Pembentukan otak akan berhenti setelah bayi lahir. Tetapi, bisakah otak dirangsang agar kemampuan ana bisa ditingkatkan ?
Hal yang membedakan anak dengan manusia dewasa adalah proses tumbuh kembang pada anak. Tumbuh berarti sel-sel tubuh bertambah jumlahnya dan makin membesar, sedangkan kembang berarti sel-sel tersebut semakin matang fungsinya. "Proses pertumbuhan dan perkembangan Susunan Syaraf Pusat (SSP) atau otak merupakan proses yang sangat vital untuk menjadi manusia dewasa yang sempurna," kata Dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.AK, konsultan syaraf anak dari Bag. Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.
Otak memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Organ dengan berat 1.400 gram ini merupakan pusat pengendali berbagai aktivitas. Otak merupakan organ yang mengatur fungsi motorik, baik motorik kasar maupun halus, bidang kognitif atau kecerdasan, fungsi bicara dan berbahasa, serta fungsi sosialisasi.
MASA TERPENTING
Pertumbuhan dan perkembangan otak, lanjut Hardiono, merupakan peristiwa sangat kompleks yang dipengaruhi faktor genetik atau bawaan dan faktor lingkungan. Pertumbuhan ini berlangsung sejak janin berada dalam kandungan dan pada masa setelah lahir. "Untuk mendapatkan anak yang berkualitas baik di kemudian hari, orang tua, khususnya ibu, harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya." Persiapan itu mencakup sejak perencanaan kehamilan, saat hamil, bersalin, kemudian perawatan anak setelah dilahirkan.
Pada waktu lahir, pembentukan otak sebetulnya sudah sempurna. "Penambahan jumlah sel syaraf telah selesai pada saat kelahiran dan tidak bertambah lagi," ujar Hardiono. Berat otak telah mencapai 400 gram ketika lahir, sesuai dengan lingkar kepala, yakni 32 sampai 36 cm.
Yang kemudian terjadi setelah kelahiran adalah hanya pematangan fungsi sel syaraf dan berkembangnya selubung syaraf atau mielin yang disebut mielinisasi. Ini berlangsung hingga anak berusia 4 sampai 5 tahun. "Yang berkembang adalah hubungan antara satu syaraf dengan syaraf yang lain. Stimulasi yang dilakukan setelah kelahiran, baik pada anak normal maupun pada anak yang terganggu syarafnya, tujuannya adalah mengembangkan hubungan (network) antara satu syaraf dengan syaraf lain," lanjut Hardiono.
Seandainya terjadi gangguan pada sebagian sel syaraf, upaya yang dilakukan, semisal pengobatan, bukan ditujukan untuk regenerasi atau membuat sel syaraf menjadi normal kembali, "Tetapi lebih kepada supaya fungsinya bisa diambil alih oleh sel-sel syaraf di sekitarnya yang masih sempuran,"lanjut Hardiono.
Jelas bahwa masa embrio atau masa janin merupakan masa terpenting bagi perkembangan sel-sel syaraf dan merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan. "Kalau terjadi gangguan pada masa ini, akan mengakibatkan otak tidak sempurna," ujar Hardiono.
ORANG TUA MENOLAK
Jadi, orang tua sebaiknya mengenali dan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara keseluruhan. Ada beberapa cara untuk mengenali dan memantau perkembangan otak. Salah satunya, yang paling dini, adalah melihat bagaimana anak bisa mengenali seseorang. "Artinya, sejak kapan anak melakukan kontak sosial," ujar Hardiono.
Biasanya, anak usia 1 hingga 2 bulan sudah bisa diajak berkomunikasi. Lewat tawa, misalnya. Jika diajak bercanda, ia tertawa senang. "Berarti, perkembangannya normal. Kalau sampai usia 2 bulan bayi belum menunjukkan kontak sosial, kemungkinan ada sesuatu yang tidak normal," lanjutnya.
Cara lain, perhatikan bagaimana interpretasi bayi saat melihat objek dan apakah ia berupaya mengambil objek tersebut. Biasanya ini terjadi saat bayi berusia 4 sampai 5 bulan. "Artinya, kita lihat kemampuan visual yang digabungkan dengan kemampuan motorik halus," ujar Hardiono. Berikutnya, saat anak berumur 1 tahun, bisa dilihat dari kemampuannya berbicara. Apakah ia sudah mampu bisa bicara atau belum.
Yang sering menjadi masalah, bila anak mengalami gangguan, orang tua tak segera mengambil tindakan. Misalnya, saat ia merasa ada yang tak beres dengan anaknya, yang biasanya justru muncul adalah perasaan menolak (reject). "Orang tua tak mau mengakui bahwa memang ada yang tak beres pada anaknya. Fase ini memang hampir selalu terjadi," jelas Hardiono.
Reaksi berikut adalah orang tua biasanya menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Misalnya, "Ah, enggak apa-apa, dulu kakaknya juga telat, kok, ngomongnya." atau "Anak perempuan memang biasanya lebih cepat bisa bicara dibanding jalan." Di samping itu, tambah Hardiono, "Dokter kadang juga berperan. Jika ada orang tua mengeluh, si dokter bilang, tak apa-apa."
Jadi, anjur Hardiono, jika muncul kecurigaan atau keluhan seberapa pun kecilnya, baik dari orang tua maupun dokter, sebaiknya segera diperiksa sedini mungkin. "Makin ditunda, maka akan makin jelek," lanjut Hardiono.
KONSULTASI SEBELUM HAMIL
Kecerdasan merupakan salah satu fase dari hasil akhir otak. Kurang cerdasnya seseorang disebut sebagai retardasi mental (RM). Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh gangguan medis, tetapi juga ditentukan oleh faktor lingkungan dan sosio-kultural.
Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya memiliki otak yang sempurna. Menurut Hardiono, untuk mewujudkan keinginan ini, ada beberapa fase yang harus diperhatikan dilakukan orang tua, khususnya ibu.
Yang pertama adalah konsultasi awal sebelum kehamilan. "Pada saat konsultasi, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan awal yang diperlukan. Misalnya, dari segi syaraf anak, dilakukan pemeriksaan infeksi kehamilan, seperti toksoplasma, rubella, dan sebagainya," lanjut Hardiono.
Dengan melakukan konsultasi awal sebelum kehamilan, pasangan akan bisa menentukan, apakah akan menunda kehamilan karena infeksi yang masih aktif, misalnya. "Ada beberapa infeksi yang bisa mengganggu susunan syaraf pusat janin," ujar Hardiono. Infeksi ini bisa menyebabkan terjadinya retardasi mental pada bayi yang baru lahir.
Selain itu, ibu yang tengah mengandung juga harus mengkonsumsi makanan yang bergizi, ditambah vitamin khusus untuk mencegah kelainan syaraf. "Misalnya mengkonsumsi asam folat sejak sebelum hamil untuk mencegah gangguan penutupan tulang belakang yang merupakan salah satu gangguan pada otak."
UKURAN LINGKAR KEPALA
Selama hamil, ibu sebaiknya juga rajin melakukan kontrol ke dokter. Pada masa kehamilan ini, biasanya juga dilakukan pemeriksaan serial yang diperlukan otak. "Misalnya, apakah perkembangan lingkar kepala janin normal atau tidak. Kalau sejak hamil ukuran lingkar kepala janin sudah kecil, tandanya sudah jelek," lanjut Hardiono.
Ukuran lingkar kepala harus dipantau, karena hal ini memiliki korelasi kuat dengan perkembangan dan pertumbuhan otak. "Ukurannya tak boleh kekecilan juga tak boleh kebesaran. Jika terlalu kecil, artinya tak berkembang. Sebaliknya, jika besar, belum tentu normal."
Untuk mengetahui perkembangan ukuran lingkar kepala janin tersebut, bisa dilakukan dengan USG. Dokter akan melihat, apakah ukuran lingkar kepala sesuai dengan ukuran perkembangan otak. Selain itu, bisa dilihat ada-tidaknya kelainan berat pada kepala atau tulang belakang.
Masa 18 minggu pertama kehamilan, tegas Hardiono, merupakan masa pembentukan otak. "Selama tiga bulan pertama kehamilan, tak boleh ada kejadian buruk pada ibu," ujar Hardiono. Misalnya, ibu sakit berat sampai harus dirawat, mengalami perdarahan pada awal kehamilan, asma berat sehingga oksigen ke janin kurang, dan sebagainya. "Bahkan, pasangan tak boleh berantem. Misalnya, konflik pada pasangan yang tidak mengharapkan kehamilan. Perasaan menyesali kehamilan, diduga bisa menimbulkan IQ rendah pada janin yang tengah dikandung. Jadi, pasangan harus rukun."
Selain itu, ibu juga tidak boleh meminum obat-obat yang bisa mengganggu pembentukan syaraf, misalnya obat penurun panas. "Jadi, jangan minum obat sembarangan. Kalau pusing, ya, pergi ke dokter. Juga jangan ada percobaan pengguguran kehamilan. Kalau upaya pengguguran gagal, akan berakibat buruk pada janin yang tengah dikandung, misalnya kecerdasan berkurang," ujar Hardiono.
GIZI BAGUS
Selain hal-hal di atas, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan otak anak. Yang jelas, proses kelahiran harus normal. "Artinya, bayi lahir tanpa komplikasi apa-apa," ujar Hardiono.
Salah satu upaya meningkatkan kemampuan bayi tadi adalah dengan terapi musik. "Memperdengarkan musik ke perut ibu, terbukti dapat membantu meningkatkan IQ," ujar Hardiono. Stimulasi lain juga bisa diberikan, misalnya berbicara pada janin. "Pokoknya, berikan segala perasaan yang enak pada janin. Jangan berikan yang tidak nyaman," ujar Hardiono.
Lalu upaya apa yang bisa dilakukan ketika bayi telah lahir? "Beri anak gizi yang baik. Paling tidak, sampai anak berusia 5 tahun." Kadang-kadang, pada bayi yang lahir prematur, diperlukan zat gizi khusus. Misalnya, DHA, Omega 3, atau Omega 6. "DHA, Omega 3 atau Omega 6 ini sebetulnya efeknya cuma bagus bagi bayi prematur. Sebab, pengaruhnya tidak pada seluruh susunan syaraf, tetapi hanya pada syaraf tertentu, misalnya syaraf mata," ujar Hardiono seraya melanjutkan, belum ada bukti bahwa DHA, Omega 3, maupun Omega 6 dapat membantu perkembangan otak pada anak yang lebih besar. "Yang sudah terbukti hanya pada bayi prematur."
Bayi sebaiknya juga diberi stimulasi, baik stimulasi motorik maupun stimulasi sensorik. Stimulasi motorik misalnya dengan senam bayi. Sedangkan stimulasi sensorik, misalnya dengan touch therapy atau terapi sentuh, seperti pijat bayi. "Sentuhan atau pijatan dengan teknik tertentu juga bisa menstimulasi perkembangan otaknya," ujar Hardiono.
Hardiono menganjurkan agar orang tua banyak bergaul dengan bayi mulai sejak ada dalam kandungan. "Misalnya lewat sentuhan, bicara, atau musik. Pokoknya, semua yang bisa merangsang panca indera anak sebaiknya, dilakukan."
Nah, Bu, kalau cuma mengajak bicara dan mengelus, bukan hal sulit, kan?
Hasto Prianggoro/nakita
KOMENTAR