Agak sulit mencegahnya. Dan sulit pula mengenali gejala awalnya. Tahu-tahu dokter menyarankan untuk operasi. Aduh, bahaya enggak, sih ?
Adi, bocah berumur 4 tahun, suatu siang menjerit-jerit kesakitan tanpa sebab. Setelah ditanya, ia mengaku merasa sakit di daerah selangkangan pahanya. Ketika ibu Adi mencoba meraba ternyata terdapat benjolan di sekitar daerah itu. Kemudian, hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Adi mengalami hernia.
Benarkah hernia bisa juga dialami oleh anak sekecil Adi? Kendati jarang, menurut Dr.dr.H. Muljono Wirjodiarjo, SpA(K), mungkin saja kasus hernia terjadi pada anak. Pengertian umum hernia sendiri, kata dokter dari RS Internasional Bintaro ini, adalah perpindahan isi suatu ruangan ke ruangan lain melewati dinding pemisah. "Biasanya dari ruangan yang tekanannya tinggi ke ruangan yang tekanannya rendah." Pada tubuh manusia, hernia terjadi pada rongga-rongga yang rawan terjadi seperti itu.
Misalnya, hernia pada otak karena tumor di satu bagian otak yang kemudian mendesak ke ruangan lain. Bisa juga terjadi pada rongga dada. "Hernia akan terjadi jika muncul penyakit yang menyebabkan sumbatan sehingga rongga paru-paru di sebelah lebih besar dari rongga lain."
Antara rongga dada dan rongga perut terdapat sekat yang disebut diafragma. Bisa terjadi, karena tekanannya tinggi, isi perut kemudian mendesak ke rongga dada sehingga mendesak paru-paru. Nah, antara rongga perut dan rongga kemaluan juga terdapat rongga. Biasanya, karena tekanan di rongga perut tinggi, maka isi rongga perut turun ke rongga kemaluan. Hernia inilah yang umum dikenal masyarakat. "Ini biasa disebut hernia inguinal dan populer terjadi pada anak." Dulu, terang Muljono, penyakit ini biasanya tidak segera ditangani, sehingga akan berlanjut sampai dewasa. "Tetapi ada juga hernia yang menyerang orang dewasa yang biasa mengangkat beban-beban berat. Istilahnya turun berok atau burut," lanjut Muljono.
DI BAWAH SATU TAHUN
Jadi, jelaslah kini bagi kita bahwa hernia inguinal terjadi di daerah selangkangan. Hal ini terjadi karena dinding pembatasnya lemah, sehingga isi perut bisa menembus ke rongga buah zakar (scrotum). Biasanya, lanjut Muljono, awalnya hanya berupa benjolan di atas paha bagian dalam. Benjolan ini keras, seringkali berwarna biru, dan jika disentuh terasa sakit. Gejalanya, anak tiba-tiba menjerit kesakitan tanpa sebab, meski ada juga yang tidak terasa sakit. "Seringkali ini muncul di paha sebelah kanan dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki."
Benjolan ini biasanya baru muncul saat isi perut belum mencapai scrotum. Tetapi, bisa saja karena tekanan tinggi atau dinding lemah, isi perut masuk ke dalam scrotum. "Saat masuk, terasa sakit. Tetapi saat anak tenang, kadang-kadang hilang lagi." Lama-lama, usus akan masuk atau berpindah tempat ke scrotum.
"Jika ini yang terjadi, akan sulit untuk kembali dan gejala yang timbul akan lebih sakit." Munculnya benjolan ini bisa saja merupakan bawaan sejak lahir. Ada juga yang muncul dua tiga minggu, atau beberapa bulan setelah lahir. Jika ringan, munculnya benjolan biasanya agak lambat. "Biasanya muncul muncul di bawah usia setahun. Jika setelah satu tahun enggak muncul, maka biasanya nggak terjadi seterusnya," terang Muljono.
Pada anak yang masih belum bisa berjalan, barangkali kemungkinan hernia tidak begitu menonjol, meskipun ada. Aktifitas fisik sangat mempengaruhi. Semakin besar anak, tenaganya pun semakin kuat, sehingga tekanan dalam rongga perut lebih besar. "Jadi, hilang munculnya hernia ini karena perbedaan tekanan yang muncul," ujar Muljono. Karena itu, orang tua harus lebih rajin memperhatikan anak berusia setahun atau yang sudah mulai berjalan. "Misalnya, sehabis lari-lari tiba-tiba anak menangis. Perhatikan apakah ada benjolan.
Ada lagi kejadian, anak terkena flu dan batuk keras kemudian hernianya muncul. Dengan batuk, tekanan dalam perut menguat. Sehingga, hernia yang selama ini tidak muncul, tiba-tiba muncul," jelas Muljono. Selama benjolan itu masih bisa bolak-balik, lanjutnya, tak akan terlalu menimbulkan masalah. Tetapi, bila sudah masuk ke rongga scrotum, maka akan menjadi masalah. Seringkali, karena melewati lubang kecil pada dinding pembatas, sehingga usus seperti tercekik. Akibatnya, darah tidak bisa kembali dan akan makin membesar. "Ini yang sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan baik."
BUAH ZAKAR TERLAMBAT TURUN
Yang harus diperhatikan, lanjut Muljono, ada keadaan mirip seperti hernia yang sangat perlu diketahui oleh orang tua. Benjolan yang muncul di lipatan antara paha dan perut seringkali bukan hernia. "Ini adalah buah zakar yang terlambat turun. Seringkali pada bayi memang ada keadaan dimana salah satu buah zakar turun dan salah satunya belum, atau kadang-kadang keduanya belum turun (retensio testis).
Nah, seringkali orang keliru dan dianggap sebagai hernia." Oleh karena itu, dalam keadaan demikian sebaiknya orang tua lebih teliti lagi terhadap anak. "Kantung buah zakar anak harus diperiksa, apakah buah zakar sudah ada atau belum. Kalau belum ada berarti memang belum turun," ujar Muljono.
Yang tak kalah pentingnya untuk diketahui, daerah sekitar antara perut dan paha merupakan daerah yang gampang terinfeksi. Apalagi pada anak yang gemuk. Mungkin sehabis pipis atau buang air besar, popok atau celananya tidak diganti, sehingga kemudian terjadi bisul atau abses yang pada awalnya seperti hernia. "Bisul ini kalau diraba terasa sakit. Meski jarang terjadi, tetapi harus hati-hati." Bisul ini biasanya nyerinya bukan main dan setiap hari semakin besar dan merah. "Pada umumnya kalau dipegang juga terasa agak hangat. Anak juga nangis terus-terusan," lanjut Muljono.
SEGERA DITANGANI DOKTER
Dulu, jika masih berupa benjolan kecil, seringkali ditunggu karena diharapkan akan sembuh sendiri. "Tetapi sekarang tidak lagi. Biasanya akan segera ditangani, karena operasinya pun bukan operasi berat. Begitu muncul, dokter sering menganjurkan supaya dioperasi saja, apalagi kalau sampai anak kesakitan." Sebaiknya, begitu curiga, anak segera dibawa ke dokter.
"Kita lihat benjolan di batas perut dan paha. Kemudian yang juga dilihat adalah kantung scrotum. Biasanya jika isi perut sudah turun, kantung buah zakar akan menjadi besar, berwarna biru dan keras." Biasanya dokter yang sudah terlatih akan dengan mudah mengembalikan isi perut dari kantung buah zakar ke atas. "Tetapi ini memerlukan teknik khusus. Kalau tidak justru akan berbahaya, karena kalau dipijit-pijit terus akan semakin membengkak. "Jadi, orang awam sebaiknya tidak segera memasukkan sendiri," ujar Muljono.
Tetapi, ingat Muljono, orang tua perlu pula hati-hati dalam mengenali scrotum yang membesar, karena ada juga keadaan lain dimana buah zakar membesar sebelah karena berisi air. "Ini terjadi jika buah zakar mengandung air, sehingga salah satunya akan membesar karena berisi air yang dikenal dengan hidrocel testis."
Kadang-kadang, kalau tidak berpengalaman, sulit membedakan antara hernia dengan hidrocel testis. "Tetapi, biasanya ini akan mengecil sendiri. Jadi, jangan coba-coba misalnya untuk menyedot cairan selama tidak terlalu besar. Sebab, kadang-kadang, disangka hidrocel testis kemudian ditusuk, ternyata hernia. Jadi, harus betul-batul hati-hati dalam membedakan antara hernia dengan keadaan lain tadi." Nah, hidrocel testis inilah yang berkaitan dengan kesuburan seorang pria kelak. Penyebabnya, hernia yang didiamkan akan membuat buah zakar tergencet dan membuat fungsinya buruk. "Tetapi secara umum, tidak akan terjadi, kok, jika ditangani dengan baik."
PERAN ORANG TUA
Karena bersifat kongenital, penyebab hernia tidak bisa diketahui dengan pasti. Tetapi, untuk tindakan pencegahan, para orang tua kita dulu sering menggunakan popok khusus untuk bayinya agar menekan bagian yang lemah supaya tidak dilewati isi perut. "Tetapi, kenyataannya tidak begitu efektif. Sekarang, biasanya akan dioperasi oleh ahli bedah anak. Operasinya tidak begitu berat, kok."
Seringkali, jika hernia ditemukan di sebelah kiri, dokter akan memperbaiki sekaligus kedua-duanya, baik yang sebelah kiri maupun sebelah kanan. "Menurut pengalaman, kalau di sebelah kiri muncul maka di sebelah kanan pun pasti akan muncul lagi. Jadi sekaligus saja dibetulkan. Tetapi kalau yang kanan muncul duluan, jarang diikuti oleh yang sebelah kiri," ujar Muljono. Operasi bisa dilakukan secepat mungkin, begitu diketahui. "Tetapi, tentu menunggu sampai kondisi yang terbaik. Bahkan kalau diketahui setelah lahir, sebelum pulang pun ada yang langsung dioperasi."
Agar segera terdeteksi, secara umum, orang tua harus concern terhadap tubuh anak. Jadi, pada saat memandikan atau menggantikan popok, orang tua harus waspada, apakah ada benjolan atau tidak di daerah antara paha dan perut. Seringkali, ada orang tua yang tidak begitu perhatian dan tidak tahu terjadi perubahan pada tubuh anaknya. "Tahu-tahu sudah berat. Padahal, menurut pengalaman, gejala hernia sudah akan muncul sejak awal," ujar Muljono. Nah, mulai sekarang, bukan cuma tingkah laku si kecil saja yang harus diamati, tetapi juga dengan perubahan tubuhnya.
Hasto Prianggoro /nakita
KOMENTAR