyakiti Anda. Desak ia untuk minta maaf dan berjanji tak mungulangi perbuatannya lagi.
Setelah meminta maaf dan berjani, berusalah untuk sungguh-sungguh memaafkannya, sekaligus juga melupakannya. Karena maaf yang tulus itu termasuk juga melupakan bahwa pasangan Anda pernah berbuat hal yang tidak berkenan di hati Anda. Kalau Anda masih kadang-kadang mengingat kesalahnnya, berarti Anda belum betul-betul tulus memafkannya.
TAK SEMUA PERBUATAN BOLEH DIMAAFKAN
Kendati memaafkan pasangan perlu dilakuan, namun tidak semua tindakan salah boleh dimaafkan. Memaafkan perbuatan pasangan Anda terus menerus apalagi perbuatan yang kerap dilakukan, justru membahyakan perkawianan Anda. Apakah Anda akan juga memafkan pasangan Anda kalau ia terus memukuli atau membogongi Anda?
"Bagaiman tidak di maafkan? Toh ia suda minta maaf dan berjanjti tidak akan mengulangi lagi," kisah seorang ibu. Padahal di dalam hati, ia tahu suaminya akan mengulangi perbuatannya kembali. Dan tanpa disadari, orang yang justru membuatanya melakukan tindakan buruk itu lagi, adalah Anda sendiri. Karena suami Anda pasti akan berpikir, untuk apa susah-susah mengubah perangai, toh istriku akan memafkan perbuatanku dengan segera. Nah, kalau jalan pikiran pasangan Anda sudah serupa itu, Anda sendirilah yang akan susah.
Dok. NOVA
KOMENTAR