Meski dilakukan hampir setiap hari, Raras tak pernah bosan mendengar cerita-cerita ibunya. Begitu juga dengan Santi, baginya, tak ada yang lebih berharga selain melihat putrinya dipenuhi gelak tawa. Sssttt.. dari kegiatan mendongeng ini, tak jarang ide-ide luar biasa datang dari Raras yang membuat dongeng makin seru untuk dilanjutkan.
Kejadian di atas bisa jadi terjadi di kehidupan Anda. Mendongeng memang terlihat sepele, padahal sungguh banyak efek positif yang bisa didapat dari kegiatan ini. Jadi, jangan segan meluangkan waktu untuk mendongeng, yuk? Atau Anda termasuk salah satu orangtua yang tak pernah melewatkan kesempatan ini bersama Anak? Yang jelas, mendongeng punya banyak manfaat dan untuk melakukannya tak harus terpaku dengan yang baku.
Banyak Nilai Positif
Mendongeng untuk anak mungkin terlihat sepele, padahal dari kegiatan ini, begitu banyak manfaat yang bisa diraup. Bisa dibilang, mendongeng justru diperlukan oleh anak-anak untuk meraih potensi mereka yang masih terpendam. Menurut Helen Heard (penulis The Educational Benefits of Story Telling), Jacob dan Wilhelm Grimm (salah satu pencerita ulung di dunia), mengaku lewat cerita yang mereka tulis, ada pesan moral yang diselipkan. Anak mengenal nilai-nilai kesopanan, perjuangan hingga kepahlawanan dari dongeng yang diceritakan.
Nah, anak yang biasa didongengi akan mengingat kebiasaan ini hingga kelak ia tumbuh besar. Dari sini, ia akan lebih bersemangat ketika disodori bacaan dan mempunyai pengetahuan yang lebih luas mengenai kosa kata hingga bahasa.
Selain itu, mendongeng dan bercerita juga membangun rasa kebersamaan dengan keluarga dan sekitarnya. Entah itu orangtua, saudara, kakek-nenek, atau siapapun yang membacakan cerita, pada akhirnya mata anak akan terbuka lebar mengenai warna-warni dunia hingga merasakan keterkaitan batin yang luar biasa. Bercerita juga bagus untuk mengajarkan anak secara halus namun efektif jika Anda ingin menanamkan nilai-nilai hingga kebiasaan positif dalam kesehariannya.
Tahukah Anda? Mendongeng sudah dilakukan sejak zaman purbakala untuk meneruskan riwayat keberadaan mereka dari nenek moyangnya hingga sekarang, sekaligus memberikan ilmu mengenai bahasa ibu. Ketika itu, belum ada huruf apalagi kertas, maka mereka biasanya berkumpul kala malam di tengah api unggun dan memulai cerita pada keturunannya yang masih belia.
Pelajari 8 Trik
Anak mudah sekali bosan, dengan demikian orang tua harus lebih gesit mengejarnya. Agar mendongeng tak menjadi kegiatan membosankan, pelajari trik sederhana dari Paul Arinaga (pemilik The Child Stories Bank).
Pertama, gunakan gambar daripada tulisan belaka. Bagi anak yang masih kecil dan belum bisa membaca, gambar sangatlah membantu mereka untuk memahami inti dari cerita. Jadi, usahakan pilih buku cerita dengan gambar menarik dan penuh warna yang bisa membuat Sang Anak terlena ketika Anda bercerita.
Kedua, sulap pengalaman sehari-harinya menjadi lebih luar biasa. Maksudnya, bercerita tak harus selalu mengikuti pakem dongeng yang ada. Pengalaman sehari-hari sang anak pun bisa dibuat menjadi dongeng dengan menggunakan kosa kata yang penuh imajinasi. Misalnya, daripada menggunakan "Anka pergi ke taman bermain bersama Ayah dengan mobil", lebih seru jika Anda memilih, "Anka bertualang bersama Ayah ke gua berlapis cokelat menggunakan karpet terbang."
Ketiga, selalu cari yang tak biasa. Anda ditanya oleh Si Kecil mengenai kejadian yang ia tak mengerti. Daripada membiarkannya bertanya-tanya, lebih baik putar otak dengan menggunakan perumpaan khas dongeng yang serba imajinatif. Contohnya, dia bertanya mengenai kenapa rambut orang yang lebih tua memutih.
Kembangkan imajinasi lewat jawaban seperti mengumpamakan rambut kakek yang memutih itu adalah helai perak, kakek itu adalah sosok bijaksana yang Anda beri nama dan penjelasan ringan mengapa rambut beruban itu muncul karena kakek sungguh baik hati terhadap sesama, sehingga putih hatinya memancar lewat rambutnya dan ini terjadi ketika kita sudah lama hidup di dunia ini dibanding Anda dan Sang Anak.
(Bersambung)
Astrid Isnawati
KOMENTAR