Idealnya, untuk menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, keluarga perlu memiliki ruang baca semisal perpustakaan kecil. "Lemari buku bisa merangsang anak agar terbiasa menganggap buku sebagai media. Sehingga ada motivasi intrinsik yang bisa menggelitik anak untuk ingin tahu dan tertarik pada media tersebut," papar Gerda.
Tentu saja hal ini tak berarti Anda lalu memaksakan diri untuk membuat perpustakaan kecil sementara kondisi keuangan sedang tak memungkinkan. Karena sebenarnya yang terpenting ialah bagaimana orang tua bisa menciptakan atmosfer baca bagi anak. Misalnya, orang tua punya kebiasaan membaca. "Kalau anak suka melihat ibunya suka membaca atau ayahnya punya banyak bacaan, maka dengan sendirinya anak juga ingin tahu. Tapi kalau ayah-ibunya pulang kerja langsung nonton teve, bagaimana minat dan kebiasaan membaca pada anak bisa tercipta?"
Dengan kata lain, bila sejak kecil anak sudah dibiasakan bahwa membaca merupakan suatu dorongan kebutuhan internal dan ia merasakan hal itu sebagai suatu insentif bagi dirinya, maka ia akan senang mencari buku-buku baru. Tapi bila ia tak merasakan interaksi dalam proses membaca sebagai suatu kebutuhan, maka ia pun sulit untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.
Orang tua sebaiknya juga berdiskusi dengan anak tentang suatu bacaan tertentu, sehingga keinginan anak untuk membaca akan berkembang. Hal ini akan sangat membantu si anak kelak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, untuk berpikir kritis dan punya khasanah literatur yang cukup luas.
Yang patut diingat, pesan Lee Tzu Pheng, perhatian penuh orang tua pada minat anak akan buku jauh lebih efektif untuk memberi dorongan pada anak, ketimbang kemampuan orang tua dalam hal berbicara, membaca, maupun mendongeng.
Nah, mulai sekarang cantumkan di agenda belanja untuk membeli buku buat si kecil, ya, Bu-Pak!
Memikat Anak Agar Semakin Berminat
* Jadikan rumah Anda sebagai tempat di mana anak bisa mendapatkan segala jenis bacaan. Tentu Anda tak harus membeli semuanya. Anda bisa meminjamnya dari perpustakaan. Taruh buku-buku tersebut di tempat yang mudah dijangkau anak.
* Libatkan anak saat mencari buku di perpustakaan maupun membeli di toko buku. Biarkan ia menyaksikan Anda membaca. Dengan begitu, ia pun akan membutuhkan bacaan sebagai bagian dari hidupnya seperti yang orang tuanya lakukan.
* Bila Anda memberikan sesuatu buku kepada si kecil, Anda pun harus tahu isinya. Sehingga anak akan tahu bahwa Anda juga membaca sekaligus menikmati kegiatan membaca.
* Beri anak bacaan sebagai miliknya, termasuk tempat untuk menyimpan buku-buku miliknya itu. Hal ini membuatnya menerima buku sebagai bagian dari dirinya dan akan menjadikannya sebagai "mainan" seperti halnya mainan lain miliknya. Anda bisa membantu menuliskan namanya di buku-buku miliknya, sehingga ia makin merasa buku-buku tersebut memang miliknya.
* Ajari ia menjaga buku-bukunya. Dengan menanamkan sikap ini, ia akan merawat buku-buku, meski bukan miliknya, karena memang ia merasa bahwa buku harus dirawat. Pisahkan mana buku pinjaman dari perpustakaan dan mana yang bukan. Ajari anak untuk lebih merawat buku-buku pinjaman, karena buku-buku tersebut masih dibutuhkan orang lain.
* Jadikan kebiasaan memberi hadiah buku. Misalnya, saat si kecil ulang tahun. Hal ini akan membuat anak merasa bahwa buku memang benda berharga.
* Sediakan waktu khusus untuk beraktivitas dengan buku. Misalnya, mendongeng, membaca puisi, atau masing-masing anggota keluarga membaca sendiri-sendiri.
* Membacalah di mana pun berada. Bawa buku ke mana pun Anda dan anak pergi semisal saat menunggu dokter di klinik. Sehingga anak bisa melepas kebosanan dan menemukan kesenangan dengan membaca.
Hasto Prianggoro/nakita
KOMENTAR