Siapa sih yang tidak suka diayun? Apalagi seorang bayi. Ayunan lembut ibarat buaian yang bisa membuat bayi tenang dan terlelap. Namun, ini berbeda dengan guncangan. Sering, kan, kita lihat orang tua yang mengguncang-guncang bayinya dengan keras, dengan tujuan supaya Si Kecil berhenti menangis atau rewel.
Hati-hati, guncangan semacam ini bisa mengakibatkan Si Kecil cedera dan bahkan bisa berakibat fatal. Ini yang disebut Shaken Baby Syndrome (SBS), istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah bentuk kekerasan terhadap anak. Disebabkan oleh guncangan keras yang dilakukan terhadapnya, biasanya karena marah atau kesal.
Tujuannya, supaya anak berhenti menangis atau rewel yang merupakan penyebab nomor satu terjadinya tindak kekerasan yang berakibat SBS. Penyebab lain misalnya karena bayi atau anak sulit makan.
Data menunjukkan, umumnya bayi yang mendapat SBS berlatar belakang keluarga tertentu. Biasanya terjadi pada kelompok yang punya masalah dalam kehidupan rumah tangga atau kehidupan keluarganya tak harmonis. Jika bayinya menangis atau tak mau diam, maka orang tua akan mengguncang bayi saat menggendong, dan akan mengguncang semakin keras jika tangisan semakin kencang.
SBS biasa terjadi pada bayi di bawah 1 tahun. Akibat guncangan tadi, bayi bisa mengalami cedera otak permanen, cedera urat saraf tulang belakang, pendarahan pada mata (retinal hemorrhages), bahkan kematian. Data di Amerika menunjukkan, terdapat sekitar 1000 hingga 1500 kasus SBS setiap tahun, sebagian besar korbannya adalah bayi berusia 3-8 bulan. Kasus yang lebih sedikit ditemukan pada balita hingga usia 4 tahun.
Muntah Dan Kejang
Sindrom ini sudah diketahui sejak tahun 1972 ketika ditemukan beberapa kasus bayi dengan gejala gangguan muntah-muntah, kejang-kejang, tapi keadaan kepalanya baik-baik saja. Setelah diperiksa, ternyata ada robekan di pembuluh darah otak yang menyebabkan terjadinya perdarahan. Derajat kerusakan otak tergantung kepada jumlah dan durasi guncangan yang dialami anak.
Kenapa bisa berakibat fatal? Pasalnya, struktur tubuh bayi masih lemah. Otaknya masih berisi banyak cairan, otot-otot lehernya juga belum mampu menyangga dengan baik dan stabil. Guncangan yang kuat pada bayi bisa menyebabkan terjadinya tarikan/ rentangan antara otak dengan selaput otak yang melekat pada tulang kepala.
Rentangan ini menyebabkan terjadinya robekan pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan antara otak dengan selaput otak itu. Meski robekannya amat kecil, tetap saja sangat berarti. Kalau sampai terjadi perdarahan di otak, akan sulit diatasi.
Terjadinya perdarahan di otak dapat ditandai dengan muntah-muntah dan kejang-kejang. Kondisi yang paling parah bisa menyebabkan bayi tidak sadarkan diri, bahkan kematian. Gejala lain adalah perdarahan di retina mata yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kebutaan.
Orang tua wajib waspada jika menemukan gejala-gejala seperti disebut di atas. Segera periksakan anak, termasuk pemeriksaan otak atau CT-scan, supaya gambaran isi tempurung kepala bayi bisa diperoleh. Guncangan atau ayunan yang kuat juga bisa membuat tulang kaki, tungkai, serta lengan, patah. Ini bisa terjadi karena saat mengayun bayi, yang dipegang bukan badannya melainkan lengan, kaki, atau ketiaknya.
Jadi, jangan pernah mengguncang bayi atau anak.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR