Bayi yang gampang menangis atau marah sering membikin orang tua kesal. Sebaliknya, bayi yang tenang dan teratur, bikin orang tua senang. Nah, seperti apa temperamen bayi Anda?
Bila kita amati, setiap bayi sejak awal kehidupannya pasti berbeda-beda. Ada yang sering menangis, ada yang tidurnya gampang atau teratur, tapi ada yang sering terbangun dan suka begadang. Ada pula yang terus menerus bergerak selagi bangun, ada yang tenang, nggak rewel, dan sebagainya.
Perbedaan tersebut, oleh ahli dikatakan sebagai temperamen si bayi. Dari sudut pandang psikologi perkembangan, seperti dituturkan Dra. Psi. Evi Sukmaningrum dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta, temperamen ialah sejumlah perbedaan karakteristik pada individu yang mencakup emosi, atensi, aktivitas, serta regulasi (pengaturan) dan kontrol diri dalam melakukan aktivitas maupun berespon secara emosional.
Sejak lahir, terang lulusan Fakultas Psikologi Unpad Bandung ini, kebanyakan yang muncul pada bayi ialah respon negatif. "Misalnya, menangis karena lapar. Tapi begitu ia sudah mulai tahu obyek atau lingkungan, muncullah respon positif. Meskipun bisa saja emosi negatif tetap terbawa."
Tapi untuk melihat temperamen macam apa yang dimiliki si bayi, maka harus dilihat pula tingkatannya. Misalnya, seberapa sering ia memunculkan respon negatif seperti marah atau menangis. "Bayi yang marah akan mengungkapkan kemarahannya lewat menangis." Nah, jika intensitas atau frekuensi kemarahannya sangat sering, "Mungkin bisa disebut si bayi cenderung punya temperamen cepat marah."
PERKEMBANGAN TEMPERAMEN
Lebih lanjut dijelaskan oleh Evi, temperamen bayi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 golongan, yaitu mudah, sulit, dan lambat. "Bayi yang mudah akan gampang merespon perubahan. Ia mudah menerima makanan dan mainan baru, beradaptasi dengan lingkungan ataupun orang baru." Ia juga tak gampang ngambek, mood-nya selalu bagus, dan cepat mengembangkan jadwal kegiatan yang teratur seperti jadwal tidur ataupun makan.
Sebaliknya pada bayi sulit, ia susah sekali merespon perubahan. Tak gampang beradaptasi dengan lingkungan baru, apalagi dekat dengan orang baru. Gampang ngambek, menangis, dan marah. Jadwal tidur dan makannya juga tak teratur.
Sedangkan bayi yang lambat, responnya, baik positif maupun negatif, tak berlebihan. Jika berhadapan dengan stimulus baru, entah makanan, mainan, lingkungan maupun orang baru, pada awalnya akan memberikan respon negatif. Tapi secara bertahap ia akan mengembangkan rasa sukanya terhadap stimulus baru. Jadwal tidur dan makannya lebih teratur dibanding bayi sulit tapi kurang bagus dibanding bayi yang mudah.
Perkembangan ketiga temperamen tersebut, terang Evi, dapat dilihat dari 3 periode, yakni:
* Masa Neonatal (0-2 bulan).
Pada periode ini, aspek-aspek yang muncul dan bisa dilihat ialah emosi negatif (seperti marah dan menangis), tingkat aktivitas (aktif-tidaknya), distractibility (seberapa mudah perhatiannya beralih) dan rentang atensi, serta approach and withdrawal (bagaimana responnya terhadap stimulus baru).
* Early infancy (2-6 bulan).
Selain muncul aspek-aspek di masa neonatal, juga akan muncul aspek lain seperti emosi positif. Misalnya, tersenyum, tertawa, dan melakukan vokalisasi.
KOMENTAR