Konon pria termasuk "hebat" jika mampu bertahan lama. Tapi jika ejakulasi tak kunjung keluar, kedua pihak sama-sama menderita. Kalau keseringan terjadi, bisa membahayakan perkawinan, lho.
Ejakulasi terhambat adalah ejakulasi yang tidak terjadi pada saat yang diinginkan. "Ejakulasi yang benar adalah jika si pria bisa mengatur, kapan ia hendak berejakulasi," ujar androlog dari Klinik Grasia dr. Nugroho Setiawan, Sp.And.
Ejakulasi terhambat termasuk salah satu disfungsi seksual pada pria. Disfungsi seksual terjadi jika fungsi seksual pria mengalami gangguan. Di dunia kedokteran, ada 4 gangguan fungsi seksual, antara lain gangguan libido (tak memiliki nafsu/rangsangan seksual). "Penyebabnya bisa karena masalah kejiwaan maupun penyebab organik," tutur Nugroho. Berikutnya gangguan ereksi (yang sering disebut impotensi), gangguan orgasme (tak pernah puas), dan gangguan ejakulasi. "Nah, ejakulasi terhambat masuk dalam kategori ini."
TAK PEROLEH KENIKMATAN
Ada 5 gangguan ejakulasi, antara lain, anejakulasi (tidak ejakulasi tapi rasanya seperti ejakulasi), dan ejakulasi retrogade (ejakulasi tapi sperma masuk ke kandung kemih). Seharusnya, pada saat ejakulasi, klep dari kandung kemih menutup. Namun karena suatu sebab, entah penyakit atau gangguan persarafan, klep akhirnya tidak menutup. "Ini bisa dilihat, misalnya, habis senggama (orgasme), ada sperma di air seninya," jelas Nugroho.
Ada juga ejakulasi incomplete. Biasanya terjadi pada pria yang "terpaksa" harus ejakulasi (mengeluarkan sperma). "Misalnya pada pemeriksaan sperma. Karena malu, akhirnya ejakulasinya tidak lengkap." Terakhir, dan yang paling sering, adalah keluhan soal ejakulasi dini (ejakulasi precox).
Ejakulasi terhambat merupakan kebalikan dari ejakulasi dini. "Harusnya keluar, ini malah tak kunjung keluar," jelas Nugroho. Pada beberapa pasangan, hal ini seringkali menimbulkan masalah. Soalnya, bukan kenikmatan yang didapat, justru petaka, baik bagi istri maupun suami. "Suami capek karena tidak juga ejakulasi, sementara istri pun capek karena harus menunggu suami ejakulasi," lanjut Nugroho.
Mitos menyebutkan, semakin lama hubungan intim, semakin enak. Nah, yang terjadi pada ejakulasi terhambat, semakin lama malah semakin tidak enak dan menimbulkan rasa tak nikmat bagi kedua belah pihak. "Inginnya cepat-cepat selesai, tapi, kok, tidak juga keluar. Akibatnya, malah lebih sengsara ketimbang ejakulasi dini. Dalam beberapa periode hubungan seksual, seringkali bahkan tidak terjadi ejakulasi," lanjutnya. Pada beberapa kasus, ejakulasi terhambat bahkan bisa menjadi penyebab perceraian.
BISA DIKENDALIKAN
Meski kasusnya tak sebanyak ejakulasi dini, ejakulasi terhambat patut diwaspadai. Sebetulnya, apa, sih, penyebabnya? "Sebagian besar disebabkan faktor psikologis. Misalnya, tidak berminat pada pasangan, pengalaman traumatis (pasangan selingkuh), dan sebagainya," jelas Nugroho.
Selain penyebab psikis, juga bisa karena penyebab organik. "Konsumsi beberapa jenis obat, misalnya, atau penyakit persarafan dan pembuluh darah, bisa juga menyebabkan ejakulasi terhambat. Contohnya stroke," terang Nugroho. "Penderita leukemia juga hampir selalu punya keluhan ejakulasi terhambat. Pada leukemia, ada komposisi darah yang tidak normal."
Prinsip terjadinya ereksi dan ejakulasi adalah karena adanya pembuluh darah dan persarafan (otak). "Kita mau orgasme atau mau ejakulasi sebetulnya, kan, dari otak. Orgasme adalah puncak kenikmatan karena sensasi seksual. Padahal, sebetulnya tanpa harus melakukan hubungan seksual pun bisa orgasme. Berarti, semua muncul dari otak," papar Nugroho.
Nah, pada ejakulasi yang benar, pria seharusnya bisa mengendalikan dan menentukan kapan ia hendak berejakulasi, tidak semau-maunya sendiri. "Tapi umumnya, kan, tidak. Itulah sebabnya, kasus yang paling sering adalah ejakulasi dini. Bisa karena emosi yang tidak stabil atau stamina yang tidak baik. Pada ejakulasi terhambat, malah tak keluar sampai beberapa periode senggama. Alhasil, jadi tak nikmat."
RAGAM PENYEBAB
Untuk menangani ejakulasi terhambat, tentu harus dicari penyebabnya lebih dulu. "Kalau karena psikologis, bisa dilakukan psikoterapi dengan bantuan psikolog atau psikiater. Sementara kalau penyebabnya adalah kelainan organ, ya, harus diobati."
Mengembangkan kehidupan seks yang sehat juga bisa membantu mencegah munculnya ejakulasi terhambat, khususnya yang disebabkan oleh faktor psikis. Mencoba menikmati saat-saat berhubungan intim, tanpa khawatir soal kapan akan ejakulasi, juga dapat mengurangi masalah. Tentu, pasangan juga harus membantu. Misalnya, menyiapkan diri sebelum berhubungan intim atau lebih menciptakan suasana yang nyaman, tanpa tekanan, ketimbang mempertanyakan, kok, enggak keluar-keluar, misalnya. "Dan yang jelas, harus ada komunikasi dengan pasangan. Kalau tidak, mana kita tahu apa yang diinginkan dan yang menjadi masalah pasangan?"
Nugroho juga mengingatkan, semua masalah seksual yang tidak segera tertangani pasti akan menimbulkan akibat yang lebih buruk. Bisa jadi stres, tidak puas, tak punya keinginan atau menolak melakukan hubungan intim, bahkan impotensi. "Ini seperti lingkaran setan. Kalau setiap kali senggama enggak keluar-keluar, kenikmatan pun tidak diperoleh dan lama-lama tak bisa ereksi. Jadi, harus segera dicari penyebabnya dan dituntaskan masalahnya."
BATASAN IDEAL BEREJAKULASI?
Sebetulnya, tidak ada batasan waktu tertentu untuk mencapai ejakulasi. "Yang penting, disepakati oleh kedua pasangan. Kalau pasangan sepakat 1 menit cukup, ya, 1 menit itu yang normal. Tapi kalau pasangan merasa 30 menit baru cukup, 25 menit pun sudah termasuk ejakulasi dini," kata Nugroho.
Pengalaman seksual sebelumnya juga sangat berpengaruh. Terkadang, pada wanita, sebentar pun sudah puas, meski nilai kepuasannya tidak terlalu tinggi. "Seks itu, kan, belajar sambil jalan, mau makin pintar atau makin bodoh. Umumnya, orang kita makin bodoh, sehingga makin tua makin bermasalah. Padahal, mestinya makin tua makin nikmat, karena ia makin belajar," lanjutnya.
Untuk mendapatkan seks yang baik, yang paling penting adalah kondisi fisik baik dan pengalaman seksual sebelumnya bagus. "Kalau pengalaman sebelumnya bagus, ia pasti ingin mengulang lagi. Tapi kalau sebaliknya, ia tidak akan marasakan kenikmatan, timbul kekecewaan berulang, sehingga makin lama akan makin bermasalah. Ingat, faktor psikis mempengaruhi organ secara keseluruhan."
SEGERA KE DOKTER BILA
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasangan antara lain:
a. Pria yang tidak bisa ejakulasi selama waktu tertentu dengan berbagai stimulasi, selain dengan senggama, bisa menjadi indikator penyebabnya adalah faktor organik.
b. Jika pria belum pernah mengalami ejakulasi melalui berbagai stimulasi (misalnya mimpi basah, masturbasi, atau sengama) selama hidupnya, bisa jadi ia mengalami gangguan yang bersifat bawaan.
c. Jika ejakulasi terhambat hanya terjadi sekali-sekali, ada baiknya segera hubungi konselor perkawinan. Mungkin penyebabnya adalah masalah psikis.
d. Jika ejakulasi terhambat terjadi lebih dari separuh kali jumlah hubungan intim, ada baiknya segera pergi ke dokter. Jangan tunda lagi.
e. Komunikasi sangat penting. Jadi, bicarakan dengan pasangan, apa yang diinginkan oleh pasangan saat berhubungan intim. Jika ada masalah, bantu pasangan untuk menyelesaikannya. Jangan malah memperburuk keadaan dengan mengeluh atau mencela, misalnya.
Hasto
KOMENTAR