lJelaskan arti berbohong. Diskusikan juga akibat dari berbohong akan membuat orang lain sedih atau membuat orang lain kecewa. Contoh-contoh dari buku cerita atau film bisa membantu anak memahami hal ini.
lImajinasi atau fantasi bukanlah kebohongan. Bicarakan tentang hal ini dan bandingkan dengan realilta. Misalnya ketika ia membicarakan mainan "X", Anda menjelaskan apakah ia mempunyai mainan "X"? Mungkin saja ia berkhayal memiliki mainan "X" suatu hari.
lCiptakan suasana komunikasi yang terbuka sehingga anak pun nyaman bercerita dan tidak merasa "dihakimi".
lUntuk anak seusianya berbohong bukan sesuatu yang patut dihukum. Katakan bahwa Anda tidak akan marah kalau ia belum makan atau mengatakan hal yang sebenarnya.
Bisa saja anak mendapatkan contoh perilaku berbohong dari orang di sekitarnya. Jika itu memang dari orang tuanya, jelaskan kembali kejadian waktu itu berikut alasannya. Kemudian untuk lain kali agar lebih berhati-hati untuk berkata yang tidak jujur saat anak berada di dekat Anda.
l Jika ia berbohong dan Anda mengetahuinya, informasikan hal tersebut dengan cara yang halus. Misalnya ketika belum makan dan tidak mengaku padahal Anda tahu hal itu. "Masa sudah makan? Yang benar? Kapan? Soalnya Bunda lihat lauknya masih utuh, lho. Sekarang sudah malam, dan kamu belum makan malam nanti kamu sakit. Gimana supaya kamu enggak sakit, ayo kita makan bersama."
Demikian jawaban dari kami, semoga bisa membantu mengurangi kekhawatiran Ibu Annisa.
Diah Primi M.Psi
KOMENTAR