Tapi, kreativitas intelektual saja masih belum cukup. Karena anak yang intelektualitasnya kreatif namun tak harmoni, akan menjadikannya eksklusif (terpisah dari yang lain). "Jadi, ketiga unsur tersebut harus ada. Nah, musik mempunyai kontribusi terhadap tumbuhnya individu-individu yang memiliki intelektualitas, kreatif, dan harmoni," ujar Adi Tagor.
Pada musik, tuturnya, banyak sekali terdapat harmoni atau improvisasi yang dasarnya adalah kreativitas. "Secara non logic, hal ini akan merangsang kreativitas si bayi kelak." Untuk itu, sejak bayi harus sudah diperkenalkan bahwa harmoni itu bagus, indah, dan lebih enak daripada disharmoni. "Harmoni tak akan bisa diciptakan kalau tak dikenalkan sejak dini."
MUSIK SEDERHANA
Untuk tahap pengenalan, saran Adi Tagor, perkenalkan si bayi dengan nada-nada biasa yang harmoninya ringan. "Karena kemampuan penangkapan audile bayi masih sederhana." Misalnya, musik atau lagu sederhana yang tak memakai banyak instrumen atau komposisinya rumit. Selain itu, "Volume dan desibel musik sebaiknya jangan terlalu tinggi. Karena kemampuan diferensiasi si bayi juga masih terbatas, seperti membedakan setengah atau seperempat nada."
Contoh musik-musik sederhana semisal lagu-lagu lokal yang sifatnya membuat enak bayi. Antara lain, lullaby atau lagu-lagu keagamaan.
Yang harus diingat, pesan Adi Tagor, musik sudah mencerminkan sendiri peran apa yang ingin disampaikan, "Apakah pesan menenangkan atau menggelisahkan." Jadi, jangan putarkan lagu atau musik yang justru membuat si bayi gelisah semisal musik berirama keras.
Nah, sudah tahu, kan, sekarang apa pengaruh musik pada bayi?Hasto Prianggoro/nakita
KOMENTAR