Buatlah perjanjian dengan anak. Misalnya, jika anak mampu berpuasa sehari penuh, mereka akan mendapatkan hadiah tertentu sesuai keinginan mereka.
Jika ternyata anak tidak mampu berpuasa sehari penuh, berikan mereka hadiah penghibur yang nilainya di bawah hadiah yang akan mereka dapatkan jika berpuasa sehari penuh. Begitu pun bila Si Kecil mampu berpuasa sebulan penuh. Reward semacam ini akan membuat anak senang dan terpacu untuk mencoba berpuasa penuh.
Tak perlu hadiah yang mahal-mahal. Anda bisa membuat sendiri hadiah-hadiah kejutan buat Si Kecil, sesuai usianya. Misalnya membuat stiker warna-warni untuk anak yang lebih kecil. Untuk anak usia SD, Anda bisa memberinya mainan atau buku bacaan kesukaannya. Dengan demikian, anak akan merasa senang karena usahanya dihargai. Jangan lupa untuk selalu memuji mereka jika berhasil berpuasa penuh di hari itu. Jika mereka tidak sanggup, teruslah menyemangati mereka agar menambah waktu puasa mereka di esok hari.
Namun, ada yang perlu diperhatikan, yakni jangan sampai hal ini dijadikan kebiasaan. Pasalnya, jika anak terbiasa diberi hadiah setelah berpuasa, dikhawatirkan anak hanya mau berpuasa jika diberi hadiah saja. Orang tua tetap harus memberikan pengertian bahwa puasa adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah, dan puasa di bulan Ramadhan adalah puasa wajib.
Oops, Ketahuan Bohong!
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua jika anak berbohong. Misalnya, di rumah berpuasa, tapi sesampainya di sekolah dan bertemu dengan teman-teman, ia tergoda, dan puasanya "bocor". Jika orang tua "meneror" anak dengan pertanyaan mengenai apakah dia puasa atau tidak, anak malah akan tertekan dan berkelit.
Karenanya, jauh-jauh hari sebelum puasa, tanamkan kejujuran dalam dirinya. Jujur berarti mencintai diri sendiri apa adanya dan tahu batas kemampuan.
Jika memang puasanya batal atau tidak kuat meneruskan, tanpa diminta, ia mengaku pada orang tua. Sebagai orang tua, Anda pun tak perlu kecewa apalagi marah jika anak sudah jujur. Selanjutnya, semangati anak untuk tetap berpuasa di keesokan harinya dan memintanya untuk bertahan dari godaan teman-teman ataupun iklan-iklan makanan minuman yang menggoda selera di televisi.
Lalu apa yang harus dilakukan ketika orang tua menangkap basah anaknya tak melaksanakan puasa? Lakukan pendekatan secara halus, jangan pernah meremehkannya, dan beri penjelasan bahwa puasa adalah ibadah yang memerlukan perjuangan, salah satunya dengan menahan nafsu lahir batin.
Jika anak sering berbohong soal puasa, keluarkanlah ketegasan Anda sebagai orang tuanya. Tanamkan bahwa berbohong adalah perilaku yang tak disukai Tuhan plus beri hukuman dengan menghentikan kegemarannya sementara waktu. Misalnya, stop bermain selama seminggu atau tidak boleh menonton kartun favoritnya.
Selamat berpuasa, ya!
Hasto Prianggoro, Astrid Isnawati /berbagai sumber
KOMENTAR