Mengompol sebenarnya masih dikategorikan wajar jika terjadi anak sampai usia 4 tahun. Akan tetapi, fakta menunjukkan sekitar 14 persen anak-anak usia 5-13 tahun masih ngompol ketika tidur.
Mengompol juga terjadi tiga kali lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan.
Jika Si Kecil termasuk salah satunya, Anda harus segera melakukan langkah-langkah pencegahannya agar tak berlanjut hingga dewasa atau bahkan membuatnya tak percaya diri.
Dari Gen Sampai Stres
Mengompol saat tidur yang dikenal dalam istilah medis sebagai nocturnal enuresis awalnya dianggap sebagai cara anak mencari perhatian.
Setelah diadakan penelitian mendalam, barulah diketahui jika mengompol bisa disebabkan oleh faktor keturunan, sama halnya dengan mewarisi warna mata yang sama dari ibu atau ayah.
Pemicu nocturnal enuresis lainnya adalah tingkat produksi urin pada anak lebih tinggi ketika malam hari. Ini memang mengindikasikan adanya kelainan pada cara kerja kandung kemih.
Tapi, tak perlu khawatir, karena seiring waktu, otak dan syaraf akan menormalkan fungsi kandung kemih. Inilah mengapa jarang sekali mengompol mendapat penanganan khusus jika belum mencapai usia 6-7 tahun.
Atau bisa jadi karena kandung kemih yang terlalu kecil, kebiasaan tidur yang terlalu pulas.
Faktor lain yang ikut berkontribusi adalah kelelahan, stres (misalnya bermasalah di sekolah atau dengan teman sebaya), konstipasi, infeksi area kandung kemih, kadang disebabkan oleh gagal ginjal atau diabetes.
Jika ingin lebih waspada, baiknya segera periksakan anak sehingga bisa diketahui penyebab pastinya.
KOMENTAR